Vote dulu yuk :)
.
.
.
.Johnny terdiam mematung ditempatnya. Ia begitu terkejut oleh keadaan yang tiba-tiba ini.
Jisung tiba-tiba memeluknya dengan erat dan seolah enggan melepaskannya. Perlahan tubuh anak ini mulai bergetar dan Johnny merasakan air mata telah membasahi baju yang ia pakai
Dengan ragu Johnny mulai menggerakan tangannya untuk membalas pelukan si bungsu. Rasanya benar-benar luar biasa. Johnny merasa hatinya mendesir saat ini
"Kalian, kemarilah juga" ujar Johnny dengan sedikit ragu pada putranya yang lain
Tak perlu menunggu lama, mereka segera melangkah berhamburan menaiki kasur king size itu dan kemudian bergabung dalam pelukan hangat itu.
Johnny merasa teramat sangat bahagia dan begitu bersyukur pada Tuhan, karena telah diberi kesempatan untuk menemui moment ini
"Maafkan ayah nak, maaf " lirih Johnny sembari mengelus punggung putranya itu
"Kami sayang ayah. Tolong jangan tinggalkan kami" ujar Renjun pelan yang bahkan suaranya hampir tak dapat didengar
"Tidak akan. Aku akan tetap disisi kalian dan menjaga kalian semua"
Ziu dan Zena yang melihat hal ini ikut merasa terharu. Bagaimanapun mereka tetap memiliki hubungan darah dan sampai kapanpun, tak akan ada istilah bekas anak.
"Zena harap, om Johnny mau berubah dari sekarang dan memulai kehidupan yang lebih baik lagi " ujar Zena
Meski ia masih menyimpan amarah pada pria yang telah menghancurkan keluarganya, namun kini ia memilih untuk mengiklaskan dan melupakan semua yang telah terjadi
"Terimakasih Zena. Maafkan aku yang telah banyak mengganggu keluargamu. Aku berjanji setelah ini, aku akan berusaha menjadi lebih baik. Sampaikan permintaan maafku pada orangtuamu. Terutama ibumu , Jihyo "
Zena tersenyum menanggapi ucapan Johnny
Senang rasanya melihat keluarga ini kembali bersama. The Dream telah kembali bersama dan paket lengkap karena Johnny turut hadir melengkapi mereka.
Sungguh sangat indah bila membayangkan hari hari selanjutnya. Namun kenyataanya, masih banyak hal lain yang menghambat kebahagiaan ini.
💕💕💕
Malam kembali tiba, Zena kini melangkah memasuki rumahnya dengan hati berbunga-bunga. Entah mengapa ia merasa seperti pahlawan super yang telah memberikan kebahagiaan pada sebuah keluarga.
"Kenapa kamu senyum-senyum gitu?" tanya Daniel dari sofa ruang tamu. Ia sedang libur hari ini jadi ia bisa sedikit bersantai.
"Ayah tau ga, om Johnny sekarang sudah bertemu dengan anak anaknya."
"Kamu bertemu dengan pria itu? "tanya Daniel dengan sorot mata tak suka
"Iya. Sekarang om Johnny tinggal di rumah tante Ziu. Dia udah berubah kok ayah. Sekarang om Johnny sudah menyesal akan perbuatannya dan mau berusaha untuk menjadi lebih baik lagi. "
"Lalu kamu percaya?"
"Kenapa engga? Aku yakin om Johnny beneran udah menyesal"
"Kamu lupa kalau dia pandai ber-acting? Dulu, ayah juga ditipu oleh acting meyakinkan seorang Johnny, Zena "
Zena terdiam. Benar juga apa yang ayahnya katakan, bagaimana jika ternyata Johnny memiliki niat terselubung. Ia sengaja berpura-pura baik agar ia bisa kembali ke posisi awalnya. Setelah itu, ia akan kembali pada kejahatannya terdahulu
Tapi, bukankah Johnny terlihat begitu menyesal setelah semua ini terjadi? Sorot matanya dan senyumnya menunjukan sebuah ketulusan.
"Jangan mudah percaya dengan ucapan orang Zena, karena pada dasarnya lidah itu tak bertulang, sehingga mudah baginya untuk membolak balikan sebuah fakta " ujar Daniel pada putrinya itu
Zena nampak mencerna ucapan sang ayah. Sepertinya Ia harus menyelidiki Johnny terlebih dahulu sebelum percaya 100% pada lelaki itu
"Zena ke kamar dulu ya ayah" pamit Zena yang dibalas anggukan kepala oleh Daniel
Zena pun segera melangkah menuju ke lantai atas tempat kamarnya berada. Namun baru saja membuka pintu, Zena mengernyitkan dahinya
Jendelanya terbuka lebar dan meja belajarnya sedikit berantakan
"Bentar deh, ini siapa yang masuk ke kamar gue ya?" monolognya
Zena ingat betul kalau dirinya sudah merapikan meja belajarnya kemarin. Ia juga sangat ingat bila ia tak pernah membuka jendela kamarnya semenjak pindah kemari dan yang paling jelas adalah, pintu kamarnya masih terkunci rapat dan tak ada kunci cadangan di rumah ini.
Jiwa detective Zena mulai teraktifkan. Dengan segera gadis itu bergerak ke meja belajarnya dan membuka laci paling atas
"Sialan" umpat Zena saat melihat map biru itu kosong.
Siapa yang telah masuk ke kamarnya dan diam-diam mengambil isi dari map biru itu?
Zena dilanda kepanikan saat ini. Ia segera berlari ke lantai bawah untuk menghampiri orangtuanya
"Mamaaaa papaaaaa" ujar Zena sembari berlari menuruni anak tangga
"Hati-hati Zena nanti kamu jatuh lho" ujar Jihyo yang kini melangkah ke ruang keluarga untuk membawakan suaminya kopi panas
"Ma, mama dapat masuk ke kamar aku ga?" Tanya Zena
"Engga nak. Kan kamar kamu dikunci terus" ujar Jihyo
"Kalau papa?" Tanya Zena
Daniel menoleh ke arah sang anak dengan heran
"Engga. Kenapa emang?"
"Kamar Zena kemalingan pa"
"Hah.. terus apa yang hilang? " tanya Jihyo dengan wajah panik
"Isi map biru aku ma"
"Emang isinya apa sih? Kamar kamu kan ga ada barang berharganya " jawab Daniel dengan santai
"Disitu ada bukti kejahatan om Johnny dan tante Ziu " jelas Zena sembari mengusak rambut nya. Ia benar benar merasa frustasi saat ini.
Bukti yang telah ia kumpulkan berhari-hari dan ia jaga dengan sebaik-baiknya itu telah dicuri entah oleh siapa
Daniel turut terkejut dengan ucapan sang anak. Berbagai teory kini muncul dikepalanya .
"Jangan-jangan, pelakunya adalah Johnny " tebak Daniel
.
.
.
.
.
.Vote dong , biar aku makin semangat up nya :) Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERYTHING FOR YOU ✔
Fanfiction[FINISH] Jangan tanyakan dari keluarga siapa aku berasal. Karena sesungguhnya aku tak mengenal siapapun , termasuk ibu yang telah melahirkanku .. 🔽🔽🔽 Pernahkah kalian membayangkan jika kalian ditelantarkan oleh keluarga sendiri dan harus menjalan...