Sendirian

256 40 0
                                    

Vote dan komen dulu yuk !
.
.
.

Malam ini hujan mengguyur bumi dengan begitu derasnya. Tak jarang suara petir turut terdengar menambah kesan menyeramkan bagi mereka yang tak suka. Termasuk seorang pria yang merasa khawatir saat ini.

"Ternyata tinggal sendirian serem juga. Duh perasaan gue jadi ga enak ya"

Chenle, pria itu kini berjalan perlahan mendekati arah pintu. Jantungnya terus saja bergemuruh. Suasana dalam rumah yang sepi dengan kondisi diluar yang hujat lebat membuatnya ketakutan.

Jderrr

"Aaaaaaaaaaa"

Suara petir yang tiba-tiba membuat Chenle terkejut dan berlari keluar rumah.

Pria itu memegang dadanya yang bergemuruh hebat. Ditariknya nafas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya .

"Nak, maaf saya menumpang disini tadi-"

Jderrr

"Aaaaaaa hantuuuuuu " Chenle berteriak histeris ketika melihat siluet seorang wanita dengan bayi yang ada dalam gendongannya.

Pria itu menutup kedua matanya dan bejongkok sambil memeluk kedua lututnya. Tubuhnya bergetar hebat dan rasanya raganya melemas.

"Eh eh saya bukan hantu saya manusia nak. Lihat kaki saya menyentuh tanah kan?"

Wanita itu menghampiri pria yang lebih muda darinya.

Bayi dalam gendongannya kini menangis entah karena suara petir atau suara Chenle yang begitu menggelegar.

Chenle membuka matanya perlahan. Dan kini seorang wanita yang tidak terlalu tua berada di hadapannya, turut serta berjongkok

"Ah.. Maaf saya kira tadi.. Ah sudahlah. Apa yang ibu eh mbak lakukan disini malam-malam begini?" tanya Chenle yang kini sudah berdiri bersamaan dengan wanita tadi.

"Saya tadi sedang menunggu taksi, tapi hujan tiba-tiba saja turun dengan derasnya. Saya panik dan berlari tak tentu arah hingga tiba di depan rumah kamu. Sekali lagi saya minta maaf, tapi jika berkenan ijinkan saya meneduh disini sampai hujan reda. Setidaknya kasihanilah anak saya" ucap wanita itu.

Chenle nampak berfikir dan menimbang sesuatu "Masuklah kedalam. Diluar sangat dingin dan gelap, tidurkan bayimu di dalam saja" ucap Chenle

"Terima kasih. Sekali lagi terima kasih" wanita yang siluetnya tidak terlalu tinggi itu lagi-lagi berterimakasih

"Ayo "

Mereka segera masuk ke dalam. Lampu diluar padam karena usia. Hal itu yang membut chenle terkejut ketika mendapati siluet wanita tadi bersama bayinya.

Di dalam ruangan keadaan terasa lebih hangat. Lampu 5 watt yang menjadi penerangan cukup remang, namun masih lebih baik dari pada gelap gulita.

"Duduk dulu mbak. Saya ambilkan air hangat du-"

Chenle menghentikan kalimatnya dan justru menatap wanita itu lamat-lamat

Yang ditatap hanya mengernyit bingung, apakah mereka pernah saling bertemu? Karena rasanya sungguh tak asing.

"Kamu ... Yeri kan?"

.....

Secangkir air hangat disuguhkan oleh Chenle untuk tamu tak terduganya ini.

"Ini diminum dulu"

"Terima kasih " Yeri mengambil cangkir berisikan air hangat itu dan meminumnya dengan hati-hati.

EVERYTHING FOR YOU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang