Zena kini telah berada di rumahnya. Ia merebahkan diri di sofa untuk memulihkan tenaganya.
"Zena, kamu baik-baik saja nak? Kemarin kamu tidak pulang. Saya benar-benar khawatir " ujar seorang perempuan yang tak lain adalah Jihyo. Ia buru-buru ke ruang tengah untuk menghampiri Zena
"Ah maaf tante, Zena lupa bilangan kalau kemarin Zena menginap di rumah sakit." jelas Zena
Jihyo mengangguk faham kemudian mengelus surai rambut gadis itu.
"Kamu terlihat sangat kelelahan nak. Beristirahatlah " ujar Jihyo
Zena merasa nyaman. Seolah ada energi yang tersalurkan melalui usapan demi usapan yang Jihyo berikan
"Terimakasih tante"
Perlahan namun pasti, Zena mulai terlelap
Tok tok tok
Sontak Zena membuka mata ketika mendengar suara pintu diketuk
"Siapa ya?" Jihyo
"Zena buka dulu deh tante"
Zena segera melangkah untuk membuka pintu. Para asisten rumah tangga terlihat sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Kreettt
Zena begitu terkejut ketika melihat siapa yang datang.
"Ayah"
Grepp
Zena memeluk erat ayahnya. Ia menangis di dekapan pria yang lebih tinggi darinya itu.
Zena benar-benar merindukan sosok ayahnya. Satu-satunya keluarga yang ia miliki. Pria pertama yang ia cintai dan kini rasa rindu itu mulai terobati
"Aku kangen" ucapnya ditengah isakan
"Ayah juga merindukan putri kesayangan ayah" ujar pria itu sembari mencium pucuk kepala sang anak
Beberapa detik mereka masih berpelukan. Melepas rindu yang terpendam di dalam diri masing-masing.
Hingga langkah kaki dari dalam membuat mereka menoleh
"Siapa Zen?"
"Lho, Jihyo?"
"Daniel?"
"Kalian saling mengenal?"
💕💕💕
Chenle membuka mata dan mendapati sang bunda yang tertidur di sofa tak jauh dari tempatnya.
Wajah wanita itu terlihat lelah dan matanya begitu sembab
"Ahh, aku telah banyak merepotkan mama. Pasti mama lelah menjaga anak penyakitan sepertiku." ujar Chenle pelan
Ziu perlahan mulai membuka mata. Ia kemudian tersenyum ketika sang anak telah membuka mata dan turut menandangnya
"Sayangnya bunda udah bangun ternyata" ujar Ziu sambil menghampiri Chenle
"Mama kenapa ga istirahat di rumah aja?"
"Mana bisa mama ninggalin kamu dengan kondisi begini"
"Maaa" lirih Chenle
"Iya sayang, kenapa? Ada yang sakit?"
Chenle menggeleng
"Jadi ini alasan mama selalu manjain aku?"
Ziu menatap putranya itu dengan kasih sayang. Kemudian ia mengangguk mengiyakan
"Mama mau kamu selalu merasa bahagia. Mama ingin kamu hidup senang dan berkecukupan. Kamu ga perlu kerja keras membangun semua dari awal. Mama ingin yang terbaik untuk kamu sayang. Karena itu mama sangat memanjakan kamu. Memenuhi semua yang kamu minta. Agar kamu, tidak merasa menyesal menjadi anak mama. Tapi sepertinya cara itu salah. Tapi mama tidak pernah menyesal memiliki anak hebat seperti kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERYTHING FOR YOU ✔
Fanfiction[FINISH] Jangan tanyakan dari keluarga siapa aku berasal. Karena sesungguhnya aku tak mengenal siapapun , termasuk ibu yang telah melahirkanku .. 🔽🔽🔽 Pernahkah kalian membayangkan jika kalian ditelantarkan oleh keluarga sendiri dan harus menjalan...