Sudah terhitung 3 bulan mereka bersekolah disini. Peningkatan mereka sungguh luas biasa. Meski harus mengejar materi pelajaran selama tiga tahun, tetapi mereka cukup baik dalam hal ini.
Yeji dan Renjun pun kini semakin dekat. Entah mengapa, banyak siswa lain yang menganggap hubungan mereka lebih dari sekedar teman.
Bahkan semesta pun tau jika mereka hanya berkawan. Apasih hehe
"Aku dengar kalian mau ikut lomba band ya?" Tanya Yeji saat mereka semua berada di kantin
"Iya. Besok malam udah babak final." Jaemin
"Nonton yok Ji. Pasti lebih seru kalau lo ada" ujar haechan yang diangguki yang lainnya
"Iya. Kalau lo ikut, Renjun pasti lebih semangat " timpal Jeno yang membuat Renjun menoleh
"Gue dari tadi diem ya. Malah dibawa-bawa" ucap Renjun yang kemudian melanjutkan makannya
"Idih tsundere banget sih lo. Kemarin aja lo cerita soal Yeji sampai guling-guling di lantai mahal rumah chenle " ujar Haechan tak tau situasi
Tolong hentikan Renjun sebelum ia memutilasi Haechan. Engga kok
Renjun hanya manatap tajam ke arah haechan. Bisa-bisanya pria yang berstatus kembarannya itu membuat berita hoax
Sungguh, hari ini Renjun kemusuhan pada Haechan. Ia mau pensiun jadi saudara kembar haechan pokoknya .
"Aa ciee, bilang aja lo naksir Yeji kan? Gitu aja dibikin ribet" Jeno
"Apasih kalian, ga jelas. Lo juga ga jelas banget chan" Renjun
Yeji hanya tersenyum simpul. Tak bisa ia bohongi sepertinya ia mulai tertarik dengan Renjun. Tapi entah mengapa, Renjun terlihat hanya bermain-main dengannya.
"Jadi besok kalian jam berapa mulai tampil ?" Tanya Yeji sekaligus merubah topik pembicaraan
"Katanya jam 8 malam acara udah dimulai " Jaemin
"Oke deh, nanti gue dateng " ujar Yeji dengan semangat
Haechan hanya bisa tersenyum melihat wajah cantik Yeji . Seandainya dirinya adalah Renjun, maka ia tak akan mengulur-ulur perasaan gadis ini. Sayangnya, ia hanyalah haechan yang hanya dianggap sahabat oleh orang yang dicintainya. Hanya itu dan tidak lebih.
Tapi tak ada yang salah bukan bila Haechan menaruh harapan lebih pada Yeji? Ia akan iklas bila Yeji bersama Renjun. Tapi melihat sikap Renjun yang acuh tak acuh membuatnya tak yakin untuk mundur dalam persaingan ini.
Haechan akan terus berusaha untuk membuktikan diri pada Yeji.
💕💕💕
Zena sedang tidak fokus hari ini. Ocehan para guru itu tak ia indahkan sama sekali.
Pikirannya masih terpaku pada lomba yang akan diadakan besok malam. Firasatnya mengatakan akan ada sesuatu yang buruk dan Zena ragu akan hal itu.
"Choi Zena .. "
Mendengar namanya disebut Zena seolah kembali ke raganya. Ia menatap ke sumber suara . Dan dilihatnya pak Mino dengan tatapan tajam ke arahnya
"Iya pak ?" Tanya Zena
"Silahkan keluar dari sini kalau masih mau melamun!"
'Dengan senang hati' - inner Zena
Zena segera melangkahkan kakinya keluar dari kelas tersebut.
Ia benar-benar tidak bisa fokus di dalam ruangan kelas. Dipikirannya kini hanya dipenuhi dengan rencana yang harus ia susun. Berbagai kemungkinan dan resiko yang akan terjadi nanti harus ia pikirkan dengan matang-matang
Ia tak boleh gagal.
Zena kini melangkahkan kakinya tak tentu arah. Sepertinya rooftop menjadi pilihan terbaik.
Dengan langkah santai ia menaiki anak tangga untuk tiba di sana
Zena menghirup udara sebanyak-banyaknya. Ia merasa lega setelah berada di tempat ini. Melihat langit biru yang sedikit dihiasi awan serta angin sepoi-sepoi menambah kenyamanan tempat ini.
Namun, mata Zena terfokus pada seseorang yang tengah bersembunyi di dekat tembok sekolahnya.
Ia terlihat ketakutan dan seolah dikejar sesuatu. Zena masih memperhatikannya. Ia berada di rooftop lantai 4. Jadi pemandangan yang ia lihat cukup luas.
Tembok yang menjadi pembatas sekolahnya dan bangunan di luar sekolah itu terlihat jelas dari sini.
Wanita itu masih bersembunyi di balik bangunan tua yang tak berpenghuni itu dan tak lama, beberapa pria berbadan kekar terlihat celingak-celinguk seolah mencari sesuatu
Zena merasa pria itu adalah orang jahat. Ia harus membantu wanita itu. Tapi bagaimana caranya?
"Woy mas-mas, cari apa?" Tanya Zena dari rooftop sekolahnya
Kedua pria berbadan kekar itu kemudian menoleh ke arah si gadis yang masih berseragam SMA itu
"Bukan urusan kamu " kata salah satu pria itu
"Oh gitu. Saya kira mas nya lagi ngejar cewek yang barusan lewat " kata Zena berpura-pura acuh
"Kamu melihat wanita itu?" Tanya pria lainnya
"lihat" jawab Zena sekenannya
"Kemana dia pergi?" Tanya pria itu lagi
Zena sedikit melirik ke arah wanita itu. Ia terlihat semakin ketakutan dan mencoba memohon pada Zena agar tak memberi tau tempatnya bersembunyi
"Cepat beri tau kami !!" Teriak pria itu lagi
"Tadi sih dia lewat ke arah sana " zena menunjuk ke arah kanan. Tentu saja ia berbohong
"Yang bener kamu?"
"Ya ga tau juga sih. Tapi tadi cewek itu doang yang lewat. Awalnya saya pikir dia orang gila "Zena
Tanpa memperdulikan ucapan Zena, kedua pria itu segera melangkahkan kaki untuk mencari keberadaan wanita yang jelas-jelas berada di dekat mereka tadi.
Zena sedikit bernafas lega karena kedua orang tadi percaya pada ucapannya.
Kini dengan segera Zena melangkahkan kaki untuk turun dari lantai 4.
Ia segera menuju ke pintu belakang dan keluar melalui celah sempit yang ditutupi rumput palsu.
Biasanya jalur ini merupakan jalan alternatif bagi mereka yang ingin bolos. Zena sempat melihat hal ini beberapa hari lalu.
Setidaknya jalur tikus ini bermanfaat sekarang. Dengan hati-hati zena keluar melalui tembok tersebut
Pandangannya segera mengedar, mencari keberadaan wanita tadi dan beruntunglah wanita itu masih di posisi nya
"Ibu, ayo kesini !" Kata Zena sambil melambai-lambai
Wanita tadi menoleh dan tanpa berfikir panjang segera menghampiri Zena
"Ayo bu masuk lewat sini"
Zena segera menunjukan celah yang cukup untuk badan orang dewasa itu. Menyibak rumput liar buatan itu dan mempersilahlan wanita tadi untuk masuk.
"Terimakasih" ujar wanita dewasa itu dengan lirih dan tubuh yang gemetar karena ketakutan
Zena hanya tersenyum lalu ikut masuk ke dalam sebelum pria tadi datang kembali
.
.
.
.
.
.
.
.
-------------------💕💕💕---------------Hai ...
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERYTHING FOR YOU ✔
Fanfiction[FINISH] Jangan tanyakan dari keluarga siapa aku berasal. Karena sesungguhnya aku tak mengenal siapapun , termasuk ibu yang telah melahirkanku .. 🔽🔽🔽 Pernahkah kalian membayangkan jika kalian ditelantarkan oleh keluarga sendiri dan harus menjalan...