Vote dulu yuk !
💕💕💕
Zena melangkahkan kakinya dengan lesu memasuki rumah sakit tempat Chenle dirawat.
Ia sudah mengunjungi semua rumah sakit yang ada di kota itu namun hasilnya nihil.
Hari sudah hampir pagi. Zena kini benar-benar pasrah di dalam keresahan. Rasa bersalah terus menjalar di dalam dirinya bila ia mengingat kejadian kemarin.
Langkah Zena tiba-tiba melambat ketika ia berada di dekat kamar Chenle.
Tangisan anak The Dream terlihat begitu memilukan. Ada apa ini? Mereka terlihat begitu berduka di depan kamar Chenle .
Apa mungkin? ...
Tidak. Zena masih berusaha untuk berfikir positif. Ia terus melangkah menghampiri mereka
"Ka-kalian ke-kenapa?" Zena tak sanggup. Ia merasa jantungnya bergemuruh dengan cepat menunggu respon dari mereka
Mark menatap Zena dengan mata penuh air mata.
"Zena.. " lirih Mark
"Ini sebenarnya ada apa? Chenle baik-baik aja kan?" Zena mulai menangis sekarang. Apakah Chenle tidak selamat?
"Chenle udah melewati masa kritisnya Zen-"
"Terus kenapa kalian menangis hah?" Zena mengguncangkan tubuh Mark agar ia segera melanjutkan ucapannya
"Jaemin.. "
"Jaemin? Nah iya, dimana Jaemin hah? Kok dia ga ada?" Zena bertanya dengan panik
"Jaemin udah ga ada"
Zena membulatkan matanya. Hatinya seperti tersengat aliran listrik dan air mata mengalir tanpa diminta . Apa yang baru saja ia dengar? Tolong katakan bila ini mimpi
"Maksud kalian apa? Jangan bercanda deh" Zena
"Jaemin meninggal karena kecelakaan saat ia dalam perjalanan pulang dan jantungnya, di donorkan untuk Chenle " jelas Jeno
"Ga, ga mungkin. Kalian semua bohong kan? Ini ga mungkin kenyataan. Ini pasti cuma mimpi. Bangun dong Zena. Ayo banguuuun" ujar Zena sambil memukul kepalanya sendiri
"Zena cukup Zen. Lo bisa nyakitin diri lo sendiri kalau gini caranya! " bentak Haechan
"Lo harus iklas Zen " Renjun
"KALIAN SEMUA BOHONGG, JAEMIN MASIH HIDUP. DIA BELUM PERGI. KALIAN SEMUA JAHAT " Zena berteriak sambil menatap nyalang para remaja dihadapannya itu
"Zena tenangin diri lo. Lo ga boleh kayak gini" Jeno
"Lo pikir aja Jen. Lo pikir gimana rasanya hidup dalam penyesalan kayak gue. Semua ini berawal karena gue Jen. Gue yang harusnya sakit bukan Chenle. Gue yang harusnya mati buka Jaemin" Zena
"sttthhh... lo jangan ngomong aneh-aneh deh. Semua ini udah takdirnya Zena " Renjun
"Ga.. gue ga bisa hidup begini. Gue harus pergi "
Zena kini menatap tembok yang ada di sebelahnya. Entah hasutan dari mana ia terlihat tertarik.
Iya, tertarik untuk membenturkan dahi indahnya ke sana
Dugh..
" ZENAAAA " Mark
Greppp
"LO GILA YA?"
Suasana tiba-tiba hening. Keterkejutan memenuhi tempat tersebut. Bahkan Ziu yang baru saja keluar dari kamar Chenle turut terkejut
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERYTHING FOR YOU ✔
Fanfiction[FINISH] Jangan tanyakan dari keluarga siapa aku berasal. Karena sesungguhnya aku tak mengenal siapapun , termasuk ibu yang telah melahirkanku .. 🔽🔽🔽 Pernahkah kalian membayangkan jika kalian ditelantarkan oleh keluarga sendiri dan harus menjalan...