Vote dulu yuk :v
.
.
.💕💕💕
Suara dentingan sendok dan piring yang beradu menjadi satu-satunya sumber suara saat ini
Mereka sibuk melahap makanan buatan Ziu yang lezatnya tak usah diragukan lagi
Dan kini satu persatu dari mereka telah menyelesaikan makan malam ini
"Kalian semua tinggal dimana ?" Tanya Ziu disaat mereka sudah selesai meneguk air putih
"Saya, Jaemin, Jisung dan Haechan tinggal di salah satu ruko peninggalan almarhum orang tua angkat kami " jelas Renjun
"Kalau saya tinggal bareng kak Mark di sebuah rumah milik om Donghae. Beliau orang yang merawat kami sejak kecil " kini Jeno yang menjawab
Ziu mengernyitkan dahi, masih mencerna ucapan anak anak remaja di hadapannya itu
"Jadi kalian tidak tinggal dengan orang tua kalian?" Tanya Ziu yang mendapat gelengan dari anak-anak itu
"Lalu dimana mereka ?" Tanya Ziu dengan nada penasaran
Mereka semua saling tatap.
"Kami tidak tau siapa orang tua kami. Entah kebetulan atau bagaimana, kami bertemu dengan kondisi yang sama. Sama-sama melarat dan sama sama tak punya keluarga. Terlebih lagi orang tua. Kami tidak tau siapa mereka " jawab Mark mewakili yang lainnya
Ziu sedikit tersentak. Entah bagaimana ia semakin penasaran dengan kisah anak-anak ini
"Kalau tidak keberatan, bisakah kalian menceritakan kisah kalian?" Ucap Ziu dengan sedikit ragu. Takut bila anak-anak yang baru ia temui merasa tak nyaman
"Ma, kenapa sih kepo banget? " kini Chenle membuka suara
"Mama hanya ingin tau sayang. Bagaimana mungkin ada orang tua yang tega membuang anak-anak tampan seperti mereka. " Ziu
"Jadi bagaimana cerita kalian?" Lanjut Ziu
Mereka kembali bertatap tatapan seolah meminta pendapat
Mark menghela nafas. Sepertinya ia harus memulai terlebih dahulu. Apalagi diantara mereka, dirinyalah yang paling besar
"Saya, ditemukan terbungkus kardus di dekat rumah om Donghae. Saat itu sedang musim salju dan saya hanya terbungkus kain tipis seadanya. Beruntunglah om donghae mau memungut saya- " mark tertawa hambar, Ia mengingat saat itu. Saat dimana donghae menceritakan hal yang begitu besar di saat usianya menginjak 6 tahun.
Sakit, terkejut dan tak menyangka. Begitulah kira-kira perasaannya saat itu.
Ziu tak kalah kaget dengan ucapan Mark. Ia tak menyangka bila Mark mengalami hal sepahit itu
"saya tak jauh berbeda. Saya juga diangkat menjadi anak oleh om Donghae ketika saya ditemukan di sebuah tong sampah rumahnya. Kadang saya berfikir, mungkinkah kami adalah anak haram dari om Donghae? Sehingga para wanita, ibu kami membuang kami ke rumahnya. Tapi sepertinya itu tidak benar. Mengingat om Donghae sangat membenci berdekatan dengan sembarang wanita. Bahkan hingga kini beliau belum menikah " ujar Jeno sambil memperlihatkan eyesmile nya
"Saya dan Jisung dipertemukan di sebuah kampung pemulung yang saat ini sudah di gusur paksa oleh satpol pp. Kami tidak dirawat mengkhusus oleh satu orang, melainkan seluruh warga disana membesarkan kami. Seperti yang lainnya, kami di buang dengan tidak manusiawi. Dibiarkan tergeletak di pinggir jalan dengan berbalut selimut bayi saja. " ujar Jaemin sambil mencoba menahan emosi yang menjalar dalam dirinya bila mengingat hal itu
Jisung turut merasa terluka bila mengingat cerita itu. Rasanya sakit sekali harus hidup kekurangan serta menjalani kerasnya dunia. Dia butuh orang tua, dia perlu dukungan orang terdekat yang entah bagaimana rasanya. Dia hanya bisa membayangkan tanpa bisa merealisasikan .
Kini giliran Renjun dan Haechan yang dikatakan anak kembar namun tak serupa
"Kami anak kembar" ujar Renjun sebagai pembuka
Tentu saja beberapa diantaranya kaget. Pasalnya kedua anak tersebut tak terlihat seperti anak kembar. Justru mereka nampak berkebalikan
"kata paman Eunhyuk, kami ditemukan didalam satu keranjang besar dengan sebuah surat yang sepertinya sengaja diletakan disana" Haechan
"Isi surat tersebut mengatakan kalau kami anak kembar dan beliau yang entah siapa, menitipkan kami pada paman Eunhyuk. Hingga, Tuhan mengambil nyawa beliau dan meninggalkan kami " Renjun nampak bersedih
Ia masih belum terbiasa kehilangan paman Eunhyuk yang teramat sangat baik pada dirinya dan Haechan
Ziu merasa dadanya sakit. Air mata yang berusaha ia tahan mati-matian akhirnya pecah juga. Ia menangis
"mama kenapa?" Tanya Chenle yang kaget melihat ibunya mulai menangis sesegukan
"Tante ga kenapa-kenapa kan?" Kini Zena menghampiri Ziu dan mengelus punggung wanita dewasa itu
"Kalian anak-anak hebat. Kalian telah melalui hari-hari yang berat. Saya...saya seperti meihat diri saya saat kecil dulu. Saya berpisah dengan orang tua saya karena kecelakaan. Tapi beruntung ada sepasang suami istri yang mengadopsi saya " ujar Ziu sambil mengelap air matanya dengan tisu
"Tinggalah disini. Kalian bisa menganggap saya sebagai ibu kalian dan chenle sebagai saudara kalian"
Perkataan Ziu tadi sontak membuat mereka terkaget
Apa yang baru saja mereka dengar? Menjadi anak? Tinggal bersama? Saudara?
"Benar kata tante Ziu. Lebih baik kalian tinggal disini. Jadi kalian lebih mudah latihan dan berangkat ke sekolah " ujar Zena menimpali
Mereka semua nampak sumringah, kecuali Chenle yang terlihat cemburu. Sepertinya perhatian ibunya akan terbagi banyak.
.
.
.
.
.
.
.
.
.💕💕💕
Double up yeyyyyHaiii terimakasih sudah membaca dan vote cerita ini .
Maaf kalau jarang up, aku lagi berada di jurang hidup dan mati. Gg. Aku lagi ujian akhir T_T . Mohon dimaklumi 😘
- mark lee & lee jeno -
Kedua kakak beradik yang saling melindungi :)
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERYTHING FOR YOU ✔
Fanfiction[FINISH] Jangan tanyakan dari keluarga siapa aku berasal. Karena sesungguhnya aku tak mengenal siapapun , termasuk ibu yang telah melahirkanku .. 🔽🔽🔽 Pernahkah kalian membayangkan jika kalian ditelantarkan oleh keluarga sendiri dan harus menjalan...