The Result

451 61 0
                                    

Vote yuk :)

Mereka tak dapat berkata-kata. Mereka paham posisi Yeji bagai buah simalakama. Ia tak ingin Renjun terluka dan ia juga tak ingin berkhianat.

"Mohon maaf kepada The Bright. Kami terpaksa mendiskualifikasi kalian atas ketidaksportifitasan kalian dalam perlombaan ini" ujar salah satu dewan juri.

"Tapi itu semua-"

"Apalagi Hyunjin? Mau mengelak lagi? Semua bukti sudah jelas dan lo itu bermain curang selama ini " ujar Zena dengan penuh penekanan.

Akhirnya, gelar kemenangan di berikan kepada The Dream. Mereka berhak memenangkan uang 100 jt dan juga kontrak produksi album

The Bright segera melangkah pergi diiringi sorakan kekecewaan dari para penonton.

Yeji juga tak kalah kalut. Ia masih merasa bersalah pada The Dream.

"Ga usah dipikirin Yeji. Kamu ga sepenuhnya salah kok dan terimakasih telah memperdulikanku " ucap Renjun sambil menepuk pelan bahu Yeji

Akhirnya, The Dream menjadi pemenang pada kompetisi kali ini. Mematahkan si juara bertahan yang selama ini berlaku curang.

💕💕💕

The Dream dan Zena telah berada di dalam mobil van milik Zena. Mereka telah bersiap pulang setelah mengantar Yeji ke rumahnya

"Sumpah deh Zen, gue ga nyangka lo sehebat itu " puji Jeno

"Haha, kalau soal begini mah ga usah ngeraguin gue " ujar Zena

"Alah, tugas sejarah aja nilai lo jeblok. Sok pinter lu mah " Chenle

"Heh, ga usah bawa nilai sekolah ya. Lagian itu si pak Mino ngajar udah kayak ngedongeng. Bikin gue penge tidur aja " decak Zena

"Gemesin banget lo kalau lagi kesel " ucap Jaemin yang membuat mereka semua terdiam

"Eh jangan ngerdus lo. Cewe orang ini " ujar Mark dari bangku belakang

"Tau nih si Jaemin. Gue perhatiin demen banget muji-muji Zena " Haechan turut menimpali.

Mereka sebenarnya hanya bercanda. Mereka sangat tau jika Jaemin memang suka memuji apa adanya. Hingga sering kali banyak gadis yang salah menafsirkan dan menganggap Jaemin tengah berusaha mendekatinya

"Tapi kalau mau ambil aja min. Gue bosen " ujar Chenle yang diakhiri tawa khas nya

"Heh lu pikir gue apaan main dioper-oper gini hah " Zena mode maung

Chenle hanya tertawa. Menggoda Zena memang pekerjaan yang menyenangkan.

Jaemin tak menanggapi ucapan kawan-kawannya. Karena sesungguhnya ia hanya menganggap Zena sebagai teman dan rekan kerja. Itu saja. Setidaknya untuk hari ini begitu.

💕💕💕

Pagi ini cuaca sangat cerah. Matahari bersinar cerah di langit biru yang indah nan luas itu 

Irene berjalan terburu-buru menuju ke sebuah rumah yang kini terlihat usang dan tak terurus itu

Ia mengetuk pintu beberapa kali, namun tak ada jawaban bahkan tak ada tanda-tanda kehidupan disana .

Tok tok tok

"Jeno, Mark buka pintunya " kata Irene namun lagi-lagi tak ada jawaban

Irene mendengus pasrah. Sepertinya anak-anak itu sedang tak dirumah. Tapi melihat kondisi rumah yang dipenuhi sampah dedaunan dan sarang laba-laba membuat Irene merasa bila rumah ini telah lama tak dihuni

Lalu kemana Mark dan Jeno? Tanyanya di dalam hati

Akhirnya cukup lama ia berada di sana, Irene memilih melangkahkan kaki untuk pergi. Ia harus bekerja dan mungkin akan berkunjung nanti malam

Namun langkahnya terhenti saat sebuat mobil berhenti didepan rumah ini.

Sebuah mobil mewah yang sudah dipastikam harganya sangat mahal itu akhirnya terbuka

Dan Irene begitu terkejut saat Mark dan Jeno turun dari dalam mobil.

"Mark, Jeno?" Ujar Irene

"Tante Irene?" Mark

"Ah syukurlah aku menemukan kalian. Apa kabar kalian hmm?" Tanya Irene sambil menghanpiri kedua anak itu

"Kami baik-baik saja tante. Kalau tante sendiri apa kabar?" Jeno

"Aku juga baik. Ah iya, aku datang kesini untuk mengajak kalian tinggal bersama. Donghae telah menitipkan kalian padaku " Irene

Mark dan Jeno terdiam dan saling tatap. Mereka sebenarnya nyaman dengan Irene. Tapi mereka tak bisa bila tinggal bersama. Mereka sudah lebih dahulu tinggal bersama Chenle

"Maaf tante. Tapi kami sudah tinggal di rumah Chenle. Kami bekerja disana sebagai anggota band " ujar Mark yang merasa tak enak pada Irene

"Benarkah itu? Ah aku turut senang mendengarnya" ujar Irene dengan tulus

"Kalau begitu, berikan aku alamatmu. Biar aku bisa mengunjungi kalian kapan-kapan. Sekaligus memberi kabar pada Donghae, dia sangat mengkhawatirkan kalian " ujar Irene

"Tentu saja tante " Jeno

"Kalau boleh tau tante siapanya Mark dan Jeno?"

Suara gadis itu membuat Irene menoleh. Ah bagaimana ia bisa tak menyadari ada seorang perempuan yang turut menyertai mereka

"Aku bukan siapa-siapa. Hanya teman Donghae yang cukup dekat dengan Mark dan Jeno. Mereka sudah kuanggap seperti anak sendiri " jelas Irene

Tentu ia berbohong. Irene adalah kekasih dari Donghae. Namun mereka berpisah karena kesalahan yang Irene perbuat. Kesalahan yang mungkin akan sulit termaafkan sampai kapanpun.

"Oh iya kalian kenapa kemari lagi?" Irene

"Kami mau mengambil beberapa barang yang tertinggal tante " Jeno

"Ah baiklah kalau begitu, emm tante permisi dulu ya, sudah mau memasuki jam kerja. Takut terlambat"

"Mau saya antar tante? "

"Ah tidak perlu. Siapa namamu?"

"Zena tante "

"Terimakasih tawarannya Zena. Tapi tempat saya bekerja tak jauh dari sini. Jadi berjalan kaki saja sudah cukup "

"Hati-hati tante " ucap Mark yang diangguki oleh Irene

Setelah itu, ia melangkah pergi dari kediaman Donghae

"Oh iya. Mumpung hari minggu ga mau jalan jalan dulu?" Ajak Zena

"Bertiga aja?" Jeno

"Iya. Sisanya kayaknya sibuk. Gue mau beli corndog. "

"Kita ngikut aja." Mark

Zena tersenyum senang. Ia ingin membeli banyak makanan hari ini. Entahlah mungkin ia akan segera kedatangan tamu bulanan.
.
.
.
.




---------------------💕💕💕----------------

Makin kesini cerita ini malah makin datar ya wkwkw otak aku terlalu cetek ternyata. But, semoga kalian suka ya sama kisahnya. 

EVERYTHING FOR YOU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang