"Ayah, ibu! Aku lulus dengan nilai yang memuaskan!""Kuliah sambil kerja emang berat, tapi kalau dikasih niat, pasti bisa!"
"Fiks masuk akmil! Ini saatnya gua banggain orang tua dengan cara wujudin cita-cita gua!"
"Akhirnya! Selama 3 tahun ini ga sia-sia aku berjuang. Selamat diriku!"
**
"Ga kerasa ya, udah 3 tahun aja jarang ketemu sama Aisha." ucap Fatimah.
Visya pun mengangguk. "Ya emang sih dia sempet pulang kesini beberapa kali, tapi tetep aja ga puas." lanjutnya.
"Iya, ga kaya dulu. Dulu itu hampir setiap hari kita ketemu sama dia." ucap Anissa.
"Bener bang-"
"Assalamu'alaikum!" seru beberapa orang.
"Wa'alaikumussalam." jawab ketiganya.
"Tumben mereka yang nemuin kita duluan." bisik Fatimah.
"Iya." jawab Visya dan Anissa. "Mungkin ada hal penting kali." lanjut Anissa.
"Ada apa yaa?" tanya Visya kepada beberapa orang tersebut.
"Mau sombong dong ke kalian kalau gua udah dapet kerjaan." ucap salah seorang.
"Yoi, gua juga mau sombong kalau gua lulus dengan nilai terbaik, jadi tinggal tes masuk akmil aja deh." lanjut salah seorang lagi.
"Kalau emang gaada hal penting yang mau dibicarain sama kita, lebih baik kalian pergi aja." ucap Visya.
"Huuh. Ga penting banget sih ngobrolin hal itu. Emangnya kita bertiga ini orang tua lu pada, hah!" lanjut Fatimah.
"Wesselow selow! Dua temen gua ini pinter bro, jadi ya ga salah dong sombong, kali-kali, hahay!"
"Orang yang bener-bener pinter itu gaakan sombong kaya kalian, mereka bakal ngegunain akalnya buat berpikir dulu sebelum bertindak." ucap Anissa.
Visya dan Fatimah pun mengangguk bersamaan yang artinya setuju dengan pendapat Anissa.
"Halah, gausah so pada bijak deh. Kalian ga lulus yaaa, yahahaha."
"Susah lho dapet kerja, apalagi kalau mau kuliah, pasti lebih susah tuh kalau ga lulus, yahahaha."
"Yoi. Bilang aja kali, gausah malu kalau ga lulus, yahahaha."
"Gua tampiling juga lu pada." ucap Fatimah.
"Tampiling aja sini, lu di hujat dikit aja nangis bombay, yahahaha."
"Udah vind, gausah di hujat dulu. Mereka kayanya lagi sedih karena ga lulus, yahahaha."
"Yoi don, ga tega gua." ucap Ravind.
"Udah kan selesai sombongnya? Lebih baik pindah tempat deh kalian." ucap Visya.
"Selow bro. Belum selesai nih sombongnya."
"Eh eh gais, lu pada gamau kan punya calon istri kek mereka? Yahahaha" ucap Ravind.
"Ya kagak mau lah. Nyari istri itu harus yang cerdas, biar ntar anak gua juga cerdas."
"Yoi, gua setuju sama lu gus."
"Bisa ga sih kalian ga buat masalah? Kita ini udah cape ribut sama kalian! Semenjak Andra sama Aisha pergi, kalian tuh sering banget ngebuat masalah sama kita! Kita salah apasih sama kalian, hah?!"
Fatimah yang sedari tadi berusaha menahan emosi pun terpancing juga.
Ravind pun mendekati wajah Fatimah yang sekarang sudah merah karena emosi. "Salah lo? BANYAK!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Menuju Allah.
Teen FictionKisah seorang gadis yang mempunyai insting sulit bergaul dengan orang lain. Pindahan ke sebuah perumahan yang di dalamnya terlibat lika-liku. Namun akhirnya, ia dapat bertemu dengan seorang ikhwan, dan sampai bisa memiliki banyak teman. Bahkan, sepe...