C36- Rencana?

38 14 4
                                    

"Hah? Eum, sebentar, aku buka HP dulu." ucap Anissa yang tiba-tiba canggung.

"Th Nissa punya masalah sepele apa?" tanya Aisha.

"Huuh. Cerita dongg!" lanjut Fatimah.

"Iya. Ini aku juga mau sekalian cerita sama kalian." ucap Anissa.

"Jadi, kemarin pas latihan buat pentas itu, Aisha ga sengaja videoin Andra. Niatnya sih buat candaan. Karena memang waktu itu kita lagi bercanda sebelum Andra acuh. Nah, dan ga sengaja, di rekaman videonya, Oca ikut ikutan bercanda sama Andra. Mereka seakan main kejar-kejaran gitu. Gimana aku ga kesel coba! Dari video inilah kemarin aku berantem sama Oca." ucap Anissa.

"Ohh video itu. Terus-terus?" tanya Aisha.

"Dan! Yang paling bikin aku kesel, Andra tuh malah cemburu sama aku. Dan parahnya tuh cembruu sama anak yang seumuran sama adiknya. Jadi gini, kemarin, pas pentas, aku ga sengaja foto bareng sama Adit, adiknya Gusti. Nah, udah gitu aku pasang di status kan. Terus, pas aku sampe rumah, aku chating kan sama Andra. Dan aku nanya sama dia, 'kamu deket sama Oca? Suka ya?' dan dia malah tiba-tiba cuek gitu. Malah, dia ngebalikkin dengan kata-kata, 'kamu apa kabar sama Adit? Kemarin aja foto deketan gitu!' parah kan? Dia secemburu itu sama anak kecil. Adit ini seumur sama adiknya loh. Gadis. Dimana letak otak Andra sii yaampunnnnn!" lanjut Anissa.

Aisha yang terlihat cemburu pun terdiam. Moveon susah ya:v .

"Ih masa sih? Ga dewasa banget! Maklum, umurnya aja jauh sama th Nissa." ucap Fatimah.

"Iyasi. Ga netral. Coba, kamu masih punya videonya nis?" tanya Visya.

"Punya. Nih" ucap Anissa sembari mengulurkan ponselnya.

Visya yang melihat video itu pun tak menyangka. Andra yang disebut cowok jarang deket sama cewek, ternyata sering bercanda juga.

"Hmm.. Terus, sekarang gimana?" tanya Visya.

"Tau nih. Udah capek aku. Nyerah aja ah." ucap Anissa.

Visya pun tercengang.

Tak sempat mereka berbincang banyak, adzan maghrib pun berkumandang. Tandanya, mereka harus segera bersiap menunaikan kewajibannya.

**

Setelah selesai, mereka pun melanjutkan berbincang sembari menunggu guru datang.

"Woy! Hari ini jamkos. Gurunya sakit!" ucap sang ketua kelas.

"Beneran? Yes! Skuy ngobroll!" ucap para ikhwan.

Para akhwat yang mendengar itu pun terlihat senang. Namun, dua orang ini sepertinya berlebihan. Mereka membuka hijab yang sudah menghalangi antara ikhwan dan akhwat.

"Gus, beneran jamkos?" tanya Oca.

Gusti pun tercengang.

"Hah? Iya." jawabnya singkat.

Dina pun hanya tertawa melihat tingkah Gusti yang sepertinya canggung.

"Kaget gw. Berani banget dia buka hijab. Kalau sampai guru tau, bisa-bisa ketua kelas yang diomelin!" bisik Gusti pada ikhwan lain.

"Huuh oy. Nih ya, secentil-centilnya Anissa sama temen-temennya, belum pernah tuh buka hijab." ucap Ravind.

"Lu mah vind. Kebiasaan ngejek." tegur Doni.

"Tapi emang bener don. Wkwk." ucap Gusti.

Lagi-lagi, Andra pun malas membahas Anissa. Raffa? Raffa sudah mulai sibuk dengan sekolahnya. Ia sering pulang malam. Sehingga, jarang masuk majlis.

"Tuh liat! Si Oca kecentilan banget deh. Udah rebut Andra, dan sekarang? Godain Gusti." ucap Anissa dengan nada tinggi.

"Aduh, udah ya. Gausah diladenin." ucap Visya.

"Iyasi. Dia caper gitu. Tapi, yaudah lah. Ikhwan disini juga kan belum tentu suka kalau digodain akhwat." ucap Aisha.

"Bener tuh." ucap Fatimah.

"Eh, tunggu. Gado-gadoin? Jadi laperrr!!" ucap Fatimah.

"Haduh Fatimahhh!!" tegur Anissa.

Mereka pun tertawa bersama melihat kepolosan Fatimah. Memang dia niat bercanda, namun, candaan itulah yang membuat kebersamaan mereka menjadi semakin hangat.

"Oiya, sekarang kan miladnya Tari. Aku belum sempet bikin status karena niat mau prank dia!" ucap Anissa.

"Tari? Murid baru yang waktu itu?" tanya Visya.

"Iya sya." jawab Anissa.

"Yaudah, kita kasih surprise sepulang dari majlis aja. Sekalian pranknya!" masukan Fatimah.

"Bener tuh!" timbal Aisha.

"Eh, tunggu. Sekarang, Tari nya dimana?" tanya Visya.

"Emang kamu jarang liat? Tari sengaja dipindah kelas karena dia mau lebih dalam dulu belajar tentang al-Qur'an." ucap Anissa.

"Ohh gitu ya. Iya, jarang. Wkwk." ucap Visya.

"Yaudah, ntar kita atur aja okey! Ajakin akhwat lain juga deh. Biar seru. TerKecuali mereka berdua!" ucap Anissa sembari menunjuk Dina dan Oca.

"Loh? Kenapa?" tanya Visya.

"Gausah bawa mereka aja." ucap Anissa.

Visya pun hanya menghela nafas.

Mereka pun merundingkan bersama akhwat lainnya.

**

Setelah berunding, mereka semua setuju. Lalu, Anissa mengajak Visya, Aisha dan Fatimah untuk bermain jujur-jujuran.

"Sebelum adzan isya, main jujur-jujuran yu! Masih lumayan lama juga adzannya." ucap Anissa.

"Boleh tuh. Seru! Tapi, jangan banyak pertanyaan bucyn, wkwk." ucap Aisha.

"Yaa boleh lah, wkwk." ucap Anissa.

Visya dan Fatimah pun tak banyak bicara. Mereka langsung bergabung 'iya' untuk bermain game itu.

"Coba deh. Kita suit dulu. Siapa yang pertama ditanya!" ajak Fatimah.

"Oiya. Ayoo!" timbal Aisha.

Mereka semua pun suit. Dan yang mendapat giliran pertama adalah..

"Yaah! Th Visyaa!" ucap Fatimah.

"Hmm aku duluan deh. Wkwk. Yaudah, mau tanya apa?" tanya Visya.

"Jujurr! Suka sama siapa?" tanya Anissa menyerobot.

Jleb.

"S-su-suka? Hm. Gaada." ucap Visya terbata-bata.

"Gaada digetok nih." ucap Fatimah.

"Sabar fat, wkwkwkwk." ucap Aisha.

"Masa gaada? Ga mungkin!" ucap Anissa tak percaya.

"Tema game nya aja jujur! Masa ga jujur sih? Gimana ini?" tegur Fatimah.

"Bener tuh. Jujur aja th! Gaakan bocor serius." lanjut Aisha.

"Jangan kaget ya." ucap Visya.

"Iya. Ayo!" ucap semua.

"Sebenernya, aku lu-"

**
Author pov: Stay terus! Lanjut, wkwk. Jangan lupa votee💜. Adzan maghrib kan masih lama ya, sabar ya, wkwk. Sabar ngadepin dia aja bisa. Masa sabar nunggu adzan maghrib gabisa?😝

Syukron🍃

💜"Cinta Menuju Allah"💜

Cinta Menuju Allah. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang