يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيم
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. An-Nur:21)
**
Setelah semua selesai, mereka pun menyadari bahwa malam sudah terlalu larut.
"Eh, pulang yuk! Udah malem banget ini." ajak Anissa.
"Iya ayo. Aku juga tiba-tiba ngantuk, wkwk." ucap Visya.
"Bener banget." ucap Humma.
"Berarti aku harus mandi lagi dong? Mana udah dingin lagi. Kan malesss." keluh Tari.
"Derita kamu sayangQuuuu. HAHA!" ucap Anissa dengan tertawa licik.
Mereka semua pun hanya bisa tertawa melihat tingkah Anissa yang semakin hari semakin seperti anak kecil.
Tak lama kemudian, mereka pun membereskan semua peralatan dan akhirnya menuju rumah masing-masing.
**
Begitupun Visya. Seperti biasa, ia langsung masuk ke dalam kamar.
"Assalamu'alaikum!" ucap Visya.
Ibu dan Ayya pun sedang berada di ruang makan. Mau tak mau, Visya harus melewati dulu mereka.
"Wa'alaikumssalam!" jawab Ibu dan Ayya. "Darimana kamu?" tanya Ibu.
Visya pun tersenyum.
"Itu bu! Abis jailin anak orang, wkwkwk." ucapnya sembari cengengesan.
"Anak orang kok dijailin. Terus, kenapa baju kamu penuh terigu gitu?" tanya Ibu lagi.
"Ibu... Ayya kan udah bilang, kakak itu jailin anak orang dengan cara ngasih terigu, telur yang dicampurin. Abis itu, dibaluri ke badan temennya deh!" ucap Ayya penuh nada panas.
Visya pun hanya bisa menghela nafas sembari menatap tajam mata Ayya.
"Dasar aduan!" batin Visya.
"Bu! Liat bu! Kakak malah melototin Ayya!" ucap Ayya dengan nada yang semakin memanas.
"Maunya apasi ni anak? Kayanya pengen banget aku dimarahin! Heuh, sabar sabarr." batin Visya yang sembari mengelus dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Menuju Allah.
Teen FictionKisah seorang gadis yang mempunyai insting sulit bergaul dengan orang lain. Pindahan ke sebuah perumahan yang di dalamnya terlibat lika-liku. Namun akhirnya, ia dapat bertemu dengan seorang ikhwan, dan sampai bisa memiliki banyak teman. Bahkan, sepe...