Tak lama kemudian, Anissa pun datang.
"Visyaa!" panggil Anissa.
Visya pun keluar.
"Eh, kamu nis. Sini masuk." ucap Visya sembari membukakan pagar yang terkunci.
"Pagar kamu dikunci? Kenapa?" tanya Anissa yang mulai cengar-cengir.
"Gpp. Cuman karena lagi sendiri aja." ucap Visya.
"Sendiri? Maksudnya?" tanya Anissa.
"Orang tuaku lagi keluar. Yaudah yu! Masuk." ajak Visya yang sudah berhasil membuka gembok pagar.
Visya dan Anissa pun masuk ke dalam kamar.
"Eh, Nissa!" sapa Tari.
"Kamu tar, wkwk." sapa balik Anissa.
"Oiya all. Aku boleh cerita sesuatu ga? Mumpung ada kamu juga nis." ucap Visya.
"Serius banget. Cerita aja sya!" ucap Anissa.
"Iya. Cerita aja." timbal Tari.
"Jadi, semalem.." ucap Visya yang terbata-bata.
"Semalem?" tanya Anissa.
"Aduh, kok canggung ya ceritanya." ucap Visya memotong pembicaraannya sendiri.
"Lah? Kok canggung?" tanya Tari.
"Yaudah, ini serius. Jadi, semalem, aku nerima Doni! Kali ini, aku fiks bikin komitmen sama dia, hehe."
What!
"Mereka seriusan? Komitmen? Gila!" batin Tari.
"Serius sya? Ciieeeee. Tukan, apa aku bilang. Pasti bermula dari kasih semangat? Wkwkwk." tanya Anissa.
"Hmm, wkwk." jawab Visya singkat.
Visya dan Anissa pun tak menyadari perubahan Tari. Tari yang tiba-tiba mematung mendengar semuanya. Tari yang tiba-tiba lebih memilih bicara batin. Sungguh membingungkan!
**
Meskipun Visya sedikit berubah, ia tetap masih mengikuti syariat islam. Ia masih mengenakan pakaian yang menutup seluruh aurat. Ia juga masih menjaga batasan dengan ikhwan. Dan, dia juga masih tetap teguh pendirian, bahwa ia tak ingin berpacaran.
**
Keesokan harinya, Anissa, Aisha dan Fatimah kembali latihan taekwondo bersama Ayah Visya. Visya memang aneh. Dia anak seorang guru pelatih taekwondo. Tapi, dia sendiri tak mau ikut dalam latihan tersebut. Sungguh membingungkan!
Setelah selesai latihan, bisa dibilang, mereka bertiga pergi ke rumah Andra. Katanya, mereka mau beli makanan. Rumah Andra memang sebagian dijadikan warung sebagai tempat perburuan para anak komplek.
Anissa cukup dekat dengan Gadis, adiknya Andra. Namun, beda dengan Aisha. Bisa disebut, Gadis dan Aisha sudah seperti prangko. Wkwk. Mungkin, karena mereka sudah bersama selama beberapa tahun. Karena memang Andra dan Aisha bisa dibilang sudah menempati komplek ini dari awal komplek dibangun. Sungguh seru ya!
Seperti biasa. Anissa berfoto. Ia mengajak Gadis untuk berfoto bersama. Lalu, foto tersebut ia upload di status whatsApp nya. Sudah tentu, Visya melihat status tersebut. Dan kebetulan, hari itu, Visya lagi-lagi sedang bersama Tari.
"Tar, liat deh! Anissa lagi ada di rumah Andra?" tanya Visya.
"Hah? Liat coba." ucap Tari yang memang sedang lupa membawa ponselnya.
Visya pun memberikan ponselnya.
"Oiya! Dia caper kali ya sama Andra. Wkwk." ucap Tari.
"Hah? Maksud kamu?" tanya Visya yang sekarang sedang mengerutkan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Menuju Allah.
Roman pour AdolescentsKisah seorang gadis yang mempunyai insting sulit bergaul dengan orang lain. Pindahan ke sebuah perumahan yang di dalamnya terlibat lika-liku. Namun akhirnya, ia dapat bertemu dengan seorang ikhwan, dan sampai bisa memiliki banyak teman. Bahkan, sepe...