Seketika, langkah mereka pun terhenti.
"Apa yang ketinggalan?" tanya Visya.
Anissa pun menyeringai. "Afwan, aku kan belum izin ke Ummi."
"Buat nginep?" tanya Fatimah.
Anissa pun mengangguk pelan.
"Yaudah, kita ke rumah kamu dulu nis. Boleh kan?" tanya Visya.
"Eum, aku takut ga dapet izin nih." ucap Anissa.
Aisha pun mengernyit. "Kan th Nissa udah dewasa juga. InsyaaAllah, bisa jaga diri kan." ucapnya.
"Iyasih. Cuman, Ummi tuh ngerasa gaenak kalau aku tidur dirumah orang."
"Gaenak kenapa?" tanya Visya.
"Takutnya bikin repot."
Visya pun tertawa kecil. "Yaampun, engga kali nis. Malahan, Ibuku seneng kalau banyak orang, apalagi, sampai ikut nginep."
Anissa pun hanya tertawa malu.
"Tuh, jelasin aja sama Umminya th Nissa. Sekarang, kita coba minta izin dulu." ucap Fatimah.
Anissa pun mengangguk sebagai jawaban. Kemudian, mereka meneruskan langkahnya menuju rumah Anissa.
**
"Yang akhwat kemana ya?" tanya Gusti.
"Lu mah nyari akhwat mulu. Kenapa? Rindu si Nissa? Hah?" tanya Raffa.
Doni dan Andra pun tak ikut campur. Mereka malah menertawakan keduanya.
"Enak aja lu! Tapi, .."
"TAPI RINDU KANNN?" tanya Doni menggoda.
Yang lain pun tertawa puas. Sedangkan Gusti, ia tak sama sekali mengubris.
**
"Apa? Nginep? Dimana?" tanya Umminya Anissa setelah anak tunggalnya itu meminta izin.
Anissa pun mengangguk pelan. Dengan rasa yang masih cemas, Anissa pun terus menerus menundukan kepalanya.
Fatimah pun menyenggol lengan milik Visya. "Ngomong th, biar dapet izin." bisiknya.
Visya pun malah bingung. Padahal, mereka sudah berniat untuk ikut meminta izin.
"Aku bingung fat." bisik Visya.
"Ih, jangan bingung. Ngomong aja, gpp." ucap Fatimah memberi saran.
Dengan sigap, Visya pun memberanikan diri untuk angkat bicara.
"Ma- maaf, Anissa mau nginep dirumah aku. Apa boleh?" tanya Visya penuh rasa takut dan cemas.
Dengan ramah, Umminya Anissa pun menatap lirih mata Visya yang penuh dengan tulus. "Rumahnya dimana?" tanyanya dengan ramah.
Karena ramah, Visya pun perlahan menampakan senyum khasnya. "Di komplek sebelah." ucapnya.
Sedikit berfikir. Setelah itu, Umminya Anissa pun mengangkat bicara lagi.
"Minta izin Abimu aja nak." ucapnya sembari menatap Anissa.
Anissa pun mengernyit. "Kalau Ummi gimana? Mengizinkan?"
Dengan ramah, Umminya pun tersenyum kembali. "Iya sayang."
"YEYYYY!" sorak Anissa penuh kegirangan. "Makasih Ummi, hehe."
Tak berucap apapun, Umminya Anissa hanya membalas dengan anggukan. Setelah Umminya mengizinkan, Anissa dan teman-temannya pun berusaha menggilir, meminta izin pada Abi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Menuju Allah.
Teen FictionKisah seorang gadis yang mempunyai insting sulit bergaul dengan orang lain. Pindahan ke sebuah perumahan yang di dalamnya terlibat lika-liku. Namun akhirnya, ia dapat bertemu dengan seorang ikhwan, dan sampai bisa memiliki banyak teman. Bahkan, sepe...