Sesampainya di tukang bakso tersebut, mereka pun mulai memesan menu yang akan mereka makan nantinya.
Visya pun melirik menu yang ada di depan matanya. "Eum, kalian mau yang mana?" tanyanya sembari menatap satu persatu teman-temannya.
"Emang kita mau beli berapa sya? Uangnya cukup?" tanya Anissa.
"InsyaaAllah cukup." jawab Visya sembari kembali menatap uang yang sudah digenggamnya. "Eh tapi-"
"Ini cukup th Visya! Kita beli satu porsi buat dua orang aja." timbal Fatimah.
"Nah, bener tuh! Kita bareng ya fat." sindir Aisha.
"Dih, ogah! Wle!"
"Udah-udah, gausah berantem. Wkwk." timbrung Visya.
"Tanya ikhwan aja deh sya." saran Anissa.
"Kamu aja. Aku malu." ucap Visya.
Anissa pun hanya bisa menghela nafas.
"Eh!" panggil Anissa.
Sekejap teriakan Anissa terdengar, para ikhwan pun sontak membalikkan badannya.
"Ada apa?" tanya Gusti.
"Kalian mau pesen yang mana? Kalau satu porsi buat berdua, mau?" tanya Anissa.
"Ikut aja saya mah."
"Yoi! Sama."
"Lah, a Doni?" panggil Anissa.
Sontak Doni pun mengerjap.
"Setuju ga?" tanya Anissa kembali.
"Apanya?"
"Dari tadi yang lain ngomong, berpendapat, lah ini malah bengong!" decak Fatimah.
Sontak yang lain pun tertawa.
Berbeda dengan Doni. Ia malah terlihat seolah tak punya salah.
"Jadi gimana? Keburu sore ini!" tegur Anissa.
"Ikut aja." jawabnya singkat.
"Yaudah, aku makan sama kamu sya. Fatimah sama Aisha." ucap Anissa.
"Okeee."
"Lah terus? Yang laki gimana?" tanya Andra.
"Urus sendiri!" tegur Anissa.
"Doi lu galak gus" bisik Andra.
"Doi? Apaan doi?" tanya Gusti polos.
Andra pun hanya bisa berdecak sebal sebab kepolosan Gusti itu. Kemudian, mereka semua memutuskan memesan makanan yang mereka inginkan. Walaupun satu porsi untuk dua orang, tetap indah bagi mereka. Sebab yang mereka ukur bukan materi, namun kebersamaannya.
"Dis, aku sama kamu ya!" ucap Andra.
"Abang sama kaka Nissa aja." tegur Gadis.
Deg.
Hati salah satu gadis disitu pun merasa termakan oleh omongan Gadis, adiknya Andra. Namun ia tetap berusaha tegar dan terlihat baik-baik saja.
"Huss. Kamu apasi? Jangan macem-macem deh dis. Bilangin Ayah lho!" tegur Andra.
"Iya iyaa. Kaga ah!" ucap Gadis.
"Ini neng baksonya!" ucap pelayan sembari memberikan satu persatu bakso yang sudah siap dihidangkan.
Meskipun Visya, Anissa, Aisha dan Fatimah makan bersama ikhwan, tetap saja, bangku mereka pisah.
Setelah memberikan kepada anggota akhwat, pelayan tersebut pun bergilir ke meja ikhwan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Menuju Allah.
Teen FictionKisah seorang gadis yang mempunyai insting sulit bergaul dengan orang lain. Pindahan ke sebuah perumahan yang di dalamnya terlibat lika-liku. Namun akhirnya, ia dapat bertemu dengan seorang ikhwan, dan sampai bisa memiliki banyak teman. Bahkan, sepe...