Visya pun mengernyit heran. "Ka Doni?" batinnya.
Wa'alaikumussalam.
Boleh, kenapa ya?Beberapa menit pun berlalu. Akhirnya, balasan notif dari Doni pun muncul.
Tadi, kenapa kamu nangis?
Ya, balasan terakhir dari Doni seperti itu. Visya terbungkam. "Mengapa dia bisa menanyakan hal itu? Dan dia bilang, 'penting'? Sungguh, Visya bingung. Namun, Visya pun berusaha untuk menjelaskan apa adanya. Setelah menjelaskan, tetap saja! Bingung menjadi tanda tanya besar di benaknya.
**
"Sha? Kenapa melamun?" tanya Anissa yang sedari tadi memperhatikan Visya.
Visya pun menoleh lemas. "Gpp nis." ucapnya dengan senyum lemas pula.
"Gpp kok lemes gitu. Kamu sakit?"
Visya menggeleng. "Kamu mau tau?"
Anissa pun mengangguk cepat. "Disini ada aku sama Fatimah yang belum bisa tidur, kamu bisa cerita dulu sama kita."
Sepertinya, Visya tak mampu menjelaskan. Dengan sigap, ia langsung mengulurkan ponselnya pada Anissa. Tak butuh waktu lama, Anissa pun meraih ponsel tersebut.
Perlahan, Anissa mulai membaca satu persatu pesan yang terdaftar di room chat tersebut. Sama! Ia pun dibuat bungkam.
Fatimah yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya karena sedang membaca watpadd, ia pun mulai membuka mulut. "Jam berapa sih?" tanyanya.
Namun naas. Visya dan Anissa terdiam.
"Wey! Jam berapa sekarang?" tanyanya lagi.
Seketika, kedua gadis itu pun terkejut.
"Apasi fat? Nih liat nih!" titah Anissa.
Setelah Anissa berucap, Fatimah pun segera meraih ponsel milik Visya. Dan sama! Ia pun kembali terbungkam.
"Apa dia suka sama kamu lagi sya?" tanya Anissa.
Visya pun hanya bisa menatap lirih. "Aku gatau. Tapi, aku berusaha untuk berfikir positif." ucapnya.
"Bener sih. Siapa tau, dia lagi gabut, HAHA! Atau, memang sebagai tanda peduli terhadap sesama manusia." timbal Fatimah.
Visya pun berfikir sejenak. "Bener juga ya, kenapa aku ga kepikiran?"
Namun di sisi lain, Anissa tak bisa berfikir positif. Ia merasakan hal yang beda daripada Visya dan Fatimah.
**
Tepat pukul 03.30 ! Celin terbangun karena suara bising Visya, Anissa dan Fatimah yang terus mengubris, tak juga memejamkan mata.
"Eh, Celin bangun!" ucap Anissa.
Seketika, mereka pun terdiam.
"Gara-gara kita, Celin bangun tuh. Kayanya, kita berisik banget deh, wkwk." ucap Anissa.
"Iyasih, maaf ya lin, hehe." timbal Visya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Menuju Allah.
Roman pour AdolescentsKisah seorang gadis yang mempunyai insting sulit bergaul dengan orang lain. Pindahan ke sebuah perumahan yang di dalamnya terlibat lika-liku. Namun akhirnya, ia dapat bertemu dengan seorang ikhwan, dan sampai bisa memiliki banyak teman. Bahkan, sepe...