Majlis hari ini pun selesai. Setelah akhwat beres latihan, dilanjut dengan ikhwan. Dan setelah ikhwan selesai, adzan isya pun berkumandang.
"Hayo.. Berdoa dulu ya. Sebelum kita mengakhiri majlis hari ini, kita berdoa terlebih dahulu. Doa akhir majlis!" perintah bu Rifa.Para santri pun diam sejenak dan langsung membacakan doa akhir majlis. Setelah selesai...
"Alhamdulillah. Ingat, shalat yang khusyu. Gabole main-main. Cukup sekian, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh." ucap bu Rifa tak lupa dengan nasihatnya.
"Iya bu. Wa'alaikumssalam warahmatullahi wabarakaatuh." ucap semua santri.
Para santri pun bubar dengan sendirinya. Ada yang ke kamar mandi, ada yang berwudhu lagi, ada yang langsung menggelar sajadah, bahkan, ada yang langsung pulang! Wkwk.
**
Shalat isya pun dimulai. Tak lama, berakhir pada pukul 20.00 . Sepertu biasa, Visya dan Keyna pulang bersama.
"Key! Aku duluan ya!" ucap Visya berpamitan.
"Oke th. Hati-hati yaa!" ucap Keyna.
"Iya. Kamu juga, hehe."
"Siip."
Mereka pun beranjak ke rumah maisng-masing. Saat sampai di rumah, Visya langsung tergeletak di kasurnya. Ia langsung pergi ke kamarnya untuk membuka ponsel. Dan benar! Sudah ada notif dari orang itu.
"Asssalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsssalam."
"Tadi, kamu kok malah bohong sih?"
"Insyaa Allah, aku bohong demi kebaikan."
"Kebaikan apa kayak gitu?"
"Akhwat itu gamau kalau sampai masalahnya nyebar. Apalagi ke tangan guru. Mereka gamau ngebebanin pikiran para guru. Jadi, sebaiknya disembunyiin aja. Kita bisa nyelesaiin semuanya sendiri. Kita juga udah dewasa."
"Ouh. Gitu ya."
"Iya."
Ya. Siapa lagi kalau bukan Doni. Visya agak kesal sih mendengar Doni nanya seperti itu. Wkwk. Tak lama setelah membuka ponsel, Visya pun ketiduran dengan perut kosong.
**
Hari-hari pun berlalu. Semakin berkurang hari, semakin cepat Keyna pergi. Hari ini, adalah hari dimana minggu yang akan dilasaksanakannya pentas seni itu. Dan hari ini, tepat sehari lagi menuju malam puncak pentas seni HUT RI 1945.
"Anak-anak.. Mohon respectnya ya! Besok, kita sudah mulai naik panggung. Dan sekarang, kita latihan terakhir ya. Di latihan terakhir ini, karena panggungnya sudah ada, kita coba naik kesana aja. Yu!" ajak bu Rifa.
Pentas seni ini tak hanya tampil perkelas. Tetapi, ada juga yang digabungkan menjadi satu. Dan disini, kelas gabungan ini akan menyanyikan suatu lagu sembari mengibarkan bendera sang merah putih.
"Ayo naik! Hati-hati yaa." ucap bu Rifa menasihati.
"Key, ternyata, kalau diluar majlis, lebih dingin udaranya ya!" ucap Visya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Menuju Allah.
Teen FictionKisah seorang gadis yang mempunyai insting sulit bergaul dengan orang lain. Pindahan ke sebuah perumahan yang di dalamnya terlibat lika-liku. Namun akhirnya, ia dapat bertemu dengan seorang ikhwan, dan sampai bisa memiliki banyak teman. Bahkan, sepe...