"Ekhemm..." deheman seseorang tersebut sembari berjalan.
"A elah! Berisik don! Lu ekham ekhem mulu!" tegur Ravind.
"Eh, ehh. Kalem dah. Tuh liat! Mereka semua udah ada disana." ucap Andra.
"Males gue." timbal Ravind.
"Lah? Udah. Dateng aja. Disuruh sabum initu." ucap Doni.
"Betul, betul, betul." gumam Andra.
Ravind pun hanya bisa menghela nafas.
**
"Eh, masuk yuk! Kenapa masih diluar gini, wkwk." ajak Visya.
Visya pun mempersilahkan teman-temannya untuk masuk.
"Oiya, para ikhwan kemana nih? Bukannya diundang juga?" tanya Anissa.
"Tadi kan kalian sama mereka." ucap Visya.
"Iya. Tadi kita sempet ke rumah Doni." gumam Anissa.
"Hm, ngapain?" tanya Visya.
"Nanya. Doni mau nga-"
"Stttt." lirih Fatimah.
"Eh, wkwkwkwk." tawa Anissa.
"Apasi kalian? Jangan nutupin gitu ah." ucap Visya.
"Ah kepo. Ntar juga tau sendiri. Hahaha." lirih Aisha.
Visya pun hanya bisa menghela nafas.
"Sambil nunggu ikhwan, kalian minum dulu aja nih." ucap Visya sembari menyodorkan minuman.
Mereka pun minum dengan tenangnya.
"Hm, kalian udah sholat ashar?" tanya Visya.
Mereka pun terdiam.
"B-belum sih."
"Astaghfirullah. Kelupaan!"
"Yaah. Syaiton dasar."
"Yaallah, wkwk. Apa gara-gara kalian bingung cari kado? Maaf ya." lirih Visya.
"Eh, ngga kok ngga. Emang kitanya aja yang lalai." ucap Fatimah.
"Iya. Maklum. Masih proses perbaikan jalan." ucap Anissa.
"Eh, Hey! Perbaikan Diri." koreksi Aisha.
"Oohhhhhh. Wkwkwkwkwk." tawa Anissa.
"Mulai nih recehnya, wkwk. Yaudah, kalian sholat dulu." ucap Visya.
Saat mereka hendak melanjutkan perbincangan, sedikit ada kendala.
"Assalamu'alaikum!" ucap seseorang.
Visya, Anissa, Aisha dan Fatimah pun tersontak menghadap keluar.
"Siapa ya?" tanya mereka.
"Aku keluar dulu ya." gumam Visya.
Visya pun keluar untuk melihat siapa yang datang.
"Wa'alaikumssalam warahmatullahi wabarakaatuh." jawab Visya.
"E-eum, masuk-masuk." ucap Visya sembari membukakan pagar.
"Ehh, udah rame aja. Ikhwannya udah dateng juga. Sini masuk atuh don, ndra, vind!" ucap Ayah.
Mereka semua yang sudah masuk pun terlihat sedikit canggung.
"Iya bum, hihi." ucap Ravind dengan malunya.
"Giliran gini aja malu-malu." bisik Fatimah.
"Huuh, wkwkwk." lirih Aisha.
"Duduk-duduk. Ambil makanannya gih." suruh Ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Menuju Allah.
Novela JuvenilKisah seorang gadis yang mempunyai insting sulit bergaul dengan orang lain. Pindahan ke sebuah perumahan yang di dalamnya terlibat lika-liku. Namun akhirnya, ia dapat bertemu dengan seorang ikhwan, dan sampai bisa memiliki banyak teman. Bahkan, sepe...