"Jodoh memang tak kemana~"
**
Tak terasa, beberapa semester kuliah telah dilewati oleh Ravind. Lelah? Jangan ditanya. Biar bagaimanapun, tetap harus dijalani.
**
Saking asiknya bermain ponsel, Ravind tak sadar bahwa sang ibunda telah duduk di sampingnya.
"Vind" panggil mamahnya.
Ravind pun tak mengubris.
"Ravinddd" panggilnya lagi.
Naas, tak ada sahutan dari Ravind.
"Ravind!" panggilnya dengan nada tinggi sembari melepaskan earphone yang terdapat di telinga Ravind.
"EiYa cOPot kEnapA MaH?"
"Kamu ini, ngegame terus kerjaannya. Mana pake earphone lagi, syukur-syukur denger suara orang lain, lah ini ngga sama sekali."
"Iya iya maaf, emang kenapa sih?"
"Mamah mau ngobrol sama kamu, penting banget."
Ravind pun mengernyit heran. "Tumben"
"Udah, gausah tumben-tumbenan. Mamah mau tanya, sekarang kamu kuliah semester berapa?"
"Ya alhamdulillah udah semester akhir sih, tinggal skripsian."
"Hmm, bisa lah ya" gumam mamahnya.
"Bisa apa? Mamah nih, ngomong tuh jangan setengah-setengah"
"Yaudah nih mamah cerita. Jadi, kita tuh dulu pernah punya tetangga di tempat tinggal yang sebelumnya, mamah ini lumayan akrab sama beliau, bahkan.. Kamu juga sering main sama anaknya, apa kamu inget?"
Ravind pun berpikir sembari mengingat. Lalu tak lama, ia menggeleng. "Siapa dah? Aku ga inget"
Mamahnya hanya tertawa kecil. "Ya wajar sih ga inget, waktu kalian main bareng kan umurnya masih kecil"
"Hmm, udah mah cerita itu doang?"
"Eh belom. Belom selesai"
Ravind pun menghela nafas. "Yaudah lanjutin coba, siapa tau aku inget"
"Disana, mamah itu gapunya temen lagi selain beliau, jadi makin sini makin deket deh. Tapi setelah deket, beliau malah pindah rumah, jadinya kita jauhan deh. Saking gaada temennya, mamah juga memutuskan untuk pindah rumah kesini, dan ternyata.. Beliau juga tinggal disini."
"Tinggal disini?" tanya Ravind yang semakin bingung.
Mamahnya pun mengangguk. "Besok, mamah sama beliau mau ketemuan. Kamu ikut ya"
Ravind pun menggeleng. "Ngga ngga, masa aku ikut ngerumpi bareng emak-emak"
"Ya ngga. Beliau juga bakal bawa anaknya, jadi kamu ada temen lah"
"Anaknya cewe apa cowo nih?" tanya Ravind.
"Udah ya, mamah mau masak dulu di dapur. Dadahhh....." ucap mamahnya sembari melenggang pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Menuju Allah.
Teen FictionKisah seorang gadis yang mempunyai insting sulit bergaul dengan orang lain. Pindahan ke sebuah perumahan yang di dalamnya terlibat lika-liku. Namun akhirnya, ia dapat bertemu dengan seorang ikhwan, dan sampai bisa memiliki banyak teman. Bahkan, sepe...