Saat mereka sampai tepat di depan rumah Anissa, mereka memanggil Anissa.
"Th Anissaa!" panggil Oca.
Anissa dan Mamahnya pun keluar.
"Eh, udah banyakan aja. Disini kelas berapa aja? Hehehee" tanya Mamahnya sembari terssenyum ramah.
"Iya, ehehe. Ini Aisha sama Fatimah kelas 9, ini Gadis kelas 6. Hehe" jawab Oca sembari menunjuk satu persatu nama yang tadi ia sebutkan.
"Yang dua ini kaya kenal. Dulu, satu SMP sama Anissa ya?" tanya Mamahnya sembari menujuk Aisha dan Fatimah.
"E-eh iya, hehe." ucap keduanya dengan gugup.
"Udah pada gede ya, ehehe. Kalau Anissa kelas 10 nih, hehe. Gpp lah beda setahun-setahun, hhi." ucap Mamahnya.
"Iya, hehe" ucap Oca.
Oca memang sudah dekat dengan Mamahnya Anissa sekaligus Anissa nya. Hanya saja, mereka jarang bertemu meskipun tetanggaan.
"Kalau dua orang lagi siapa ini? Cantik-cantik, ehehee" tanya Mamahnya lagi.
"Oiya.. Lupa, hahaha. Ini Keyna, dan yang ini Th Visya." ucap Fatimah memperkenalkan karena Oca pun belum menyadari keberadaan Keyna dan Visya.
Keyna dan Visya pun tersenyum sembari menyapa.
"Wah.. Banyakan nih temen-temennya, hehe. Kelas berapa nak?" tanya Mamahnya kembali sembari melihat ke arah Keyna dan Visya.
"Aku kelas 10 juga, hehe" ucap Visya memberanikan diri sembari tersenyum.
"Ohh sama dong, hehe." ucap Mamahnya.
Visya pun tersenyum ke arah Anissa. Begitu pun sebaliknya.
"Kalau aku kelas 8, hehe." ucap Keyna.
"Ohh.. Sama seperti Oca ya.." gumam Mamah Anissa kembali.
"Hehe, iyaa." ucap Keyna.
"Yaudah atuh pada pergi sekarang. Keburu maghrib.." ucap Mamahnya.
"Iyaa.. Kalau gitu, kita pergi ya" ucap Oca berpamitan.
"Iya.. Hati-hati ya." ucap Mamah Anissa sembari mengulurkan tangan kepada satu persatu akhwat tersebut.
"Assalamu'alaikum!" ucap semua.
"Wa'alaikumssalam" jawab Mamah Anissa.
**
Setelah beberapa menit di perjalanan, mereka pun sampai di mesjid tepat waktu. Mereka sampai ketika adzan sedang berkumandang. Segeralah mereka menyiapkan alat shalat masing-masing.
"Eh sha, kamu bawa mukena ga?" tanya Fatimah.
"Ngga ah. Pake yang disini aja deh" jawab Aisha.
"Yaudah." jawab Fatimah singkat.
Visya pun yang sudah berwudhu segera memakai mukenanya. Dia melihat Anissa sedari tadi yang duduk saja tanpa bicara apapun. Visya pun memberanikan diri untuk bertanya.
"Kamu bawa mukena ga? Hehe" tanya Visya.
"Eh, iya bawa kok. Hehe." jawab Anissa.
"Ohh kirain ngga, hehe"
Dan akhirnya, Anissa pun pertama kalinya membuka mulut di depan Visya.
"Tadi.. Nama kamu siapa sih? Lupa, ehehe" tanya Anissa.
"Oh. Aku Navisya. Panggil aja Visya, hehe. Kamu Anissa kan?"
"Ohh. Iya, aku Anissa, hehe."
"Oke deh. Kamu pindahan atau gimana nis?" tanya Visya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Menuju Allah.
Teen FictionKisah seorang gadis yang mempunyai insting sulit bergaul dengan orang lain. Pindahan ke sebuah perumahan yang di dalamnya terlibat lika-liku. Namun akhirnya, ia dapat bertemu dengan seorang ikhwan, dan sampai bisa memiliki banyak teman. Bahkan, sepe...