"Guys, aku jadi gaenak. Feelnya udah kebawa gini." ucap Fatimah.
"Udah lah. Gausah diterusin. Yang penting, kita udah ngingetin." jawab Anissa.
Visya dan Aisha pun hanya mengangguk setuju dengan perkataan yang dilontarkan Anissa.
"Terus, aku read aja gitu?" tanya Fatimah.
"Minta maaf aja." ucap Visya.
**
Aduh th Dina, afwan ya. Aku ga bermaksud nyakitin. Aku cuman mengingatkan aja. Kita kan sesama muslim. Jadi, afwan ya sekali lagi.
**
Balasan dari Dina pun tak kunjung datang. Yang terpapar di layar ponsel Fatimah hanyalah tanda centang biru.
"Lah? Diread doang? Salah kita apa coba?" geram Fatimah yang sudah mulai kesal.
"Ih, kenapaya? Kita kan niatnya baik." timbal Anissa.
"Yaudah lah, lupain. Kalau dipikirin, berat." ucap Visya.
"Iya, berat! Kek rinduuuu. Ucup cup cuppp." ucap Aisha dengan nada lebaynya.
Seketika, tawa mereka pun pecah.
"Lebay!" sindir Fatimah dengan tatapan tajamnya.
"Kek suzanna, serem." ucap Anissa polos.
"Wkwk. Dasar kamu fattt." timbrung Aisha.
Visya hanya menggeleng kepala dengan kelakuan tiga sahabatnya itu.
**
Tak terasa, hari pun berganti. Hari ini, tepat hari senin. Dimana semua aktifitas kembali dilaksanakan. Begitu pula dengan majlis ilmu. Meskipun hanya dua hari, namun rasanya sungguh rindu untuk menabung ilmu di tempat tersebut.
Visya dan teman-temannya yang sudah siap pun mulai berangkat secara bersama-sama. Semenjak mereka dekat, pasti semuanya akan dilaksanakan secara bersama. Kurang satu? Rasanya tak seru.
"Eh, aku mau ngomong, boleh?" tanya Visya.
Mereka yang sedang menatap senja sembari menunggu waktu maghrib pun menoleh ke sumber suara.
"Ngomong apa sya?" tanya Anissa.
"Heem, boleh lah." timbal Aisha dan Fatimah.
"Kemarin.."
Flashback on.
Setelah mereka semua pulang, Visya pun beranjak pergi ke kamar. Ia berniat meluruskan seluruh tulangnya yang begitu sakit. Lelah? Jangan ditanya.
Seperti biasa, kebiasaan buruknya pun muncul. Ia berbaring sembari memainkan benda pipihnya itu.
"Dulu, aku kan berteman baik sama th Dina, apa aku coba nasihatin ya?" batinnya.
Dan akhirnya pun, ia memutuskan untuk perlahan berbicara tentang video itu kepada Dina.
Th Dina
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Menuju Allah.
Teen FictionKisah seorang gadis yang mempunyai insting sulit bergaul dengan orang lain. Pindahan ke sebuah perumahan yang di dalamnya terlibat lika-liku. Namun akhirnya, ia dapat bertemu dengan seorang ikhwan, dan sampai bisa memiliki banyak teman. Bahkan, sepe...