"Disatukan oleh pendidikan, dan dipisahkan oleh masa depan."
**
Selain kesempatan untuk melanjutkan pendidikan Doni, Visya, Anissa dan Gusti, tahun ini juga adalah tahun kelulusan Ravind, Fatimah, Aisha dan Andra.
Setelah satu persatu lulus, semakin sibuk saja mereka. Doni yang melanjutkan kuliahnya sembari kerja diluar kota, Visya yang juga kuliah sembari kost diluar kota, Anissa yang selalu aktif di kampusnya, dan Gusti yang sedang berjuang di asrama untuk menjadi TNI sesungguhnya. Terkadang lelah yang mereka rasakan, namun banyak sekali impian mereka yang harus segera dicapai.
**
Pov Ravind:
"Kamu harus kuliah."
"Tapi aku gamau mah."
"Kenapa gamau?"
"Aku cape belajar mah, aku gabisa, aku ga sanggup."
"Semua itu pasti ada vind. Jangankan kamu, anak SD aja pasti punya rasa cape saat sekolah. Ayolah.. Mau ya kuliah."
"Udah deh mah, jangan maksa-maksa aku terus. Aku gamau."
"Ravind, dengar mamah. Diluar sana, masih banyak orang yang ingin melanjutkan pendidikannya. Banyak orang yang terputus sekolah, hanya karena biaya. Dan kamu? Kamu yang punya kesempatan untuk kuliah, tapi kamu menyia-nyiakannya. Mau jadi apa kamu nantinya?"
"Vind, mamahmu itu bener lho. Mamah sama papah bukan memaksa kamu, tapi mamah sama papah cuman pengen ngasih yang terbaik aja buat anaknya. Emang orang tua mana sih yang gamau liat anaknya sukses?" ucap papahnya Ravind.
Ravind pun hanya bisa menghela nafas. "Emang mamah sama papah mau kuliahin aku dimana sih?"
"Jadi kamu mau?" tanya mamahnya yang menatap Ravind dengan penuh harap.
"Hmm" gumam Ravind.
"Terserah kamu mau kuliah dimana, asal kamu belajar dengan benar." ucap papahnya.
Mamahnya pun mengangguk setuju. "Kamu maunya kuliah dimana nak?"
"Di daerah sini aja lah, nanti Ravind cari kampusnya."
Mamah dan papahnya pun hanya mengangguk setuju.
Setelah beberapa minggu mendapat kampus yang cocok, Ravind pun berkesempatan untuk daftar di kampus tersebut.
Dan lihat! Ia yang berkata "gabisa belajar", namun akhirnya diterima di kampus ini. Ravind sendiri pun merasa bangga atas keberhasilannya. Kedua orang tuanya semakin berharap banyak pada Ravind, dan sedikit demi sedikit, Ravind pun sadar. Siapapun kita, pasti berkesempatan kok meraih pendidikan yang lebih tinggi, asal kitanya aja yang punya niat dan usaha. Jangan pernah menyerah dulu, setiap orang pasti memiliki keunikannya masing-masing.
**
Pov Fatimah:
+62-1234-5678-9101
"Halo selamat siang."
"Siang. Dengan siapa ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Menuju Allah.
Fiksi RemajaKisah seorang gadis yang mempunyai insting sulit bergaul dengan orang lain. Pindahan ke sebuah perumahan yang di dalamnya terlibat lika-liku. Namun akhirnya, ia dapat bertemu dengan seorang ikhwan, dan sampai bisa memiliki banyak teman. Bahkan, sepe...