Setelah pulang ke rumah Neneknya, Visya bertemu dengan Ibunya dsana. Ibunya sudah menunggu kepulangan Visya karena hari sudah terlalu sore.
"Assalamu'alaikum." ucap Visya sembari mencium tangan Ibu dan Neneknya.
"Wa'alaikumsalam nak." jawab Ibu dan Nenek.
"Langsung pulang skrg bu?". Tanya Visya pd Ibunya.
"Ayoo aja. Tunggu bentar ya, adikmu lagi jajan, hehe."
"Ohh yaudah. Knp ga nunggu ashar aja? Supaya bisa shalat dlu."
"Eiya bner. Yaudah, ba'da ashar aja pulangnya. Biar kamu bisa istirahat dlu juga."
"Iya bu."
"Gimana sekolah barunya?" tanya Nenek.
"Alhamdulillah seru nek. Aku kan sekelas lagi sm Rania, tmn SD, wkwk."
"Ohh pantesan.. Alhamdulillah deh. Biar gmpng gaul juga kalau ada tmn mah." iseng sang Nenek.
"Hmm.. Iya nek iyaa." sembari senyum ikhlass.
**
Keluarganya Visya memang sudah tahu bahwa dia orang yang sulit bergaul. Hingga akhirnya... Adzan ashar pun berkumandang. Dan Visya mulai beranjak untuk menunaikan kewajibannya.
**
"Ka? Udh shalat? . Ibu udh beres nih, mau siap siap buat pulang."
"Alhamdulillah udh bu. Yaudah yu, skrg aja. Mmpung cuaca nya msih cerah."
"Iya.. Takutnya hujan. Yaudah, siap siap yaa"
"Oke bu."
**
Setelah selesai membereskan barang barang, Visya pamit pulang pada Nenek dan Kakeknya.
"Nek, kek, Visya pulang dulu ya." sembari senyum dan mencium tangan Nenek dan Kakeknya."
"Iya nak. Hati hati yaa"
"Iya. Assalamu'alaikum.." ucap Visya.
"Wa'alaikumsalam.." jawab Nenek dan Kakek.
**
Setelah sampai di komplek, Visya turun dari motor. Di depan rumahnya, ada sekumpulan ikhwan yang sedang main sepeda. Anehnya, para ikhwan itu sudah kenal dengan Ayahnya Visya. Mungkin, karena Ayahnya sudah berbaur dengan para tetangga.
"Hey heyy. Anaknya pak Yadi kan?" ucap para ikhwan itu memanggil Visya.
"Hah? Apasi. Gakenal juga." omong Visya dalam hati sembari jengkel. Karena dia juga tidak suka jika ada ikhwan yng mengganggunya.
"Heyy! Ini tmen aku suka!" ucap satu ikhwan yg keliatannya lebih tua drpd ikhwan lain.
"Astaghfirullah. Knpasii." terheran heran.
"Engga ketang ngga. Boong inima." sembari menabok pipi temannya itu.
"Wkwkwkkwk" Visya hanya tertawa dengan tabokan itu dan tidak menghiraukan omongan mreka.
Visya pun masuk ke dalam rumah krena sudah sangat cape seharian berteman dengan terik matahari.
**
Adzan maghrib pun berkumandang. Visya terlelap tidur dari sepulang sekolah tadi. Akhirnya, sang Ibu membangunkan Visya untuk menunaikan kewajibannya itu.
**
Setelah Visya bangun dan melaksanakan shalat, Visya menuju ruang makan untuk makan malam.
"Buu. Ayah msh kerja?"
"Masih lah. Kan km tau Ayah pulang malam.."
"Ya iyaa. Nnya aja, wkwk. Trs, Ayya kmana?"
"Km lupa? Ayya kan ikut ngaji di komplek ini. Sebelum adzan maghrib, Ayya udh Ibu antar ke masjid krena shalat maghribnya berjamaah disana." terang Ibu.
"Ohh gituu." jawab Visya singkat.
"Kamu yakin gmau ikutan? Rame lho kayanya. Tadi, pas Ibu antar Ayya ke masjid, Ibu liat ada bnyak anak seumuran kamu."
"Ibuku sayang.. Visya bilang, Visya ga berminat..." sembari senyum paksa.
"Hmm.. Ga nyesel ya? Hahaha. Ada ikhwannya juga lhoo. Siapa tau, ada yg km suka, wakakwkak." iseng sang Ibu.
"Astaghfirullah buu. Visya gaakan pcaran dlu. Lagian, insyaa allah Visya gaada niat buat pacaran tuh."
"Bagus deh. Alhamdulillah.. Biar ntr km lgsg nikah aja ya, wakakwka." Ibunya pun bertambah iseng.
"Gimana Ibu deh." ucap Visya mengIyakan supaya cepat, wkwk. Yaallah pnya Ibu satu gini knpasii." lanjut Visya dalam hati.
"Eh, udh isya tuh. Udh kan makannya?"
"Udh."
"Yaudah, shalat dlu ka."
"Iya buu."
**
Setelah menunaikan shalat Isya, Visya mengecek dahulu handphonennya. Dan tidak ada notif sm skali yg msuk. Dan akhirnya, Visya memutuskan untuk tidur. Supaya besok shubuh bisa bangun dengan fresh.
**
Author pov: Hallo hallooo.. Gmn? Afwan ya kalau nambah bnyak typo yg bertebaran, hehee. Afwan juga nih kalau ceritanya msih gini gini aja. Bru pemula, hhe. Intinya, belajar belajar dan belajar👍🏼. Hamasah slluuu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Menuju Allah.
Teen FictionKisah seorang gadis yang mempunyai insting sulit bergaul dengan orang lain. Pindahan ke sebuah perumahan yang di dalamnya terlibat lika-liku. Namun akhirnya, ia dapat bertemu dengan seorang ikhwan, dan sampai bisa memiliki banyak teman. Bahkan, sepe...