"Th Dina kenapa sha?" tanya Visya dengan penasarannya.
Flashback on kembali.
Di keheningan malam, sepulang majlis, Visya, Aisha dan Dina pun pulang bareng. Saat itu, memang Fatimah tidak masuk majlis. Maka dari itu, Visya mengajak Aisha untuk pulang bareng.
"Eh sha, main dulu dirumah Visya yuk!" ajak Dina.
"Boleh. Aku sukaa, wkwkwk." ucap Aisha dengan tawa kecil.
Visya pun hanya tersenyum sembari menggelengkan kepalanya.
"Kamu ga keberatan kan sya?" tanya Dina.
"InsyaaAllah ngga. Malahan, aku seneng, hihihi." ucap Visya.
"Baiklah, wkwk." ucap keduanya.
Dan disaat itu pula, sesampainya dirumah, untuk pertama kalinya, Dina meminta izin untuk membuka ponsel Visya. Sebenarnya, di hari itu, Visya memang berniat ingin curhat. Tanpa disangka, Dina pun meminta izin duluan untuk kepo room chat Doni dan Visya.
Beberapa menit berlalu. Malam pun semakin larut.
"Eum, udah malem banget. Pulang yuk, sha!" ajak Dina sembari meletakan ponsel milik Visya.
Visya pun meraih ponsel tersebut. Karena memang sudah banyak notif yang bermunculan di layarnya.
"Iya. Aku juga laper nih, kepengen makan, wkwk." ucap Aisha.
Visya yang sadar akan ucapan Aisha pun langsung menoleh ke arah Aisha dan Dina.
"Astaghfirullah. Aku kelupaan. Afwan ya, ga sempet ngasih makanan." ucap Visya sembari menatap bergantian Aisha dan Dina.
"Halah, gausah lah. Gpp, wkwk." ucap Dina dengan senyum manisnya.
"Eh, aku juga ga bermaksud ngodein, wkwk. Udah diizinin main juga alhamdulillah th. Makasih ya!" timbal Aisha.
Visya pun hanya senyum tipis karena ketidakenakannya.
"Yaudah sya, kita pulang ya!" ucap Dina.
"I-iyaa." jawab Visya.
"Assalamu'alaikum!" pamit Dina dan Aisha.
Dalam hal itu, Visya tak menyadari apapun. Visya pun memutuskan untuk masuk ke dalam rumah.
Setelah sampai di kamar, tak lama kemudian, notif dari ponselnya pun berbunyi.
TING.
Segeralah Visya pun membuka room chat tersebut. Dan itu notif yang berasal dari kontak Aisha. Dalam room chatnya, Aisha menjelaskan bahwa saat ia pulang dengan Dina, Dina tak karuan menahan perasaan sakit yang memilukan. Dan saat Aisha hendak masuk ke dalam rumahnya, Dina bicara sepatah kata.
"Sha, aku mau cerita sesuatu." ucapnya dengan nada berbeda.
"Kok th Dina beda gitu ya? Tadi banyak senyum. Tapi kok sekarang kaya nahan kesedihan gitu sih." batin Aisha.
"Oiya, boleh. Kenapa th?" tanyanya.
"Sebenernya.." ucap Dina menggantungkan kalimatnya, yang juga membuat Aisha semakin penasaran.
"Sebenernya?" tanya Aisha memotong.
"Ah, gajadi deh. Aku pulang ya." ucap Dina dengan perlahan pergi menjauh.
"Aneh. Apa jangan-jangan..." batin Aisha.
**
Dan firasat Aisha mengatakan, bahwa Dina sepertinya menyukai Doni. Aisha bilang, ia tak suudzon. Tapi mengapa firasatnya mengatakan begitu? Dan firasat itu sangat kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Menuju Allah.
Teen FictionKisah seorang gadis yang mempunyai insting sulit bergaul dengan orang lain. Pindahan ke sebuah perumahan yang di dalamnya terlibat lika-liku. Namun akhirnya, ia dapat bertemu dengan seorang ikhwan, dan sampai bisa memiliki banyak teman. Bahkan, sepe...