Setelah membaca surat, Visya pun menutup kembali surat itu. Ia menyimpannya di meja kamar. Sebagai kenangan juga.
Setelah itu, Visya memutuskan membuka ponselnya.
"Aneh. Disaat aku butuh hiburan, dia malah gaada. Tumben ga chat. Dan disaat aku mulai merasa beda, malah dia ikut-ikutan beda. Beda yang memburuk." batin Visya.
Ia pun tersadar dengan ucapannya.
"Astaghfirullah. Mikir apa aku inii. Kemarin aja, saat dia ngechat terus, aku nolak abis-abisan." ucapnya sembari menghela nafas.
Tak sadar, ia pun memutuskan membuka status whatsApp orang-orang. Dan disana, terdapat status menyedihkan yang dibuat seseorang.
Visya yang prihatin dengan keadaannya, segera mengetik balasan dari status tersebut.
"Assalamu'alaikum nis. Kamu kenapa? Ada masalah sama Andra lagi?"
Tak lama, Anissa pun membalas chat tersebut.
"Wa'alaikumssalam sya. Iya nih. Ngeselin banget. Masa cuman gara-gara hal sepele dia cuek."
"Hal sepele? Maksudnya?"
"Nanti deh. Aku ceritain di majlis aja."
"Hmm.. Boleh. Sekarang, kamu sabar dulu aja ya! Keepstrong, hehe."
"Makasih banyak syaaa!! Kamu selalu suport aku."
"Sama-sama, hehe."
"Read"
**
Visya tak mengerti dengan semuanya. Ia tahu bahwa Aisha menyukai Andra, bahkan sejak dulu. Namun, Visya selalu membantu Anissa menyelesaikan masalahnya dengan Andra agar hubungan mereka tetap bertahan. Ia tak tahu harus bagaimana. Karena memang, kepedulian ia tak bergerak saat itu saja. Tapi sudah lama. Iya. Sudah lama. Jika Anissa membuat status galau, sedih dan semacamnya, Visya selalu berkomentar dan tak lupa memberi suport. Sungguh mengenaskan.
Setelah selesai chating bersama Anissa, Visya pun memutuskan untuk tidur. Lagi-lagi, ia tidur dengan perut kosongnya.
"Tok!tok!tok" ketuk pintu kamar Visya.
"Kak!" panggil Ibu.
Yang namanya tidur kan ga sadar ya. Apalagi, Visya tertidur sangat pulas. Mungkin, karena ia sedang mempunyai pikiran berat.
Akhirnya, Ibu pun memutuskan untuk masuk ke dalam kamar.
"Yaallah. Tidur ternyata. Kirain kenapa. Tapi kok aneh ya. Tidur masih pake gamis gitu. Kerudung masih sama kaya tadi pas berangkat ke majlis." gumam Ibu bingung. "Ah, mungkin dia kecapean. Kasian, belum sempet makan lagi." lanjut Ibu sembari membenahi posisi anak sulungnya itu.
Setelah posisi tidur Visya sudah benar, Ibu pun keluar kamar.
"Mana Visya buk?" tanya Ayah.
"Visya kayanya kecapean. Dia sampai tidur pulas gitu. Masih pake pakaian ngaji juga." jawab Ibu.
"Ohh gitu. Ga bangunin aja atuh? Kasian, belum makan." ucap Ayah.
"Ibu ga tega. Mukanya lesuh banget." ucap Ibu.
"Yasudah, besok pagi suruh dia makan banyak aja. Supaya ga gampang sakit kalau kecapean." nasihat Ayah.
"Iya yah." jawab Ibu.
**
Keesokan harinya, Visya pun terbangun dan sadar akan kelalaiannya.
"Yaampun! Aku masih pake gamis gini. Kenapa bisa ketidurannn!" lirih Visya.
Visya pun memutuskan untuk mengambil air wudhu karena adzan shubuh pun sudah berkumandang.
Selesai melaksanakan kewajibannya itu, Visya mandi dan pergi menuju ruang makan.
"Eh, udah rapi ajaa. Mau kemana?" tanya Ibu.
"Mandi lebih pagi aja bu. Lagian, malem keringetan banget karena tidur ga ganti baju dulu." ucap Visya sembari mengambil sepotong roti.
"Ohh.. Semalem, kok tumben tidur cepet? Mana masih pake pakaian yang sama lagi. Posisi ga bener." tegur Ibu.
Visya pun hanya menghela nafas.
"Kayanya, aku kecapean deh. Hehe." ucap Visya.
"Tukan benar. Yasudah, makan yang banyak ya. Kemarin, Ayah nyuruh kamu makan banyak biar ga gampang sakit!" perintah Ibu.
"Iya bu. Ini mau." ucap Visya sembari tersenyum.
Visya bersyukur karena memiliki kedua orang tua yang memperhatikannya dengan baik. Meskipun terkadang sering cekcok, Visya tetap menganggap kedua orang tuanya sebagai manusia yang paling berjasa di dalam hidupnya.
**
Sore hari pun tiba. Lagi dan lagi, Visya harus berangkat ke mesjid untuk menuntut ilmu. Bagi Visya, majlis itu sudah seperti pondoknya. Apapun yang ingin Visya dalami tentang agama, pasti ada disana.
Visya kembali berjalan menuju mesjid sendirian. Ia segaja memepetkan waktu menuju detik maghrib karena tak ingin menunggu terlalu lama. Saat ia sampai di mesjid..
"Hai sya!" sapa seseorang.
"Eh, hai. Hehe." balas Visya sembari tersenyum.
"Katanya, Keyna udah pindah ya?" tanya seseorang tersebut.
"Iya, hehe. Kenapa th?" tanya Visya.
"Gpp. Cuman heran aja sama kamu. Sebegitu sayangnya kamu sama dia. Haha." ucap seseorang tersebut.
Visya pun mengerutkan wajahnya.
"Kok th Dina ngomong gitu?" tanya Visya.
Iya. Itu Dina.
"Gpp sih. Cuman heran aja. Anissa sama temen-temennya juga malah jadi luluh sama Keyna. Dan mereka malah marah-marahin Oca!" ucap Dina sembari sedikit menekan perkataannya.
Visya yang semakin bingung pun tak mengerti.
"Visyaaa!!" sapa seseorang sembari memeluk Visya.
Iya. Mereka datang. Anissa, Aisha dan Fatimah menghampiri Visya dan Dina yang sedang berbincang.
"Eh, kalian. Hehe." balas Visya sembari memeluk balik Anissa.
"Tumben kalian kaya ngobrol serius gitu. Ada apa din?" tanya Fatimah.
" 'Th' fat, hehe." ucap Visya.
"Udah biasa nyebut nama, wkwk." gumam Fatimah.
Visya pun hanya bisa tersenyum.
"Gpp. Aku ke kelas dulu ya!" pamit Dina.
Visya yang semakin tak mengerti akan Dina pun lagi-lagi mengerutkan wajahnya.
"Dina kenapasi sya?" tanya Anissa.
Visya pun menggeleng.
"Kayanya, kesurupan ya." ucap Fatimah polos.
Aisha dan Anissa pun tertawa mendengar ucapan Fatimah.
"Hust fat, wkwk. Udah ah, masuk kelas yu!" ajak Visya.
"Skuuyyyy!!" ucap mereka serempak.
Mereka pun masuk ke dalam kelas. Di dalam, mereka melanjutkan berbincang sembari menunggu adzan maghrib.
"Eiya nis, hal sepele yang mau kamu ceritain itu apa?" tanya Visya polos.
Aisha dan Fatimah yang tak tahu apa-apa pun mengerutkan wajahnya.
Author pov: Lanjutt!!
Syukron🍃
💜"Cinta Menuju Allah"💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Menuju Allah.
Teen FictionKisah seorang gadis yang mempunyai insting sulit bergaul dengan orang lain. Pindahan ke sebuah perumahan yang di dalamnya terlibat lika-liku. Namun akhirnya, ia dapat bertemu dengan seorang ikhwan, dan sampai bisa memiliki banyak teman. Bahkan, sepe...