Visya pun hanya bisa mengikhlaskan ponselnya yang tertinggal itu.
Tak terasa, bel pulang sekolah pun berbunyi dengan amat sangat keras. Semua siswa merasa senang saat tiba waktunya pulang. Termasuk Visya. Ia senang karena ia akan segera bertemu lagi dengan ponselnya.
**
Sesampainya di rumah sang Nenek..
"Assalamu'alaikum!" sapa Visya.
"Wa'alaikumssalam." jawab semua.
"Bu, ponsel aku ketinggalan dirumah ya?" tanya Visya.
"Iya. Tapi Ibu sengaja bawa nih." jawab Ibu singkat.
"Hah? Serius bu? Mana-mana?" tanya Visya kegirangan.
Ibu pun segera menyerahkan ponsel tersebut.
"Aaa.. Baru sehari ga ketemu aja udah gakuat, wkwk." ucap Visya yang sekarang menggenggam erat ponselnya.
"Sehari aja sudah begitu. Apalagi kalau nanti kamu masuk pesantren nak." ucap Nenek.
Visya pun hanya cengengesan.
**
Tak lama kemudian, Ayya pun datang.
"Nah, adikmu udah datang kak. Pulang sekarang yu!" ajak Ibu.
"Okee." ucap Visya.
Ayya yang baru datang pun menghela nafas.
"Ibu sama kakak apa-apaansi? Ayya kan baru datang. Udah main pulang aja. Capek tau!" desak Ayya kesal.
"Hahahahaha. Terserah aku sama Ibu dong! Makannya, jangan lunggak lenggok kalau jalan tuh. Pelan amat. Kek siput, wkwk." ejek Visya.
"Etetet. Visya gabole gitu nak." nasihat Nenek.
"Eh, iya. Hehe." ucap Visya.
"Keburu ujan lho dek. Makannya Ibu ngajak pulang sekarang." ucap Ibu.
"Iya adek. Pulang sekarang aja ya. Bukan Nenek mengusir, hehee." ucap Nenek lembut.
"Yaudah deh. Ayo!" ucap Ayya.
Nenek memang sosok yang dikagumi Visya. Visya sangat dekat dengan Neneknya. Neneknya sangat taat sekali akan agama. Sholat pun jarang ia lewati. Dari kecil, Visya sudah disuruh-suruh mendalami agama oleh Nenek dan Kakeknya. Maka dari itu, Visya tumbuh menjadi anak seperti itu.
**
Tak butuh waktu lama, Ibu, Visya dan Ayya pun sampai dirumah. Visya yang sudah capek dengan hari ini langsung membaringkan tubuhnya diatas ranjang. Sebelumnya, ia membuka ponsel terlebih dahulu.
"Loh? Kok ada notif dari Doni? Udah kebaca? Hah? Astaghfirullah? Ini sama siapa?!" gumam Visya panik.
Ibu yang kebetulan lewat depan kamar Visya pun membuka pintu.
"Visya! Ada apa? Kenapa kamu teriak panik gitu?" tanya Ibu.
"A? Eu? Eum? Ngga kok bu." jawab Visya canggung.
"Oiya, maaf ya kak. Tadi Ibu ga sengaja read chat Doni, hehe. Sekarang, kamu bales ya chatnya. Siapa tau dia nunggu lama." ucap Ibu.
Visya pun hanya menghela nafas.
"Yaudah bu, gpp. Hehee." ucap Visya sembari tersenyum.
Ibu pun tersenyum kembali.
**
Adzan maghrib pun berkumandang. Majlis ilmu hari ini pun dimulai kembali. Visya memutuskan untuk sholat terlebih dahulu dirumah karena keadaannya yang capek, juga waktu pulang yang telat. Jadi, datang sebelum maghrib pun tak sempat diraih Visya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Menuju Allah.
Fiksi RemajaKisah seorang gadis yang mempunyai insting sulit bergaul dengan orang lain. Pindahan ke sebuah perumahan yang di dalamnya terlibat lika-liku. Namun akhirnya, ia dapat bertemu dengan seorang ikhwan, dan sampai bisa memiliki banyak teman. Bahkan, sepe...