"Nih, ambil satu-satu." ucap Doni.
"Ih, peka banget lu!" ucap Ravind.
"Yang nyuruh beli tuh gue!" timbal Raffa.
"Yaudah iya, makasih." jawabnya singkat.
"Untuk akhwat juga?" tanya Gusti.
Raffa pun mengangguk sempurna.
"Yaudah, ambil tuh." titah Gusti.
Lain hal, para akhwat pun malah menoleh satu sama lain. Sehingga, tawa kecil mereka pun muncul.
"Lah? Malah ketawa? Gaada yang lucu." ucap Ravind.
"Aku lucu ya?" tanya Gusti polos.
"HUEKK!" ucap Anissa dengan membuang muka.
Seketika, tawa Visya pun pecah.
"Lah? Yang satu nambah pecah tawanya. Kenapesi?" tanya Ravind yang semakin penasaran.
Visya yang malu dengan tingkah lakunya pun perlahan menundukkan kepalanya.
"Perlu aku ambilin?" tanya Gusti dengan sumber suara yang mendekat ke arah Anissa.
Dug! Dag! Dug! Dag!
Begitu kencangnya degup jantung sang Anissa Oktapia ini. Ia seperti seolah dikejutkan oleh setan. Bisa dibilang, lebih dari setan:v
"E-eum, gausah." ucap Anissa yang semakin gugup.
"Mata berair. Muka kek kepiting rebus. Badan menggigil. Th Nissa salah tingkah apa masuk angin?" cerocos Fatimah.
Seketika, tawa Aisha dan Visya pun kembali pecah.
"Udah fat, biarin aja. Kasmaran sih." timbrung Aisha.
Gusti yang semakin terlihat suka pada Anissa pun sama-sama salah tingkah. Posisinya ia lebih jauhkan dari sebelumnya. Padahal, sebelumnya pun sudah lumayan jauh.
"Lah? Elu ngapain ngejauh?" tanya Ravind yang masih dengan tenangnya meminum yoghurt tersebut.
"A-anu .. TUKAN, MUKENANYA TERBANG LAGI!"
Seketika, teriakan Gusti pun membuat semuanya menoleh ke arah jemuran.
"Yaampun. Ini kenapasiii?!" keluh Fatimah.
"Sabar fat. Ayo bantuin." ucap Aisha.
Mereka pun segera beranjak dari posisi duduknya. Namun, seketika tertahan oleh satu hal.
"Eh, GAUSAH!" ucap Gusti.
"Kenapasi? Ini tanggung jawab kita. Kalau sampai mukenanya kotor lagi, percuma!" ucap Fatimah.
"Kalem bro!" sindir Ravind.
Fatimah pun hanya bisa memutar balikkan matanya dengan malas.
"Gausah. Biar saya aja. Kalian semua duduk aja." ucap Gusti.
"Sumpah. Kenapasi pengertian banget?" batin Anissa.
"Nantinya ngerepotin kalian." timbal Aisha.
"Ngga, gpp. Yakan vind?" tanya Gusti sembari menoleh ke arah Ravind. Ravind yang tak kunjung menjawab pun disenggol oleh tangan Gusti. "Vind!"
"Eh, apasi? Ini enak tau." ucap Ravind masih akrab dengan yoghurtnya itu.
"Lu iklan vind?" tanya Doni.
"Iklan kiko. Wkwkwwkwkwk." sindir Raffa.
Ravind pun tak menghiraukan. Dengan tenangnya, ia masih terus meminum yoghurt itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Menuju Allah.
Подростковая литератураKisah seorang gadis yang mempunyai insting sulit bergaul dengan orang lain. Pindahan ke sebuah perumahan yang di dalamnya terlibat lika-liku. Namun akhirnya, ia dapat bertemu dengan seorang ikhwan, dan sampai bisa memiliki banyak teman. Bahkan, sepe...