"Eh, Ayah! Assalamu'alaikum." ucap Visya sembari mencium tangan Ayahnya itu.
"Wa'alaikumssalam. Lagi main ya ka?" tanya Ayah yang melihat Tari dan Syira.
Tari dan Syira yang dilihat oleh Ayah Visya pun mulai menundukan kepalanya. Mereka seakan terlihat malu-malu.
"Eum, iya yah. Oiya, Tari, Syira! Kenalin, ini Ayahku, hehe." ucap Visya.
"Hai om! Saya Tari." ucap Tari sembari mencium tangan Ayah Visya.
"Hai om! Saya Syira, hehehe." ucap Syira sembari mencium tangan pula.
"Oiya, hehe. Rumahnya pada dimana nih?" tanya Ayah.
"Aku sih masih di komplek ini. Kalau Syira di komplek sebelah om." ucap Tari.
"Aku juga bisa ngomong sendiri kali tar!" bisik Syira.
"Berisik!" ucap Tari sembari menyenggolkan badannya pada Syira.
"Ohh.. Begitu." ucap Ayah Visya. "Ka! Kalau Ibu sama Ayya kemana?" tanya Ayah.
"Tadi sih main di tetangga." jawab Visya.
"Ohh." ucap Ayah yang sekarang matanya mulai menonjol keluar rumah. Melihat ke arah yang tak diinginkan Visya.
"Ayah ngapain sih ngeliat ke arah mereka?" batin Visya.
"Hey! Pada pulang gih. Main terus. Mau maghrib ini!" perintah Ayah.
"Eh, iya bum, hehe." ucap Doni. " Pulang cepet pulang! Buruan! Orang tua udah nyuruh itu!" bisik Doni sembari menarik baju kedua sahabatnya itu.
"Sabar napa don! Gila lu ya?" bisik Ravind.
"Iye. Apaansi?" timbrung Raffa.
"Lu pada mau disangka yg ngga-ngga? Udah buruan! Ayooo!" ajak Doni. "Bum, pulang dulu, hehe." pamit Doni yang sudah berhasil membujuk Ravind dan Raffa.
"Iya sana. Ntar dicariin tuh!" ucap Ayah Visya.
"Cie syaa.. Ayah kamu perhatian banget sama calon mantunya. Ehemm." ucap Syira menggoda.
"Syira... Ayah aku memang perhatian juga sama anak lain." ucap Visya berbisik.
"Iya ya! So sweet banget. Tinggal nunggu ijab kobul aja! Wkwkwkwk." bisik Tari.
Visya pun sekarang terlihat malu semalu malunya. Hingga pipi ia mulai memerah.
"Yaudah om, kita pulang juga ya! Hehee." ucap Tari.
"Kok pulang sekarang sih tar? Aku masih pengen disini!" bisik Syira.
"Balik ga? Udah sore ini!" bisik Tari yang sembari mencubit Syira.
"Awwwwwwwwwww!!!!" teriak Syira yang naas membuat Ayah dan Visya membelalak.
"Eh, kamu kenapa?" sontak Visya terkejut.
"Aduh? Kenapa teriak? Bisa lihat makhluk lain?" tanya Ayah bercanda.
"E-em ngga kok om, sya. Hehe. Yaudah, kita pulang duluan ya om, sya!" ucap Syira yang mulai trauma dengan cubitan Tari.
"Nah. Gitu dong!" bisik Tari.
Visya yang melihat mereka berdua seperti itu pun hanya menghela nafas.
"Jadi, kalian mau pulang sekarang nih?" tanya Visya.
"Iya sya." jawab mereka berdua.
"Eum, perlu dianter ga?" tanya Visya lagi.
"Hah? Gausah. Udah mau maghrib juga, hehe." ucap Tari.
Visya pun tersenyum.
"Yaudah, hati-hati ya!" ucap Ayah Visya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Menuju Allah.
Genç KurguKisah seorang gadis yang mempunyai insting sulit bergaul dengan orang lain. Pindahan ke sebuah perumahan yang di dalamnya terlibat lika-liku. Namun akhirnya, ia dapat bertemu dengan seorang ikhwan, dan sampai bisa memiliki banyak teman. Bahkan, sepe...