C68- Malam Puncak.

42 11 20
                                    

Beberapa menit setelah kejadian itu, mereka pun kembali pada acara semula, yaitu "Makan Bersama".

"Woy! Lu pada mau sosisnya ga nih?" tanya Gusti yang sudah menggenggam sebuah sosis bakar di tangan kanannya.

Para akhwat pun menoleh.

"Ga bagi-bagi ya lu!" cibir Fatimah yang sikapnya sudah seperti biasa lagi.

"Lah? Tadi kan gue nanya, pada mau kagak?" tanyanya lagi.

Fatimah pun cengengesan. "Yamaaf, wkwk." ucapnya. "Yo guys! Kita makan sosis dulu sebelum tepat jam 00.00"

Visya pun mengernyit. "Kamu mau sampai jam 00.00 ?" tanyanya.

Fatimah pun mengangguk cepat. "Kalau kalian?"

"Emang kamu kuat fat?" tanya Anissa.

"Udah biasa." jawabnya singkat.

Aisha pun menatap langit dengan wajah datar.

"Aku sih mau aja. Kalian gimana?" tanya Visya.

Anissa pun menoleh ke arah Aisha yang sedari tadi terus menerus menatap langit malam yang memang bisa dibilang indah.

"Sha!" panggilnya.

Naas. Tak ada sahutan.

"Woy, sha!" panggil Anissa sembari menyenggol bahu milik Aisha.

"Astaghfirullah. Kenapa?" tanya Aisha yang sudah tersadar dari lamunannya.

"Lu yang kenapa? Dari tadi ngelamun terus." ucap Fatimah.

Aisha pun menggaruk pipi tirusnya yang tak gatal. "Gpp sih. Langitnya memang lagi bagus aja."

"Serius nih gpp?" tanya Visya.

Aisha pun mengangguk sembari tersenyum. Walau memang hanya senyuman tipis yang hadir di lengkungan bibirnya.

"Ah, apa-apaansi ini? Drama mulu dah!" kesal Fatimah.

"Sabar fat." timbal Anissa.

"Jadi, yang tadi aku nangis, disebut drama nih?" tanya Visya sembari tersenyum tipis.

Fatimah pun menghela nafas. "Bukan gitu."

Di tengah perbincangan, seseorang pun menarik perhatian mereka.

"WOY! SOSISNYA KEBURU HABIS NIH. LU PADA MAU KAGAK SIH?"

Seketika, Visya, Anissa, Aisha dan Fatimah pun menoleh.

"Eh, iya-iya dis." ucap Visya. "Udahan dulu ya debatnya anak-anak. Kita kesana dulu yuk!" ajaknya sembari menatap satu persatu sahabatnya itu.

Lalu, mereka pun mulai melangkahkan kaki menuju tempat pembakaran sosis.

"Nih, satu-satu yeu!" ucap Gadis.

"Emang kamu udah ngambil berapa?" tanya Anissa.

Gadis pun malah cengengesan. "Dua." ucapnya sembari mengacungkan 2 jari.

"Ihh. Kok dua?" tanya Fatimah kesal.

"Bodoamat. Yang penting, enak!" entah untuk ke berapa kalinya dia mengucapkan kalimat seperti ini.

Fatimah pun menghela nafas.

**

"Bro, udah ini, enaknya ngapain ya?" tanya Gusti.

Doni pun menoleh. "Beresin dan bersihin semuanya. Habis itu, liat kembang api. Terus, balik dah."

"Lah? Gitu doang? Garing!" timbal Raffa yang masih sibuk dengan sosis bakarnya.

Cinta Menuju Allah. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang