Mereka berdua pun pulang. Sesampainya di rumah, Aira langsung melangkahkan kaki nya ke kamar tanpa mempedulikan orang orang yang sedang berkumpul di ruang tamu.
Aira menutup pintu kamar dengan pelan. Ia menjatuhkan tubuhnya ke lantai. Aira menangis sambil memeluk lututnya nya. Sakit dan kecewa yang Aira rasakan.
"Ade kangen bang, Ade gx kuat hiks ... Sakit ..." ucapnya sambil menangis.
Aira Stevi Zamora. Gadis yang di kenal humoris dan mudah tertawa itu kini memperlihatkan sisi gelap nya yaitu lemah dan rapuh.
Selama ini, Aira selalu menutupi kerapuhan nya itu dengan tawaan nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentang itu.
*
Reyhan dan Nadine masih berada di taman. Mereka masih menikmati waktunya.
Ice cream ... Ice cream ...
Mendengar suara penjual ice cream, Nadine langsung meminta Reyhan untuk membelikan nya.
Nadine memegang tangan Reyhan sambil memasang puppy eyes. "Rey, aku mau ice cream." ucap nya dengan nada manja.
"Ok, aku beli dulu yaa, kamu tunggu sini." Reyhan pun segera beranjak pergi ke arah penjual ice cream.
Tidak berapa lama, Reyhan kembali menemui Nadine yang tengah duduk manis. Reyhan menyodorkan dua ice cream kepada kekasih nya itu.
"Nih ice cream nya." ucap reyhan. Nadine mengambil kedua ice cream tersebut dari tangan Reyhan.
"Makasih bubu." ucap Nadine sambil tersenyum.
"Sama sama princess." jawabnya lalu duduk di samping Nadine.
Reyhan bahagia saat Nadine kembali dalam hidupnya. Hanya Nadine yang bisa membuatnya terus tersenyum. Baginya Nadine adalah segalanya.
Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang sedari tadi diam diam memperhatikan mereka. Dia adalah Ridho. Amarah nya sudah di ujung tanduk dan sebentar lagi akan pecah. Namun, semua nya ia urungkan. Gadis kecil nya pasti akan marah bila ia melukai seseorang yang di sayang.
Ridho memutuskan untuk pergi dari taman meninggalkan mereka berdua. Ridho sekarang pergi ke danau. Disana, ia bisa menenangkan diri.
*
Suara adzan Dzuhur membuat Aira terbangun dari tidur nya. Ia segera berjalan ke arah kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan shalat.
Kruyuk ... Kruyuk ...
Saat sedang menilap mukena, tiba tiba saja perutnya berbunyi. Menandakan bahwa ia lapar.
Aira menghembuskan nafasnya, malas. Namun jika ia tidak makan, cacing cacing nya pasti akan demo. Mau tidak mau Aira melangkahkan kakinya keluar kamar menuju ruang makan.
Derap langkah kaki Aira membuat David menoleh. Namun, Aira berpura pura tidak melihat David. Ia terus melangkahkan kakinya hingga kini ia berada di meja makan.
Setelah makan, Aira pergi ke taman belakang rumah nya. Ia duduk di antara bunga bunga yang sedang bermekaran indah.
Ingatan nya tentang Daffa seketika muncul. Baru beberapa bulan saja ia sangat merindukan Daffa. Inilah rindu yang sangat berat baginya. Aira memegang kalung yang di pakai nya.
"Bang, adek kangen sama Abang hiks ... Dunia Ade hancur bang, gx ada lagi sosok pelindung serta sosok penyemangat. Apa Aira bo--boleh nyerah? Aira cape bang hiks ..." ucap Aira sambil terus menggenggam kalung tersebut.
Aira bangkit dari duduknya. Ia kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar nya.
Sesampainya di kamar, Aira mengambil buku diary. Ia mulai menuangkan isi hatinya pada lembaran kertas yang masih kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aira's diary [Lengkap]
Teen Fiction"Salah gua apa sama lu Rey??? Knpa lu tega jadiin gua sebagai pelampiasan??? Gua tulus sayang sama lu,, gua cinta sama lu tapi knpa lu sakitin hati gua??? Sampai kapan lu giniin gua??? Kapan lu bisa tulus sayang sama gua? Oh iya gua tau lu bakal say...