Dek Rara, I love you

1.1K 35 7
                                    

Menjauh dari Reyhan? Mungkin itu yang terbaik. Aira berharap Reyhan bahagia selalu dengan Nadine. Ia juga berharap jika Nadine tidak menyakiti hati Reyhan.

Ridho menaikkan kecepatan nya. Hal itu membuat Aira reflek memeluk Ridho. Rencana nya berhasil. Ridho membawa Aira ke taman.

Kini mereka telah sampai di taman. Ridho mematikan motornya. Namun, Aira belum menyadari itu.

"Ekhm ..." deham Ridho.

Aira yang mendengar dehaman Ridho pun tersadar. Ia mulai melepaskan pelukannya.

"Mas? Udah sampe mana?" tanya nya.

"Nyampe Amerika dek,"

"Hah?"

Ridho terkekeh kecil. Sepertinya gadis kecilnya belum sadar sepenuh nya. Huft ...

Aira kemudian turun dari motor. Ia melihat ke sekeliling tempat ini. Ternyata mereka sedang berada di taman.

Ridho mengajak Aira untuk duduk di kursi taman. Rasa nyaman itu tumbuh di hati mereka masing masing.

Aira menatap lekat wajah Ridho begitupula dengan Ridho.

Ridho tersenyum melihat wajah manis Aira. "Dek Rara cantik, manis pula."

"M--mas Idho apaan siih,"

Jantung Aira berdegup lebih kencang dari biasanya. Ia baper dengan apa yang di katakan oleh Ridho barusan.

Ridho mengacak acak rambut Aira. "Ih dek Rara lucu ya kalau lagi salting,"

Aira yang gemas dengan Ridho pun langsung mencubit pinggang nya membuat Ridho menggeliat geli.

"Iih dek Rara ... A--aduh geli hahaha iya iya ampun ih,"

"Makanya jangan jail," ucap Aira sambil mengerucutkan bibirnya.

"Iya iya maaf, dek sini liat mas." pinta Ridho.

Dengan ragu Aira menatap Ridho. Degupan itu kembali terjadi. "A--ada apa mas?"

"Mas sayang sama dek Rara, mas cinta sama dek Rara ... Mas minta dek Rara jangan sedih terus ya :) Minggu depan dek Rara UKK jadi harus fokus belajar,"

Air mata Aira tiba tiba saja lolos dari pelupuk matanya. Ia tidak bisa menahan agar tidak menangis. Aira langsung memeluk Ridho.

"I--iya mas, dek Rara gx akan sedih dan dek Rara akan fokus belajar."

Ridho menghapus air mata Aira. Ia kemudian memeluk Aira kembali. Memberikan kehangatan dan kenyamanan bagi Aira.

Sedikit demi sedikit senyum Aira mulai merekah kembali di kedua sudut bibirnya. Mereka sekarang hanyut pada pikiran nya masing masing. Rasa sakit di kepala Aira kembali terasa. Sebisa mungkin ia menahan rasa sakit itu.

Aira melepaskan pelukan nya. Ia mengusap air matanya. Saat sedang menghapus air matanya, tiba tiba saja darah segar keluar dari hidung Aira hal itu tentu saja membuat Ridho kaget.

"Dek Rara? Dek Rara sakit?" tanya nya khawatir.

"Engga kok mas, dek Rara gak sakit," jawab nya bohong.

"Serius?" tanya Ridho memastikan.

"Serius maaaas ....," ucap Aira.

"Ok deh,"

*

Hari sudah mulai siang, Ridho mengajaknya untuk mencari makan karena cacing di perutnya sudah demo.

"Dek, cari makan yuk mas laper nih," ajak Ridho pada Aira.

"Ayo mas, dek Rara juga laper."

Mereka berdua bangkit dari duduknya. Aira dan Ridho menaiki motor dan segera mencari warung nasi.

Aira's diary [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang