Tantangan dari Daffa

226 5 4
                                    

Aira ikut berdiri di samping Reyhan. Ia masih tak percaya dengan apa yang di ucapkan Reyhan barusan. Saat ia dan Reyhan akan pergi, tiba tiba saja teman temannya muncul dan bersorak sorai. Ya, sedari tadi teman temannya memperhatikan Reyhan dan Aira. Benar dugaan Rino bahwa Reyhan akan menembak Aira.

"Cie cie... Aduh ini mah bakal makan makan nih ekhm... Ekhm di tunggu ah makan makan nya." ucap Vino yang tiba tiba muncul membuat Aira kaget.

"Kok Lo ada disini??? Bukannya Lo sama yang lain ada di depan ya??" tanya Aira bingung.

"Iya tadi gue sama yang lain emng ada di depan tapi karna Lo lama jadi kita susul deh eh pas pengen nyamperin Lo, Bang Reyhan lagi nembak Lo yaudah kita semua ngumpet deh." jelas Airin pada Aira. Aira menghela nafas nya tak menyangka atas tingkah laku sahabatnya ini.

Sebenarnya, tidak hanya ada teman teman Aira saja di taman. Namun Ridho pun ada disini bahkan ia melihat Reyhan menyatakan perasaan nya pada Aira.

Sakit sih namun Ridho tak menghiraukan itu semua. Air mata Ridho seketika jatuh dari pelupuk matanya seolah olah tak terima Aira menjadi milik orang lain. Tapi mau gimana lagi?? Nasi sudah menjadi bubur tinggal menunggu keputusan Daffa memberi restu atau tidak.

Ridho memutuskan untuk pergi dari taman. Ia tak ingin merasakan sakit yang terlalu dalam saat melihat Reyhan dan Aira bersama. Saat Fahri sedang tertawa tiba tiba saja matanya tertuju pada Ridho yang muncul dari semak semak dengan mata yang sembab. Fahri berfikir bahwa Ridho tau tentang Reyhan yang menyatakan cinta pada Aira. Karna hari ini adalah hari spesial bagi Aira, Fahri memutuskan untuk tak memberi tahu Aira jika ia bertemu dengan Ridho tadi. Fahri kembali memperhatikan Aira dan Reyhan agar Aira tak curiga.

Di karenakan Reyhan akan meminta restu pada Daffa, maka dari itu Aira mengabari kakak nya agar cepat pulang. Daffa yang di pinta adiknya agar cepat pulang pun penasaran akhirnya Daffa pun mengikuti apa yang adiknya katakan. Daffa menyuruh teman temannya untuk menggantikan dirinya. Daffa meraih kunci mobil yang tergeletak di atas meja kemudian ia bergegas keluar. Ia membuka pintu mobil dan langsung masuk ke dalam lalu pergi dengan kecepatan sedang.

Kini Daffa telah sampai di depan rumahnya. Ia membuka gerbang lalu masuk ke dalam pekarangan rumah yang sangat luas. Daffa memarkirkan mobilnya di garasi mobil tak lupa ia mengunci mobilnya. Daffa langsung masuk ke rumah dan mendapati adiknya sedang duduk bersama Reyhan di ruang tamu. Aira berdiri dan berlari ke arah Daffa lalu memeluknya.

"Bang Deef... Ayo cepet duduk bareng Ade dan Reyhan." ucap Aira sangat riang.

Daffa mengerutkan dahinya bingung dengan tingkah adiknya hari ini. Ia pun berjalan dengan bergandengan tangan bersama Aira. Daffa duduk di samping adiknya kemudian mengeluarkan pertanyaan yang sedari tadi berputar di otaknya.

"Ada apa sayang??? Kok kayanya Ade bahagia banget hari ini?? Cerita dong ada Reyhan juga Abang penasaran deh." Daffa melontarkan pertanyaan yang cukup banyak membuat Aira terkekeh kecil.

"Bang Def jangan marah ya please." pinta Aira pada kakaknya.

"Iya Abang janji gx marah." jawab Daffa meyakinkan Aira.

"Jadi gini tadi Reyhan nembak Ade tapi blm di terima karna Ade blm dapat restu dari Abang." jelas Aira sambil menundukkan kepalanya takut Daffa marah meskipun Daffa telah berjanji tak akan marah.

"Ooh jadi ini alasan nya Abang di suruh pulang cepet yayaya gini ya sayang,, Abang gx marah sama kamu dan Abang akan restuin kalian pacaran setelah Reyhan menyanggupi dan menyelesaikan tantangan yang Abang kasih." jelas Daffa sambil mengelus rambut adiknya dengan lembut.

Aira's diary [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang