Antara mimpi dan nyata

381 13 0
                                    

Sekarang, Reyhan dan teman teman nya meninggalkan makam Daffa. Mereka pulang ke basecamp. Ervan yang mendengar kabar Daffa telah tiada pun kaget. Ervan segera pergi ke makam Daffa. Sesampainya disana, Ervan langsung mengirimkan doa untuk Daffa.

"Semoga Lo tenang ya disana, masalah Aira gua yang akan jaga dia, Lo tenang aja gua gx akan ngebiarin Reyhan nyakitin Aira, yaudah gue pulang dulu ya." Ervan bangkit dari jongkoknya dan mulai melenggangkan kaki nya pergi meninggalkan makam Daffa.

Sesampainya di rumah, Aira langsung memasuki kamar Daffa. Bau harum yang khas kini masuk ke dalam lubang hidung milik Aira. Ia mengelilingi setiap sudut kamar Daffa. Rapih, bersih dan indah itulah penilaian terhadap kamar Daffa. Aira mengambil bingkai foto yang ada di nakas. Ia memeluk erat bingkai foto Daffa.

Rasanya seperti mimpi namun nyata. Sekarang Daffa pergi meninggalkan segala kenangan.

"ABANG SAYAAANG BANGET SAMA ADEK."

"SELAMAT TIDUR PERI KECIL ABANG."

"PAGI PERI KECIL."

Kata kata itu kini berputar kembali di otaknya. Aira masih tidak ikhlas dan percaya dengan kepergian Daffa yang begitu cepat.

Aira yang merasa lelah karna terus menangis akhirnya merebahkan diri di atas kasur. Matanya pelan tapi pasti mulai terpejam.

*

Reyhan duduk di tempatnya. Matanya menatap langit langit dengan tatapan kosong.

"Lo kenapa Rey??" tanya Ari khawatir.

"Gue gpp kok." jawab Reyhan lemas.

"Serius Lo gpp??" tanya Riyan memastikan.

"Iya gue gpp, gue ke dalam dulu ya cape pengen tidur." pamit Reyhan sambil beranjak pergi dari teman temannya.

Saat Reyhan pergi, Ari dan dan ketiga temannya sepakat untuk menjaga Aira dari Reyhan. Terlebih Riyan, karna dirinya yang sudah membawa Aira masuk ke dalam hidup sang Playboy cap kakap.

"Apapun yang terjadi kita harus jaga Aira." ucap Ari dengan suara pelan.

"Apalagi gue, gue yang udah bawa Aira masuk dalam hidup Reyhan, maka dari itu gue harus ekstra jaga Aira." ucap Riyan dengan rasa bersalah nya.

"Ok kalau gitu kita harus jaga Aira." final Angga. Mereka semua mengangguk setuju.

Reyhan terus berjalan menyusuri jalan. Langkahnya terhenti saat matanya melihat Daffa yang sedang berdiri di hadapan nya. Terlihat jelas wajah Daffa yang terlihat marah. Matanya memerah dan ia berjalan ke arah Reyhan. Reyhan yang takut langsung berlari pergi.

"PEMBUNUH!!" ucapnya sambil berjalan ke arah Reyhan.

"Gu--gue gx sengaja Daf, ma--maaf gu--gua bener bener gx sengaja." ucap Reyhan dengan nada takut.

"LO HARUS MATI!! LO PEMBUNUH!!!" Daffa berhasil menangkap Reyhan. Kedua tangannya memegang leher Reyhan dengan kuat membuat sang empu merasa sakit.

"Aaa sa--sakit Daf, to--tolong le--lepasin gue Daf." Reyhan berusaha untuk melepaskan cekikan Daffa.

"PEMBUNUH!!! LO HARUS MATI!!!" bukan nya melepaskan cekikan, Daffa malah lebih kuat mencekik leher Reyhan membuat Reyhan tidak berdaya.

"To--tolong le--lepasin gu--gue to--tolong argh sa--sakit." Reyhan terus meminta tolong namun tidak ada yang menolong nya.

Ari dan teman temannya dikagetkan dengan suara Reyhan yang minta tolong. Mereka langsung kedalam untuk meriksa Reyhan. Mereka berempat langsung membangunkan Reyhan dari tidurnya.

Aira's diary [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang