Aira turun dari mobil lalu melangkah kan kakinya ke dalam sekolah. Sudah banyak murid yang datang, mereka semua berkumpul dengan teman nya masing masing.
Dari kejauhan, Ridho melihat Aira yang sedang berjalan dengan raut wajah yang bahagia. Ide jahil nya muncul kembali, Ridho berjalan mengendap-endap mengikuti Aira, namun jika Aira berhenti Ridho akan mengumpat.
Aira terus berjalan meskipun ia merasa ada yang mengikutinya. Lagi lagi Ridho berjalan mengikuti Aira. Aira yang kesal pun berhenti. Ia melihat ke seluruh tempat, tidak ada yang mengikuti semua nya asyik mengobrol dengan teman temannya. Saat Aira berbalik arah, Ridho seketika muncul di depan Aira membuat sang empu kaget dan kesal.
"Maas Idhoooo nyebelin." teriak Aira tanpa mempedulikan orang sekitar.
Ridho menutup kedua telinganya akibat teriakan Aira. "Aish dek Rara jangan teriak teriak masih pagi." peringat Ridho sambil mencubit hidung Aira dengan gemas.
"Lagian kebiasaan deh ngagetin aja." Aira mengerucutkan bibirnya kesal.
Ridho yang melihat tingkah Aira yang seperti anak kecil pun tertawa. Aira terlihat menggemaskan saat seperti ini.
"Dek Rara lucu iih gemeees." ucap Ridho sambil mencubit erat pipi Aira.
Melihat kedekatan mereka berdua, membuat semua murid terbawa suasana terlebih kaum hawa. Mereka iri pada Aira yang dengan mudahnya dekat dengan Ridho sedangkan mereka tidak bisa. Itu semua dikarenakan sifat Ridho yang dingin terkecuali dengan orang orang terdekat nya.
Aira bersedekap dada lalu memalingkan wajahnya. Ia berpura pura ngambek pada Ridho. Namun beberapa saat kemudian, Aira menatap Ridho kembali. Aira menatap dengan tatapan devil nya. Ridho yang tahu bahwa Aira akan membalas nya pun langsung lari.
"Mas Idhoooo jangan kabuur yaa." teriak Aira sambil berlari mengejar Ridho.
Ridho terus berlari menghindari kejaran Aira. Ia masuk ke kelas nya lalu mengumpat di kolong meja. Aira ikut masuk ke dalam kelas Ridho dengan jalan yang mengendap-endap. Kini ia telah sampai tepat di meja yang menjadi tempat persembunyian Ridho.
"Ekhm ... Cie yang lagi ngumpet." sindir Aira.
"Sst ... Diem ntar ketauan dek Rara." ucap Ridho tanpa ia sadari bahwa yang mengajak nya berbicara adalah Aira.
"Emang kenapa klo ketauan?" tanya Aira.
"Nanti di cubit, kan sakit iya aja kalau di peluk mah gpp." jawabnya dengan pelan.
Teman teman Ridho menahan tawa atas perilaku Ridho, ternyata Ridho belum menyadari bahwa yang bertanya adalah Aira.
"Heleh modus! Ehm ... Kamu ada rasa sama Aira ya?" tanya Aira mendalam.
"Jelas aku ada rasa karna aku sayang sama dek Rara ah, seandainya saja dek Rara belum punya pacar, aku akan meminta nya untuk menjadi kekasih ku." ucapan Ridho membuat hati Aira menghangat. Pipinya seketika memerah.
Teman teman Ridho yang sudah tidak kuat menahan tawa pun akhirnya tertawa. Terlebih lagi saat mendengar pengakuan dari Ridho pasal perasaan nya terhadap Aira.
"Ecie cie ... Yang sayang sama dek Rara ekhm ... ekhm ... " ucap Aira seraya meledek.
Ridho tersadar bahwa itu adalah suara Aira dan ia pun keluar dari persembunyiannya.
Tuk!
Saat Ridho ingin keluar, kepala nya terpentok meja membuat sang empu meringis kesakitan.
"Awh ..." rintih nya sambil mengelus kepala yang tadi terpentok. Ridho merutuki dirinya sendiri. Mengapa bisa ia tidak hafal dengan suara Aira? Udah gitu teman temannya tidak memberitahu diri nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aira's diary [Lengkap]
Teen Fiction"Salah gua apa sama lu Rey??? Knpa lu tega jadiin gua sebagai pelampiasan??? Gua tulus sayang sama lu,, gua cinta sama lu tapi knpa lu sakitin hati gua??? Sampai kapan lu giniin gua??? Kapan lu bisa tulus sayang sama gua? Oh iya gua tau lu bakal say...