Fahri tahu bahwa senyum yang Aira berikan bukanlah senyuman asli. Melainkan senyuman untuk menutupi luka dan kesedihan.
Sekarang mereka telah sampai di danau. Pepohonan yang rindang, semilir angin yang berhembus serta air danau yang tenang membuat mereka rileks saat berada di danau.
"Ai, bentar lagi kayanya bakal banyak libur deh," ucap Fahri.
Aira mengangguk setuju dengan apa yang di ucapkan Fahri. "Iya ya, kan kelas XII mau UN."
"Lo kok sedih Ai?" tanya Aurel khawatir.
Bagaimana tidak sedih? Jika setelah UN dan kelulusan pasti Ridho akan kuliah di universitas keinginan nya dan itu artinya ia akan pisah dengan Ridho.
Aira menatap satu persatu temannya dengan mata yang berbinar. "Jelas gue sedih karna setelah kelulusan mas Idho pasti bakal cari universitas yang dia mau dan itu artinya kita bakal pisah."
"Iya juga sih, tapi Lo tenang aja Ai kan sekarang jaman udah canggih bisa vc an kalo kangen." jelas Vino.
Aira tersenyum. "Iya, walaupun mungkin gx sama,"
Teman temannya satu persatu memeluk Aira. Mereka semua menyemangati Aira yang sedih.
*
Kruyuk ... Kruyuk ...
Perut Fahri berbunyi membuat semua yang sedang asyik mengobrol terdiam sejenak lalu tertawa. Rupanya perut Fahri sedang protes karna lapar.
Rino mengajak Aira untuk membeli makanan. Mereka pun berjalan mencari penjual nasi.
Setelah dapat mereka segera kembali ke danau. Selama perjalanan, mereka berdua melontarkan lelucon yang membuat tertawa satu sama lain.
"Ai, lu tau gx? Makan, makan apa yang bikin sakit?" tanya Rino
Aira mengerutkan dahi nya. "Makan apa?"
"Makan hati,"
Mereka berdua tertawa saat mengetahui jawaban nya adalah 'makan hati'. Ya walaupun mereka sendiri tahu bahwa lelucon nya garing hehe.
"Lo tau? Kenapa pelangi muncul ketika hujan reda?"
Aira menggeleng. "Gx tau, kenapa?"
"Kan gue nanya Airaaaa! Kalo tau pun gx bakal nanya."
"Kampret lu Rin, gue kira lu mau gombalin gue." ucap nya kesal.
"Mau banget ya gue gombalin hm?"
"Kagak lah." ucap Aira lalu membuang muka.
"Ngaku lo, hayoo mau gue gombalin yaa."
"Bodo amat Rin bodo heuh!!" Aira berjalan di depan meninggalkan Rino yang masih di belakang.
"Woy Ai, tungguin ngapa elaah masa gue di tinggal."
Rino berjalan lebih cepat agar bisa menyamai Aira. Sekarang mereka telah sampai di danau.
"Nih Fah, di makan ya." ucap Aira sambil menyodorkan kantung plastik berisikan makanan.
Fahri mengambil kantung plastik tersebut. "Makasih Ai,"
"Sama sama,"
"Sama gue gx bilang makasih?" tanya Rino yang tak terima dengan Fahri
"Hehe ... Maaf lupa, makasih ya Rin."
"Ok ok," jawabnya lalu duduk di samping Aira.
*
Malam semakin larut namun Aira masih saja bergelut dengan buku bukunya. Rasa kantuk pun mulai terasa di kedua matanya. Aira yang lelah serta mengantuk pun akhirnya membereskan buku buku nya. Ia memilih untuk tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aira's diary [Lengkap]
Teen Fiction"Salah gua apa sama lu Rey??? Knpa lu tega jadiin gua sebagai pelampiasan??? Gua tulus sayang sama lu,, gua cinta sama lu tapi knpa lu sakitin hati gua??? Sampai kapan lu giniin gua??? Kapan lu bisa tulus sayang sama gua? Oh iya gua tau lu bakal say...