Dokter Rafi menggelengkan kepala saat mengetahui Aira sudah tidak ada. Beliau menyuruh perawat untuk melepaskan semua alat yang ada di tubuh Aira.
Dokter Rafi segera menuliskan tanggal dan jam kematian Aira.
"Dengan berat hati saya mengatakan pasien bernama Aira Stevi Zamora sudah meninggal dunia pada pukul 11.15 WIB kami sudah berusaha keras namun Tuhan berkehendak lain." ucap dokter Rafi.
Reyhan menggeleng keras. Ia tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh dokter Rafi barusan.
Aira masih hidup!! Ia hanya tidur makanya matanya terpejam. Ya, Aira masih hidup!!
"Gx!! Aira masih hidup!!! Dokter becanda kan?? Sekali lagi dokter bilang Aira udah gx ada, saya akan bikin dokter menderita!!" ucap Reyhan dengan penuh emosi.
Dokter Rafi dan suster hanya menggelengkan kepalanya. Mereka paham dengan apa yang di rasakan Reyhan sekarang.
Dokter Rafi memukul pundak Reyhan pelan. "Kamu yang sabar ya, segera hubungi keluarga nya," ucap dokter Rafi.
Reyhan tak menjawab omongan dokter Rafi. Ia terus memandang kekasih nya yang sudah terbujur kaku.
"B--bangun sayang hiks bangun,, ja--jangan tinggalin aku,, Airaaaa ..." teriak Reyhan sambil menangis.
*
Teman teman Reyhan terus saja membangunkan Reyhan. Reyhan membuka matanya dengan keringat yang mengalir deras dari tubuhnya. Ia menelisik ke seluruh ruangan. Ia melihat teman temannya yang sudah berada di sekililing nya.
Reyhan mengerutkan dahinya. Me--mengapa dirinya bisa ada di markas? Bukankah tadi ia berada di rumah sakit? Reyhan pun menatap teman temannya satu persatu dengan tatapan bingung. Ada apa ini?
"Udah sadar Lo?" tanya Ari dengan wajah yang sedikit kesal.
"Lah? Emang gua kenapa?" tanya Reyhan bingung.
"Gua knpa, gua knpa,, heh Lo dari tadi tidur teriak teriak mulu tau gx? Nyebut nama Aira mulu,"
Reyhan kini tersadar. Ia bermimpi jika Aira sudah tidak ada. Air matanya keluar kembali. Perasaan nya sekarang gundah gulana. Ia sangat khawatir dengan orang yang sangat ia sayang.
"Gu--gua tadi mimpi,, gu--gua mimpi kalo Aira udah gx ada, Aira ninggalin gua." Reyhan berbicara dengan air mata yang mengalir deras.
Teman teman Reyhan saling tatap satu sama lain. Mereka tidak tega melihat kondisi Reyhan sekarang. Ari memukul pelan pundak Reyhan.
"Kita berdoa aja Rey, namanya jodoh, rezeki dan maut itu rahasia Allah." ucap Ari dengan perasaan yang tak karuan.
"Iya, gua mau ke rumah sakit." ucap Reyhan yang di angguki oleh teman temannya.
Reyhan bangkit berdiri dan mulai melangkahkan kakinya keluar. Ia berjalan ke arah motornya.
Reyhan menaiki motornya dan mulai melajukan motornya ke rumah sakit. Sesampainya di sana, Reyhan langsung melangkahkan kakinya ke ruangan dimana Aira di rawat.
Reyhan melihat Aira dari sebalik pintu. Terlihat jelas Aira yang terus menutup matanya.
Dengan perasaan yang gelisah, Reyhan memaksakan kakinya untuk melangkah masuk ke dalam ruangan.
Reyhan berjalan ke arah tempat tidur Aira. Ia mengelus lembut tangan kekasihnya.
"Kapan kamu sadar sayang? Ayo buka mata kamu, aku rindu dengan canda tawa kamu, aku rindu dengan ke cerewetan kamu, aku merindukan senyuman mu," monolog Reyhan.
Tes!
Air mata Reyhan terjatuh di tangan mulus Aira. Reyhan benar benar tidak bisa menahan rasa sedih nya kala melihat Aira yang terus menutup matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aira's diary [Lengkap]
Fiksi Remaja"Salah gua apa sama lu Rey??? Knpa lu tega jadiin gua sebagai pelampiasan??? Gua tulus sayang sama lu,, gua cinta sama lu tapi knpa lu sakitin hati gua??? Sampai kapan lu giniin gua??? Kapan lu bisa tulus sayang sama gua? Oh iya gua tau lu bakal say...