Reyhan menganggukkan kepala. Ia mulai melajukan motornya meninggalkan Aira yang masih berdiri di depan rumah nya.
Aira mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Ia membuka pintu rumahnya. Aira menelisik ke segala. Sepi, sepertinya semua Abang nya masih berada di forkafara.
Aira berjalan ke arah ruang tengah. Ia menemukan Bu Laksmi yang sedang tidur. Dikarenakan tidak ingin mengganggu Bu Laksmi yang sedang tidur, Aira pergi ke kamar nya.
Aira mengambil sebuah botol lalu memasukkan setangkai mawar itu. Senyum nya sedari tadi tak pernah pudar.
Ia duduk di kursi belajar lalu mengambil sebuah buku diary. Tanpa butuh waktu lama, kini tangan nya sudah lihai menari di atas kertas putih.
Setelah menulis diary, Aira mengambil foto Daffa dan ayahnya. Ia memeluk erat bingkai foto tersebut.
"Bang, ayah, Aira seneeeng banget. Kalian tau? Usaha Aira untuk membuat Reyhan jatuh cinta sama Aira gx sia sia, sekarang Aira ngeliat kalo Reyhan sedikit demi sedikit mulai terima Aira di hidupnya. Aira bahagiaaa banget," monolog nya.
Tanpa Aira sadari, di belakang ada David dan Aldo yang sedang berdiri. Mereka berdua mendengarkan ucapan Aira. Ada rasa bahagia di hati mereka. Sekarang Reyhan sudah mulai menerima Aira dan menyayangi Aira. Mereka berharap, Reyhan akan terus menyayangi adik kecil nya itu.
Dikarenakan tidak ingin mengganggu Aira, David dan Aldo pun kembali ke ruang tengah menemui teman temannya serta Bu Laksmi.
*
Reyhan memarkirkan motornya di depan rumah. Ia masuk ke dalam rumah dengan hati yang berbunga-bunga.
Ervan yang sadar bahwa Reyhan telah pulang pun mengakhiri acara membaca nya. Ia menatap adiknya dengan tatapan bingung.
"Lo kenapa Rey? Datang datang senyum senyum sendiri, Lo sehat kan?" tanya Ervan menyelidik.
Reyhan duduk di samping Ervan. "Gua lagi bahagia bang,"
Ervan mengerutkan dahinya. "Bahagia kenapa Lo?"
"Gua bahagia karna bisa liat senyum manis Aira,, jujur aja sekarang gua sadar kalo yang tulus itu cuma Aira, gua janji gua bakal perbaiki semua nya dan bakal jaga Aira,"
Senyum Ervan sedikit demi sedikit berkembang. Ia bahagia mendengar apa yang Reyhan ucap barusan. Namun ada sedikit rasa sedih, bagaimana tidak? Disaat Reyhan mulai menyayangi Aira, Aira mengidap penyakit mematikan.
"Alhamdulillah klo lo udah sadar, gua ikut bahagia jaga Aira baik baik ya," ucap Reyhan sambil memukul pelan pundak Reyhan.
"Iya bang, gua bakal jaga Aira." ucap nya lalu tersenyum.
"Siip, yaudah lo istirahat sana," perintah Ervan yang di angguki oleh Reyhan.
"Seandainya Lo tau kalau Aira terkena leukimia, apa Lo akan lebih sayang sama dia?" monolog Ervan.
Reyhan memasuki kamar nya. Ia mulai menjatuhkan diri ke kasur yang berukuran besar.
Bayang bayang Aira mulai muncul kembali. Semua memori tentang pertama kali ia mengenal Aira kembali menyapanya.
Awal dimana Reyhan berkenalan dengan Aira, berjuang meminta restu Daffa, menyakiti Aira, mengkhianati, mempermainkan, hingga akhirnya ketulusan Aira berhasil membuat dirinya sadar bahwa yang benar benar menerima dirinya adalah Aira.
Air mata Reyhan tiba tiba saja jatuh dari kedua pelupuk matanya. Ia merasa banyak sekali kesalahan yang di perbuat nya pada Aira.
Reyhan menyadari bahwa Aira beda dari yang lain, Aira mampu bertahan meski sudah berkali kali ia sakiti. Sedangkan orang yang sangat ia cintai malah menyakiti hati nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aira's diary [Lengkap]
Teen Fiction"Salah gua apa sama lu Rey??? Knpa lu tega jadiin gua sebagai pelampiasan??? Gua tulus sayang sama lu,, gua cinta sama lu tapi knpa lu sakitin hati gua??? Sampai kapan lu giniin gua??? Kapan lu bisa tulus sayang sama gua? Oh iya gua tau lu bakal say...