Jujur saja ini adalah hari bahagia mereka berdua. Mereka kini bersatu. Ya meskipun bayang bayang Reyhan masih sering melintas di otak nya.
"Cie cie .... Jadian juga nih kalian, ekhm selamat yaa ... Jangan lupa Pj nya nih." ucap Fahri yang tiba tiba saja muncul dari sebalik pohon.
Mata Aira dan Ridho berhasil membulat sempurna saat melihat keberadaan Fahri yang tiba tiba saja muncul di ikuti oleh teman temannya yang lain.
"Ka--kalian? Kok bisa ada disini?" tanya Aira gelagapan.
"Kita ngikutin lo," jawab Ivan.
"Yeuh dasar,"
"Eh eh kita gx ke forkafara?" tanya Rino. Pertanyaan Rino membuat semua yang ada di taman tepuk jidat.
"Gue lupa beneran," ucap Aira lalu bangkit dari duduknya.
"Yaudah yuk ke forkafara," ajak Vino.
Mereka semua pun mengangguk setuju. Rino dan yang lain nya sudah terlebih dahulu pergi. Kini hanya ada Aira dan Ridho. Mereka berjalan berdua sambil bercanda ria.
*
Ari dan yang lain nya sedang bermain catur. Mata Angga tak sengaja melirik ke arah Aira dan Ridho yang sedang jalan. Angga melihat Aira sangat bahagia. Di situ tidak hanya ada Ari dan yang lain namun Ervan dan Reyhan pun ada disitu termasuk Nadine.
"Ri, itu Aira," ucap Angga sambil berbisik.
Ari menoleh ke arah sudut pandang Angga. "Aira bahagia banget ya kayanya, gx kaya pas sama Reyhan."
Reyhan yang mendengar namanya di sebut pun menoleh ke arah Ari. Ia mengerutkan dahinya. Apa maksud perkataan Ari barusan?
"Maksud Lo apa Ri?" tanya nya bingung.
"Noh liat," tunjuk Ari pada Aira dan Ridho yang sedang tertawa bersama.
Mata Reyhan memanas saat melihat Aira sedang berjalan berdua dengan Ridho. Terlebih lagi saat Aira bisa tertawa lepas dengan Ridho. Reyhan bangkit berdiri dan mulai melangkahkan kakinya menghampiri Aira dan Ridho.
"Ouh ... Bagus ya kamu udah berani main belakang hm?" ucap Reyhan sambil tepuk tangan serta memberikan senyuman smirk nya.
"Re--reyhan?"
"Kenapa? Kaget? Dasar cewe gx tau diri!" ucap Reyhan sambil melayangkan pukulan namun tangan nya segera di cekal oleh Aira.
"Mau apa Lo hah? Mau nampar gua? Tampar nih tampar!! Lo bilang gua main belakang? Lo bilang gua cewe gx tau diri? Lantas bagaimana dengan Lo? Punya otak gx Lo? Kalau punya coba berfikir sebelum mengatakan sesuatu," kesabaran Aira sudah habis. Ia meluapkan amarahnya dengan meletup letup.
Reyhan hanya bisa diam. Ia bingung mengapa bisa Aira menjadi seseorang yang galak seperti sekarang ini.
Ridho maju satu langkah. Tangan nya dengan sigap menarik kerah baju Reyhan. Matanya menatap tajam serta penuh kemarahan.
"Lo dengerin baik baik,, mulai hari ini! Detik ini juga gua yang akan jagain Aira dan gua juga yang akan bahagiain Aira! Lo urus aja cewe sialan Lo itu!!! Dan ingat satu hal, jangan pernah ganggu Aira lagi karna apa? Karna Aira dan gua udah resmi jadi sepasang kekasih, ayo dek kita ke forkafara." ucap Ridho pada Aira yang langsung di angguki oleh Aira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aira's diary [Lengkap]
Novela Juvenil"Salah gua apa sama lu Rey??? Knpa lu tega jadiin gua sebagai pelampiasan??? Gua tulus sayang sama lu,, gua cinta sama lu tapi knpa lu sakitin hati gua??? Sampai kapan lu giniin gua??? Kapan lu bisa tulus sayang sama gua? Oh iya gua tau lu bakal say...