Reyhan menghembuskan nafas dengan kasar. Sudah ber minggu minggu ia tak pernah ketemu Aira dan ternyata sifat Aira masih sama yaitu galak.
Reyhan kemudian kembali menemui teman teman nya. Dan duduk di singgasana nya.
Berulang kali Reyhan menghela nafas nya. Ia bingung bagaimana caranya mendapatkan Aira yang sangat cuek padanya.
Riyan yang melihat Reyhan terus melamun pun langsung memberi tahu Ari agar bertanya. "Ri,, itu Reyhan ngapa dah??? Kok ngelamun gtu???" tanya nya pada Ari yang masih fokus pada hp nya.
Ari pun menoleh ke arah Reyhan dan segera menyadarkan Reyhan. "Rey,, lu ngapa??" tanya Ari dengan sangat hati hati.
"Gua bingung, gimana caranya dapetin Aira?? Makin kesini tuh cewe makin cuek dan galak,, huft.... Gue blm pernah ngadepin cewe kaya Aira." Reyhan bercerita pada teman temannya dengan mata yang menatap padi padi yang menguning.
"Lo nyerah Rey??" tanya Riyan yang sedikit senang karna Reyhan akan menyerah.
Namun dugaan Riyan salah. Reyhan bangun dan bersemangat untuk mendapatkan Aira.
"Kagak!!! Gua kagak mungkin nyerah gua harus bisa dapetin Aira semangat!!! Semangat 86!!" teriak Reyhan membuat teman temannya tutup telinga karna ulahnya.
"Yeee santai donk,, lu mau kita masuk rumah sakit karna jantungan mendadak??" tanya Angga yang sedikit emosi
"Hahaha... Ya gpp sih klo mau masuk rumah sakit hahaha," Reyhan terus tertawa tanpa mempedulikan teman temannya yang akan memakan dirinya.
"Serah lu Rey,, seraah!" jawab Ari kesal dengan Reyhan
~~~~~~~~~
Saat sampai di forkafara, Aira langsung mencari Daffa di ruangan khusus. Ia berlari dan langsung masuk ke dalam ruangan itu.
"Baaang hiks hiks hiks Aira kangen ayaah." Aira langsung memeluk Daffa dan Daffa pun membalas pelukan adiknya dengan rasa bingung.
Daffa kemudian melepaskan pelukan Aira dan menatap Aira. Sesekali ia menyeka air mata adiknya. "Ade kenapa sayang??? Sini sini duduk sama Abang,, cerita sama Abang." ucap Daffa lembut.
Aira duduk di samping Daffa dan mulai menceritakan semuanya. Daffa pun merasa sedih saat Aira merindukan ayah nya.
Daffa berencana untuk pergi ke makam ayah nya guna melepaskan rindu adiknya pada ayah. Daffa sendiri pun merindukan ayahnya.
"Setelah latihan karate kita ke makam ayah ya sayang ya 😊😊 udah jangan sedih ntar ayah marah loh kalo liat putrinya nangis kaya gtu," Daffa mencoba menenangkan Aira dan akhirnya Aira tersenyum kembali.
"Bener ya Bang." Aira memastikan omongan kakaknya.
"Iya sayang 😊 yaudah kita latihan dulu yuk," ajak Daffa lalu menggandeng tangan Aira.
Aira menyambut tangan Daffa dan mereka berdua keluar dengan bergandengan tangan. Aira dan Daffa memang sepasang kakak adik goals maka dari itu banyak yang menyangka bahwa mereka berpacaran.
Daffa menghampiri anak anak yang sudah menunggu nya. Latihan pun dimulai dengan sangat tertib.
Setelah latihan selesai, Daffa menepati janji nya untuk pergi ke makam ayahnya. Daffa pamit pada teman temannya.
"Guys.... Gua ke makam bokap dulu ya,, kalian kalau pulang jangan lupa kunci forkafara nya ya." pesan Daffa lalu pergi bersama Aira.
Teman teman Daffa pun kemudian mengunci pintu forkafara kemudian pulang ke rumah Daffa. Mereka sekarang lebih sering tinggal di rumah Daffa di bandingkan rumah mereka sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aira's diary [Lengkap]
Teen Fiction"Salah gua apa sama lu Rey??? Knpa lu tega jadiin gua sebagai pelampiasan??? Gua tulus sayang sama lu,, gua cinta sama lu tapi knpa lu sakitin hati gua??? Sampai kapan lu giniin gua??? Kapan lu bisa tulus sayang sama gua? Oh iya gua tau lu bakal say...