Taruhan

1.1K 36 0
                                    

Ridho membawa motor dengan kecepatan tinggi membuat Aira reflek dan langsung memeluknya. Tanpa sadar, sekarang mereka telah sampai di depan rumah Aira.

Ridho memberhentikan motornya membuat Aira tampak bingung.

"Loh Mas,, kok berhenti sih?" tanya Aira bingung.

Ridho terkekeh mendengar ucapan Aira barusan "Kita dah sampe rumah Dek Rara sayang, hehe." pipi Aira seketika memerah saat Ridho mengucapkan kata sayang.

"Yaudah Mas,, dek Rara masuk dulu ehm Mas mau mampir?" tanya Aira dengan gugup.

"Gak usah dek,, kalo Mas disini ntar rumah nya kosong sedangkan Bang Arif kan ada di rumah Dek Rara," jelas Ridho pada Aira yang di angguki oleh Aira.

"Yaudah aku masuk yo, Mas hati hati di jalan." pesan Aira. Ridho mengacungkan jempol nya lalu pergi.

Aira jalan menyusuri halaman yang sangat luas. Kemudian masuk ke dalam rumah dengan mengucapkan salam.

"Assalamualaikum ya ahlul kubur," ucap Aira dengan lantang membuat suasana ruang tamu yang tadi ribut bak pasar menjadi diam.

Daffa langsung melempar sebuah bantal kecil ke arah adiknya. Aira yg kaget pun langsung menangkap bantal itu.

"Yee Bang,, menjawab salam hukum nya wajib tau kagak." teriak Aira kesal.

"Waalaikum salam," jawab Daffa dengan penuh tekanan.

Aira terkekeh kecil melihat kakaknya yang kesal karena ulahnya. Bukan karna apa apa namun... Aira sangat senang jika Daffa kesal padanya. Menurutnya kegantengan Daffa bertambah saat ia ngambek ah Aira ada ada saja.

"Sante dong Bang, hehehe." ucap Aira seraya mengembalikan bantal ke tempat semula.

"Lagian kamu ngucap salam gak bener banget di kira lg di makam apa?" protes Daffa.

"Hehe ... Maaf Bang, yaudah Ade ke kamar dulu ya Abang Abang tukang bakso eeh maksudnya Abang Abang tamvan bye bye jangan kangen." Aira melambaikan tangan lalu berlari ke atas menuju kamar nya.

Baik Daffa ataupun teman temannya merasa bingung dan menggelengkan kepala. Tingkah adiknya memang ada ada saja.

Aira masuk ke dalam kamar dan merebahkan tubuhnya ke kasur sejenak untuk menghilangkan rasa penat. Saat ia sedang memikirkan Ridho, tiba tiba saja bayangan wajah Reyhan terlintas di otaknya membuat dirinya kaget dan langsung menepis bayangan tersebut.

Aira akhirnya memutuskan untuk bersih bersih karena badannya sudah terasa lengket.

"Udahlah gua mandi aja gerah + lengket nih badan," ucapnya lalu pergi ke kamar mandi.

Aira bersih bersih sekitar 15 menit setelah itu ia turun untuk makan sore. Aira berjalan ke arah ruang makan dan segera mengambil nasi lalu memakan nya.

Kini ia telah selesai makan sore. Saat Aira ingin kembali ke kamar, tiba tiba saja Daffa memanggilnya dan menghadap nya.

"Eeeh Deek tunggu sini dulu Abang mau nanya," ucap Daffa dengan sedikit berteriak.

Aira mengerutkan dahinya. "Kenapa bang?"

"Ade suka sama Ridho ya?" tanya Daffa menyelidik.

Aira's diary [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang