Reyhan benar benar egois!!! Kejam!!! Tidak mempunyai perasaan!! Mengapa bisa ia masih menyayangi Nadine??
Aira terus berlari dengan air mata yang mengalir di kedua pipinya. Ia tak tahan dengan semua kesakitan yang Reyhan berikan.
Ridho terus mengejar Aira yang berlari kencang. Ia takut jika Aira kenapa napa. Lagi lagi Aira berhenti di sebuah jembatan. Di pikirannya hanyalah Daffa dan ayah nya. Ingin rasanya ia menyusul orang orang yang ia sayang.
"Huh hah D--dek Aira." panggilnya dengan nafas yang tak teratur.
Aira menoleh ke arah sumber suara tersebut. Air matanya semakin deras saat melihat Ridho.
Dia orang yang pernah ia sayangi dan kagumi selama bertahun tahun, dia orang yang paling mengerti dirinya, dia orang yang selalu ada untuk dirinya namun dia juga orang yang tersakiti karena ia lebih memilih Reyhan di banding Ridho.
Aira melangkahkan kakinya ke arah Ridho lalu memeluknya dengan erat.
"Maafin Dek Rara mas hiks .... Maafin, dek Rara udah nyakitin mas Idho maaf."
Ridho menatap sendu gadis kecil nya. Ia kemudian mengusap sisa air matanya.
"Sst ... Udah jangan nangis, Dek Rara gx pernah nyakitin mas, dan inget satu hal dek Rara gx sendirian ada mas disini yang akan terus nemenin dek Rara."
Seketika senyum Aira mengembang. Ia bahagia saat bersama Ridho. Dikarenakan dirinya sudah lelah, Aira mengajak Ridho untuk pulang.
*
"Mau mampir mas?" tanya Aira.
"Gx usah dek, mas pulang ya assalamualaikum." ucap Ridho lalu melenggangkan kaki nya.
"Waalaikum salam,"
Aira melangkahkan kakinya masuk ke dalam. Di dalam ada David yang sedang memasak ayam goreng kesukaan Aira. Aroma wangi dari ayam goreng tersebut membawa Aira jalan ke arah David.
"Hmmm wangi banget." komentar Aira.
David menoleh sejenak ke arah Aira lalu melanjutkan menggoreng ayam. Aira pun berjalan ke arah kamar nya untuk bersih bersih karna badannya sudah lengket karena keringat.
Setelah bersih bersih, Aira pergi ke ruang makan untuk mengisi perutnya. Aira menyeret bangku dan duduk di sebelah Aldi.
Tak ada yang berbicara saat makan. Mereka sibuk dengan aktivitas nya masing masing.
Setelah makan, Aira bergegas ke kamar nya kembali. Membaca majalah adalah keputusan yang Aira ambil. Itu semua Aira lakukan agar tidak terlalu memikirkan Reyhan.
*
Aira kini sedang berada di dapur. Niat nya ia akan membuat coklat hangat. Tapi, sedari tadi Bu Laksmi perhatikan Aira banyak menguap. Bu Laksmi berjalan ke arah Aira.
"Neng, kalau ngantuk mah tidur aja." saran Bu Laksmi sambil menepuk pundak Aira.
Aira yang kaget pun langsung menoleh ke belakang. "Hehe iya Bu, yaudah Aira tidur dulu ya."
"Iya neng, jangan lupa baca doa dulu."
"Iya Bu," jawab Aira lalu melenggang pergi meninggalkan Bu Laksmi.
Di lain tempat, tepat nya di markas ada Ervan yang sedang mengobrol bersama teman teman Reyhan.
Teman temannya menceritakan kejadian tadi siang yang Reyhan lakukan pada Aira. Jujur saja, mereka sendiri pun bingung harus dengan cara apa untuk menyadarkan Reyhan.
Sebegitu bucin kah Reyhan pada Nadine?? Sehingga ia tidak bisa membedakan mana yang tulus dan mana yang modus??
"Menurut kalian Nadine bener bener udah berubah?" tanya Ervan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aira's diary [Lengkap]
Jugendliteratur"Salah gua apa sama lu Rey??? Knpa lu tega jadiin gua sebagai pelampiasan??? Gua tulus sayang sama lu,, gua cinta sama lu tapi knpa lu sakitin hati gua??? Sampai kapan lu giniin gua??? Kapan lu bisa tulus sayang sama gua? Oh iya gua tau lu bakal say...