Berbeda dengan Aira yang sedang berkeliling vila, Reyhan kini sedang bersama Nadine. Kepergian Aira ke Bandung mempunyai peluang besar baginya untuk bermesraan dengan Nadine.
Meskipun hanya empat hari, namun itu tak masalah bagi Reyhan. Reyhan dan Nadine kini sedang berada di taman.
Dilihatnya Nadine sangat bahagia saat bersama Reyhan. Ntahlah, apakah Nadine benar benar bahagia atau hanya berpura pura saja.
Jika di taman ada Reyhan dan Nadine, maka di markas ada Ervan yang belum juga pulang. Jujur saja, sedari tadi Ervan menahan amarahnya. Kurang apa Aira di mata Reyhan? Segala sesuatu telah Aira berikan namun Reyhan tak pernah melihat usaha yang Aira lakukan demi membahagiakan dirinya.
Reyhan benar benar tidak punya hati dan perasaan. Ervan kini hanyut dalam pikiran nya. Ia tidak berhenti memikirkan tentang Aira. Bagaimana nanti jika Aira tahu yang sebenarnya? Bukankah itu akan membuat Aira kecewa dan sakit?
Ervan menarik rambutnya. "Aargh."
Teman teman Reyhan yang tadi nya sedang bermain ludo kaget saat mendengar teriakan Ervan. Mereka pun segera memastikan keadaan Ervan.
"Lo gpp Van?" tanya Ari khawatir.
Ervan menggeleng lemah, matanya memandang langit dengan tatapan kosong.
"Gue gpp kok, gue baik baik aja," bohong Ervan.
Ari tahu bahwa Ervan sebenarnya sedang berbohong namun di karenakan ia tidak ingin memperpanjang maka Ari mengiyakan saja.
*
Aira dan teman temannya kini telah sampai di vila kembali. Mereka merasakan pegal di area kaki nya. Aira berjalan ke arah sofa.
Ia menjatuhkan tubuhnya ke sofa. Rasanya enak sekali saat ia duduk. Sesekali Aira meregangkan tubuhnya.
Mang Asep berjalan ke arah dapur lalu menyuruh Yasmin membuatkan minuman untuk Aira dan teman temannya.
Yasmin membawa tujuh gelas teh hangat untuk Aira dan teman temannya.
"Teteh, akang iyeu di minum teh na." ucap Yasmin sambil menyimpan teh di atas meja.
"Hatur nuhun teh," jawab Aira.
"Sami sami, ehm ... Teh punten nya, iyeu teh jaket na kang Ujang nya?" tanya Yasmin berhati hati.
Aira yang sedang minum teh pun hampir saja tersedak. "Nya teh, kunaha kitu?"
"Sakedar saran iyeu mah, teteh teh jangan terlalu dekat sama Ujang karena di kampung ini ada satu perempuan yang sangat terobsesi sama Ujang, saya takut kalau teteh kenapa napa,"
Aira mengangguk mengerti dengan apa yang di jelaskan oleh Yasmin. Aira kemudian bangkit berdiri lalu tersenyum pada Yasmin sambil mengelus lembut punggung nya.
"Teteh tenang aja, lagipula saya juga udah punya pacar," ucap Aira. Yasmin terbelalak saat mendengar Aira sudah mempunyai pacar.
Menurut Yasmin, Aira itu cantik pasti pacar nya juga ganteng. Beruntung sekali yang menjadi kekasih Aira.
Di karenakan sudah malam, Yasmin menyarankan mereka untuk segera tidur, ia tahu bahwa mereka pasti lelah.
"Yaudah kalau gitu, kalian istirahat ya ... Saya permisi dulu," Yasmin pergi meninggalkan Aira dan teman temannya.
Setelah kepergian Yasmin, mereka memutuskan untuk beristirahat. Saat kamar, Airin langsung menggoda Aira karena jaket pemberian Ujang sedari tadi masih ia pakai,,
"Jaket nya gx mau di lepas Ai?" goda Airin. Aira yang sedang melamun pun tersadar atas pertanyaan dari teman nya itu.
Aira yang tersadar pun langsung melihat jaket itu. Ia tertawa kecil pada Airin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aira's diary [Lengkap]
Teenfikce"Salah gua apa sama lu Rey??? Knpa lu tega jadiin gua sebagai pelampiasan??? Gua tulus sayang sama lu,, gua cinta sama lu tapi knpa lu sakitin hati gua??? Sampai kapan lu giniin gua??? Kapan lu bisa tulus sayang sama gua? Oh iya gua tau lu bakal say...