Tumbuh rasa

229 9 0
                                    

Aira sangat kesal dengan Reyhan. Dia benar benar menyebalkan baginya. Huh ingin rasanya mencakar mukanya namun kuku nya tak cukup panjang.

Drrt ... Drrt ... Drrt ...

Ponsel Aira berdering. Ia merogoh kantong nya dan mengambil ponselnya. Satu panggilan dari Fahri. Ia langsung mengangkat telfon nya.

"Halo kenapa Fah?"

"..."

"Lagi di jalan"

"..."

"Iya iya ini gua jalan"

Aira mematikan sambungan telfon dari Fahri. Aira melanjutkan jalan nya tanpa berpamitan terlebih dahulu pada Reyhan.

Lagi lagi Reyhan menghela nafasnya. Menaklukan seorang cewek kali ini membuat dirinya pusing. Bagaimana tidak? Sifat Aira tidak seperti wanita wanita yang ia kenal sebelumnya. Yang selalu takluk dengan semua rayuan dan gombalan nya.

Sekarang Aira sudah sampai di basecamp. Ia menghela nafasnya lalu duduk di samping Ivan.

"Lo kemana dulu Ai?"

"Tumben lama."

"Aira ngaret beutz."

Kira kira itulah celotehan celotehan teman temannya. Kepala Aira sepertinya ingin pecah saat mendengar celotehan teman temannya.

Aira menarik rambutnya sendiri. "Aargh,"

Teriakan Aira membuat teman temannya berhenti mengoceh. Mereka kaget saat Aira berteriak.

"Ai, Lo kenapa?" tanya Fahri khawatir.

Aira menggeleng pelan. Tidak mungkin ia menceritakan semuanya pada teman temannya sekarang.

"Gua gak papa kok," jawab Aira bohong.

Sebenarnya mereka tahu bahwa Aira sedang bohong. Namun, karena mereka tidak ingin Aira marah, mereka akhirnya mengurungkan niat nya untuk bertanya lebih dalam pada Aira.

Kruyuuk ... Kruyuuk ... Suara perut Vino terdengar nyaring membuat teman teman nya tertawa. Namun bukan hanya Vino yang lapar, Aira dan yang lain nya pun sama.

Fahri kemudian mengajak Aira untuk membeli nasi Padang. "Ai, beli nasi Padang yuk."

Aira mengangguk semangat. "Ayo!"

Mereka berdua bangkit berdiri lalu pergi membeli nasi Padang. Disepanjang jalan, Fahri dan Aira tertawa menceritakan hal hal yang lucu hingga akhirnya mata Aira tertuju pada Reyhan yang sedang tertawa lepas.

Jika dilihat lihat, Reyhan itu tampan. Manis pula, dan itu membuat dirinya bahagia saat melihat Reyhan.

Tanpa Aira sadari, Fahri diam diam memperhatikan Aira. "Ekhm," deham Fahri membuat Aira tersentak kaget.

"Ehehe ... Fahri," ucap Aira sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ihihi ... Fihri, Lo udah ada rasa sama Reyhan ya?" selidik Fahri.

Aira's diary [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang