Taman rumah sakit

338 11 2
                                    

Sekarang Reyhan telah sampai di rumah nya. Ia pulang menggunakan angkot.

Di ruang tamu, ada Arya yang sedang membaca koran sambil meminum kopi. Arya yang sadar Reyhan telah pulang pun menyudahi sejenak aktifitas membaca nya.

Arya melipat koran nya. "Reyhan, bagaimana keadaan Aira?"

"Alhamdulillah Aira udah sadar Pah, maaf Reyhan baru pulang sekarang,"

Arya bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri anaknya. "Gpp Rey, yaudah sana kamu bersih bersih."

"Ok Pah,"

Reyhan berjalan ke arah kamar nya. Sebenarnya dari kemaren Reyhan merasakan hal yang aneh. Ntah lah, ia menjadi nyaman saat berada di samping Aira.

*

Reyhan duduk di dekat jendela sambil menikmati hembusan angin yang lewat. Pikiran tentang Aira terus saja berputar di otaknya.

"Ini gue kenapa sih? Aargh kenapa bayangan muka Aira selalu ada di otak gue? Gx!! Gx mungkin klo gue mulai sayang sama Aira, nanti Nadine gimana?"

Reyhan mulai gelisah karna sedari tadi bayangan muka Aira selalu muncul di otaknya.

Mumpung sekarang masih pagi, Reyhan memutuskan untuk pergi ke markas. Mungkin disana ia bisa menghilangkan bayangan Aira.

Reyhan keluar dari kamarnya. Ia menuruni tangga dengan terburu buru. Ervan yang melihat Reyhan berjalan dengan terburu buru pun langsung menahan nya.

"Eeh Rey, mau kemana Lo?"

"Mau ke markas bang, knpa? Mau ikut?? Gx mau yaudah,"

"Dasar gila, nanya sendiri di jawab sendiri." cibir Ervan.

Reyhan hanya terkekeh mendengar cibiran sang kakak. Ia kemudian melanjutkan jalan nya.

Reyhan ke markas dengan berjalan kaki. Disana ia melihat Ari dan Riyan yang sedang duduk di saung.

"Hello hello everybody,, Reyhan Arya Winata yang guanteng pake banget datang nih," teriak Reyhan sambil berjalan ke arah Ari dan Riyan.

Riyan dan Ari menatap Reyhan dengan tatapan bingung. Ada apa dengan Reyhan? Apakah otaknya sudah sedikit geser?

"Lo sehat kan Rey?" tanya Ari sambil memegang dahi Reyhan.

Reyhan yang risih atas tingkah Ari pun langsung menepis tangan nya. "Lo apaan sih? Gue sehat lah,"

"Kali aja otak Lo udah geser," ucap Ari.

"Oh ya Rey, gimana keadaan Aira?" tanya Riyan.

Reyhan duduk di samping Ari. "Alhamdulillah, Aira udah sadar."

Ari dan Riyan senang mendengar kabar bahwa Aira telah sadar. Mereka juga senang jika Reyhan telah berubah.

Saat mereka sedang mengobrol, Angga dan Firman datang sambil membawa makanan. Reyhan yang melihat Angga membawa nasi bungkus pun langsung mengambil nya dan memakan nya.

"Ah, elah Rey ... Itukan punya gue," rengek Firman.

"Aish, Lo bisa beli lagi. Gue laper beneran dah."

"Emang Lo belum makan?" tanya Angga.

"Belum, gua baru aja pulang dari rumah sakit pulang cuma ganti baju doang terus langsung kesini."

Mau tidak mau, Firman harus membeli nasi bungkus lagi untuknya. Ia pun pergi meninggalkan Reyhan dan yang lain nya.

"Rey, kok belakangan ini Lo gx suka pake motor sih? Terus hp Lo kmana?" tanya Angga.

Aira's diary [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang