fasilitas yang di cabut

629 23 4
                                    

Reyhan kini tepat di tengah jalan, dan lima langkah lagi akan sampai di saung. Aira terus memperhatikan kekasihnya sampai akhirnya ia melihat sebuah mobil tronton dengan kecepatan tinggi akan menabrak Reyhan.

Tanpa pikir panjang Aira langsung mendorong Reyhan hingga tersungkur tepat di pinggir saung.

"Aaaa"

SCIIIT

BRAK!

BRUK!

Oh, tidak! Aira tertabrak tronton itu demi menyelamatkan Reyhan. Aira terpental sangat jauh. Tubuh nya mengeluarkan banyak darah. Semua teman teman Reyhan yang ada di saung kaget dan langsung berlari ke arah Aira tanpa memikirkan Reyhan.

"A--abang a--ayah." ucapnya dengan lemah lalu tak sadar kan diri.

Banyak warga dan pengendara motor yang berhenti dan melihat keadaan Aira. Warga sudah berkerumun mengelilingi Aira.

Ari menerobos para warga yang sedang berkerumun. Sulit untuk di percaya, Aira? Aira terbaring lemah di atas jalan dengan tubuh berlumur darah. Ari langsung menyuruh Riyan untuk menelpon ambulance.

Tak lama kemudian, ambulance datang. Aira langsung di bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama.

Riyan dan Angga kembali menemui Reyhan. Mereka menatap Reyhan dengan tatapan kecewa pada Reyhan. Bagaimana tidak kecewa? Reyhan yang sekarang sangatlah berbeda.

Dia menjadi lelaki yang paling kejam!! Sudah menyakiti batin kini ia menyakiti fisik juga.

Dia menyakiti hati Aira demi Nadine dan sekarang fisik Aira terluka karna harus menyelamatkan Reyhan.

*

Air mata Ari berhasil menetes. Begitu pula dengan Firman. Mereka tak kuasa saat melihat Aira yang terbaring lemah dengan tubuh yang berlumuran darah.

Sesampainya di rumah sakit, Aira langsung di tangani oleh dokter. Sementara menunggu hasil, Firman menyuruh Ari untuk memberi tahu Ervan.

Ervan yang sedang bermain ponsel pun segera pergi ke rumah sakit. Namun sebelum nya ia memberi tahu mamah dan papah nya dulu.

Ervan sekarang telah sampai di rumah sakit. Ia kemudian berlari menuju UGD. Disana ada Ari dan Firman yang sedang mondar-mandir. Terlihat wajah yang begitu gelisah.

"Gimana keadaan Aira?" tanya Ervan.

Mereka berdua menggelengkan kepala lalu melirik ke arah pintu. Disana mereka bisa melihat dokter yang masih menangani Aira.

"Kamu harus kuat dek," ucap Ervan sambil menangis.

"Aira pasti kuat Van, Lo tenang aja." tenang Ari.

"Ke--kenapa Aira bisa kecelakaan?"

"Di--dia nyelametin Reyhan, sebenarnya Reyhan yang akan tertabrak mobil tapi Aira langsung selametin Reyhan." jelas Firman.

"Sialan!!! Reyhan bener bener sialan!!! Gara gara dia Aira jadi kecelakaan," Ervan tidak bisa menahan amarahnya.

"Sabar Van, ini rumah sakit." ucap Firman.

Aira's diary [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang