Setelah meminta izin, Reyhan langsung pulang. Aira bahagia saat Daffa mengizinkannya untuk pergi bersama Reyhan. Aira kemudian memeluk Daffa.
"Makasih ya Bang,, Ade sayang sama Abang." Aira menatap Daffa dengan mata yang berbinar binar.
"Sama sama sayang yaudah Ade istirahat geh." perintah Daffa pada adiknya.
"Siap komandan," Aira bangkit dari duduknya lalu pergi ke kamarnya.
Setelah dari rumah Aira, Reyhan mengabari teman temannya bahwa ia akan langsung pulang. Ntahlah sejak kapan Reyhan mulai sering pulang ke rumah biasanya ia tak pernah ingat dengan rumah.
Reyhan pulang dengan hati yang sangat bahagia. Bukan! Bukan bahagia karna diizinkan oleh Daffa, melainkan ia bahagia karna Aira masuk ke perangkapnya.
Sesampainya di rumah, Reyhan langsung masuk ke kamar dan duduk di kursi dekat jendela. Bayang bayang tentang Aira masih setia di otak nya.
"Dasar bodoh! Mau saja di permainkan olehku!" ucapnya dalam hati sambil tersenyum miring.
At kamar Ervan
Sedari tadi, Ervan tak henti hentinya untuk membaca buku. Sangat berbeda dengan adiknya yang hobinya bermain wanita dan balap liar. Saat Ervan sedang fokus membaca buku, ia mendengar suara pintu rumah di buka.Awalnya Ervan bingung karna tak mungkin mamah papahnya pulang tanpa memberi tahu ia terlebih dahulu. Reyhan? Apa mungkin itu Reyhan? Tumben sekali Reyhan ingat pada rumah. Untuk memastikan Ervan harus pergi ke kamar Reyhan.
Ervan bangkit dari duduknya dan segera melangkahkan kakinya ke kamar Reyhan.
Cklek
Pintu kamar Reyhan di buka dan benar saja Reyhan pulang. Reyhan sedang duduk di pinggir jendela seperti nya ia sedang memikirkan sesuatu.
Ervan mempercepat langkahnya menghampiri Reyhan dan duduk di samping nya.
"Tumben Lo pulang." ucap Ervan lalu duduk di samping Reyhan. Reyhan yang sedang hanyut dalam lamunannya pun terlonjak kaget karna kehadiran Ervan.
"Lo Bang, ngagetin gue aja tuh." ucap Reyhan sambil mengelus dadanya.
"Lagian Lo ngelamun mulu ngelamunin apa sih?" lama lama Ervan penasaran tentang lamunan adiknya itu.
"Mmm ... Apa ya? Tau gx bang? Aira udah mulai suka sama gua, dan gua bahagia." senyum Reyhan seketika mengembang.
"Huft .... Lo masih mau main main sama Aira? Lo gx takut karma?" tanya Ervan sambil menggelengkan kepalanya.
"Ya kali gue takut sama karma, gue gx pernah takut yaaa." Reyhan tetap lah Reyhan yang keras kepala sedangkan Ervan hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Yaudah deh terserah lu aja, oh ya gue ke kamar ya belum kelar baca buku nih." pamit Ervan yang kemudian beranjak pergi dari hadapan Reyhan
"Sok sana," jawab Reyhan singkat.
Lain halnya dengan Reyhan yang sedang memikirkan Aira, di kediaman keluarga Setiawan tepatnya di ruang tengah terdapat David dan Aira yang beradu mulut hanya karna pendukung MotoGP. Semua yang ada di ruang tengah pun bersorak meneriaki nama mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aira's diary [Lengkap]
Novela Juvenil"Salah gua apa sama lu Rey??? Knpa lu tega jadiin gua sebagai pelampiasan??? Gua tulus sayang sama lu,, gua cinta sama lu tapi knpa lu sakitin hati gua??? Sampai kapan lu giniin gua??? Kapan lu bisa tulus sayang sama gua? Oh iya gua tau lu bakal say...