( 37 ) PERTEMUAN

1.6K 165 48
                                    

Arilla dan Mamanya memenuhi undangan Pak Irwan, Bos kantor yang mengajak makan malam di sebuah Resto ternama. Pak Irwan begitu ramah. Lelaki itu tampak gagah dengan penampilan stelan jasnya.

"Om senang, karna kamu bersedia menemani Mama kamu datang ke sini. Kalian berdua luar biasa. Sama-sama cantik," puji Irwan tampak kagum dengan ibu dan anak di hadapannya.

"Makasih Om. Arill juga senang bisa memenuhi undangan Om." Arilla nampak canggung. Sebenarnya ia malas ikut makan malam dengan ibunya. Tapi Ibunya terus memohon karna merasa tak enak jika menolak undangan sang Bos.

"Om sangat bangga dengan kinerja Ibu kamu. Dia cerdas," lanjut Irwan.

"Bapak berlebihan." Kirani tampak merendah.

Arilla tersenyum kecil. Kemudian permisi untuk ke kamar mandi.

"Perlu Mama temani?"

"Enggak, Ma. Arill sebentar kok." Arilla menolak tawaran ibunya. Kemudian beranjak menuju toilet.

Tak lama setelahnya, gadis itu segera keluar menuju kembali ke meja ibunya berada. Namun sebelum itu, seseorang dari meja lain terdengar memanggilnya.

"Arilla!"

Arilla menoleh. Mencari asal suara. Dan terlihat Om Ray bangkit dari kursinya lalu menghampiri.

"Kamu di sini, Nak?"

"Hai Om ... selamat malam ...." Arilla menyapa santun.

"Selamat malam, Nak. Dengan siapa kamu di sini?" Om Ray, tampak berbinar menatap Arilla.

"Sama Mama Om. Om sendiri?"

"Oh, Om ada pertemuan dengan beberapa teman. Gimana kabar kamu?"

"Baik Om. Om juga baik, kan?"

"Seperti yang kamu lihat." Ray tersenyum.

"Iya. Om keliatan keren dan ganteng." Arilla tak sungkan.

"Ganteng mana sama Aryan? Hmm?" Ray balik menggoda jenaka membuat Arilla tersipu-sipu.

"Oh ya, Om ... Arill belum sempat berterimakasih sama Om untuk hadiah yang pernah Om kirim lewat Aryan. Arill suka banget hadiahnya. Tapi harusnya, Om enggak ngasih Arill hadiah semahal itu. Arill jadi enggak enak."

"Ah, lupakan saja, Nak. Om senang jika kamu menyukainya. Mainlah ke rumah kapan-kapan. Om akan senang jika kamu bisa datang lagi ke rumah." Ray menepuk lembut bahu Arilla.

"Iya. Nanti kapan-kapan Arill main lagi." Arilla tersenyum.

"Rill ... kamu di sini? Mama nyari kamu ke toilet." Kirani muncul dari belakang Ray. Dan melihat putrinya sedang mengobrol dengan seorang laki-laki dewasa.

"Mama? Maaf ... Arill ketahan di sini." Arilla menatap ibunya.

"Om. Kenalin, ini Mama aku." Arilla memperkenalkan ibunya.

Om Ray menoleh ke samping, di mana Kirani berada.

"Ma, ini Papanya Aryan. Om Raynold." sambung Arilla.

Tatapan mata Kirani dan Om Ray bertemu. Dan seketika keduanya tercekat. Menatap satu sama lain seakan tak percaya dengan apa yang mereka saksikan. Masing-masing terpaku di tempatnya. Mata Kirani membundar, melihat siapa lelaki berbadan tegap yang ada di hadapannya kini. Begitupula halnya dengan Ray.

"Rani?" Ray tertegun. Menatap wanita beusia 42 tahun yang masih nampak cantik itu.

Arilla tampak heran. Menatap Om Ray dan ibunya bergantian. Mengapa mereka seolah terkejut melihat satu sama lain? Apakah mereka sudah saling kenal?

ARYAN (tamat) Lengkap ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang