( 24 ) MANTAN 2

8.1K 357 56
                                    

Aryan baru menginjakkan kaki di gedung sekolah saat tiba-tiba Revina menghampirinya.

"Kemaren lo kemana aja si Yan? Olivia tu nelponin gue ratusan kali, gara-gara lo enggak angkat telfon dari dia!" hardik gadis itu tanpa basa-basi.

"Itu alesan gue matiin hape. Berisik! Gue lagi enggak mau diganggu," jawab Aryan cuek. Terus melanjutkan langkahnya.

"Enak ya, lo ngomong gitu?" Revina kesal.

"Ya terus? Gue mesti ngapain? Kenapa lo enggak matiin hape juga? Ribet!"

"Emang kemaren, lo kemana aja si?"

"Kepo lu!"

Revina mendengus kesal. "Lo enggak bisa cuekin dia gitu dong Yan."

"Maksud lo apa? Mau comblangin gue sama Oliv lagi? Dulu aja lo gagal kan?" Aryan tersenyum kecut.

"Lo ngomong apaan si?" Revina mengernyit.

Aryan menghentikan langkahnya. Menatap Revina sungguh-sungguh.

"Re, gue sama Oliv udah putus. Sekarang gue sama dia cuma temen. Jadi lo enggak usah coba comblangin gue lagi. Gue udah enggak ada perasaan apa-apa sama dia. Ngerti?"

Revina tertegun. "Yan ...."

"Gue sama dia udah selesai. Sudah hampir dua tahun lalu. Seandainya lo bisa, tolong lo jelasin ke dia. Kalo lo enggak bisa, berhenti mencoba deketin dia lagi ke gue. Gue enggak mau nyakitin siapapun," jelas Aryan lagi lalu melengos pergi.

Revina terdiam. Menatap kepergian Aryan. Ia tak menduga akan mendengar semua ini dari Aryan. Dia pikir sepupunya itu masih mengharapkan Olivia dan akan merasa bahagia dengan kembalinya sang mantan. Tapi ternyata?

Sementara itu, Olivia termenung seorang diri. Gadis itu tercekat saat melihat Aryan muncul dari ujung koridor. Cepat ia memasang mimik ceria. Menyambut pemuda yang ia tunggu itu.

"Hai!" Gadis itu menghampiri Aryan.

"Pagi-pagi udah di sini?" Aryan balik tersenyum datar.

"Iya. Aku sengaja ke sini pagi-pagi. Pengen ketemu kamu. Hari minggu kemarin, kamu seharian enggak bisa dihubungi."

"Maaf. Kemarin aku sibuk. Jadi enggak sempet buka hape."

"Iya, enggak apa-apa kok. Meskipun kamu udah janji mau ngajak aku jalan. Bisa kapan- kapan." Olivia berusaha menyindir.

Aryan terkekeh. "Iya. Maaf yah."

"Maaf doang?"

"Harusnya?"

"Ya kalo udah janji ditepatin lah. Kok masih nanya sih?" Olivia kesal.

"Oh ... iya, iya. Kalo gitu pulang sekolah ya? "

"Enggak bohong lagi kan?"

"Enggak." Aryan tersenyum.

Olivia merangkul lengan lelaki itu dengan senyum bahagia. Meskipun merasa Aryan tak merespon rangkulannya, ia tak peduli.

"Kamu udah sarapan?" tanya gadis itu.

"Udah di rumah."

"Aku juga barusan dari kantin."

Di tangga, mereka berpapasan dengan Arilla yang hendak turun. Wajah Aryan berubah pudar tatkala melihat kehadiran gadis itu. Tak nyaman karna ada Olivia yang masih bergelayut manja bersamanya.

"Hai Ril!" Olivia menyapa gadis itu. Membuat Arilla langsung membalasnya dengan senyuman.

"Hai Liv!" Arilla balik menyapa. Sama sekali tak melirik Aryan. Seolah tak melihat pemuda itu.

ARYAN (tamat) Lengkap ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang