Sehari serelah hari terakhir ujian, ada yang berbeda di Putra Bangsa. Siswa kelas 12 terlihat sibuk berfoto di berbagai sudut dan penjuru sekolah. Awalnya foto bersama secara formal untuk album kenangan siswa. Setelah selesai, mereka berfoto secara personal dengan guru atau teman. Berkelompok ataupun perorangan. Mereka lega, hari-hari yang menegangkan itu telah terlewati.Aryan dkk juga tampak berfoto bersama di kelas mereka. Kemudian berlanjut ke kelas 11 tempat Arilla dan teman-temannya.
"3, 2, 1 ...!" Choki yang memegang kamera memberi aba-aba. Jadi fotografer dadakan bagi teman- temannya.
"Lagi, lagi!" seru Pinkan seraya mengganti pose fotonya.
"Gantian Jojo! Dari tadi gue mulu yang fotoin! Ntar batang hidung gue enggak ada di foto!" seru Choki.
"Ckk, ga papalah. Muke lo ga da nilai kenangannya, ini," sahut Joshua enteng.
"Yee ... bangsul!" Choki menyeringai kesal.
"Sini, biar gue yang gantiin." Akhirnya Aryan mengalah untuk menggantikan Choki.
"Siap ya?" Aryan memberi arahan, dan mengambil foto teman-temannya beberapa kali.
"Udah cukup! Udah banyak ini!" ujar Aryan kemudian.
"N'tar bagi ya, Yan!" Seru Celsea.
"Beresss ...," sahut pemuda itu sambil memeriksa kamera.
Teman-temannya membuyarkan diri. Ikut berfoto bersama teman yang lain, atau sibuk beralih berfoto dengan ponsel masing-masing. Kecuali Arilla. Ia masih stay di bangkunya seraya menatap Aryan.
"Ayo senyum!" Aryan mengarahkan kamera padanya. Membuat Arilla malah justru tersenyum seraya berpaling muka tak peduli. Tapi Aryan masih terus mengambil foto gadis itu beberapa kali. Lalu kembali memeriksa hasil jepretannya.
"Kamu malah makin cantik kalo lagi cuek begini," komentarnya.
"Gombalan receh," cibir Arilla.
Aryan terkekeh. Menghampiri gadis itu dan duduk di sebelahnya.
"Kita enggak ambil foto romantis kayak Revina dan Raffi?" tanya Aryan.
"Udah 'kan tadi, di lapangan basket?" Arilla balik bertanya karna mereka berdua sudah beberapa kali mengambil foto dengan Choki sebagai fotografer.
"Oh iya ... udah. Yang belum itu foto preweed, ya?" Selorohnya.
Arilla tersenyum sambil geleng-geleng kepala.
"Bentar lagi statusku sebagai anak SMA kadaluarsa, lho? Enggak mau minta sesuatu dari aku?" tanya Aryan .
"Minta apa ya?" Arilla pura-pura berfikir. "Emang masih ada yang belum kamu kasih ke aku?" Ia balik bertanya dengan nada gombal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARYAN (tamat) Lengkap ✅
Teen Fiction18+ Mengandung adegan kekerasan, hotkiss, vulgar. Yang di bawah umur tidak dianjurkan untuk membaca. Cerita pasaran tentang benci jadi cinta. Ini cerita pertama gue di wattpad. Aryan. Cowok dingin dan arogan yang bertemu gadis judes bernama Arilla...