(15) RONA

9.6K 382 24
                                    

Aryan memapah Arilla turun dari mobil. Seakan tak mau gadis itu sampai tergores rumput sekalipun. Hal itu membuat Arilla agak risih.

"Gue bisa jalan sendiri kok." Arilla menolak halus.

"Rumah lo kosong ya?" tanya Aryan.

"Nyokap gue kerja."

"Bokap lo?" Rupanya Aryan belum tau jika Arilla sudah tidak memiliki Ayah.

Arilla terdiam sejenak. "Lo boleh balik ke sekolah sekarang Yan. Gue udah baikan." Gadis itu memilih untuk menghindari pertanyaan Aryan.

"Lo enggak apa-apa sendirian di rumah?"

"Enggak apa- apa, gue udah baikan." Arilla meyakinkan.

Aryan mengantarnya sampai ke teras rumah.

"Kalau ada apa-apa atau lo butuh sesuatu. Lo boleh telfon gue kok," ujar pemuda itu sebelum pamit.

Arilla mengiyakan. Ia menatap Aryan yang masih enggan untuk pergi.

Aryan melangkah keluar halaman, namun sebelum masuk ke mobil ia sempat menoleh dan menatap Arilla beberapa saat.

Arilla merasa serba salah. Sikap Aryan yang begitu cepat berubah membuatnya tak habis pikir. Apa hanya karna sebuah ciuman yang terjadi semalam Aryan benar-benar jatuh cinta padanya? Itu sulit dipercaya.

Tiba di sekolah, Aryan disambut dengan omelan Revina yang menunggunya di parkiran.

"Ngapain lo? Tiba- tiba sok perhatian sama Arill? Mau PDKT? Kenapa enggak bilang dari dulu? Repot-repot ngerjain dia padahal lo suka kan, sama dia? Muna' lo!"

"Diem lo! Bawel!" Aryan melempar kunci mobil kepada Revina dan dengan refleks ditangkap oleh sepupunya itu.

"Eh, Yan ... lo belum jawab gue!" Revina mengejar Aryan yang terus ngeloyor pergi.

"Lo nanya-nanya gue kayak reporter infotainment, tau enggak? Pusing gue dengernya. Sana sana!" Aryan mengusir Revina dengan risih.

"Ada apa lo sama Arill? Kemaren kalian gontok-gontokan, sekarang kalian udah pada akur aja. Ada apa?" Revina penasaran.

"Enggak ada apa- apa Re ... itu semua gara- gara Papa, dia tau so'al foto-foto gue sama Arill. Dia marah, gue dihajar, dan disuruh minta maaf sama Arill. Puas lo?" Aryan sedikit menambah cerita.

"Aaaa ... itu alesannya lo tiba- tiba berubah baik sama dia. Uang jajan lo dipotong ya? Hmm?" Revina menyenggol Aryan.

"Ayam kali, dipotong," sahut Aryan.

"Pantesan lo pinjem mobil gue, gak punya duit kan lo, buat beli bensin? Ha? Ngaku deehh?"

Aryan memutar bola matanya. Sikap Revina kadang membuatnya jengkel.

"Selain nyokap, Arill tinggal sama siapa sih di rumahnya? Kok rumahnya sepi bamget?" tanya Aryan kemudian.

"Dia cuma ada nyokap Yan. Papanya udah meninggal sebelum dia pindah ke sekolah ini."

Aryan tertegun. Menatap Revina setengah tak percaya.

"Srius lo?"

"Ngapain gue bohong?" kilah Revina.

Aryan menghentikan langkahnya. Membiarkan Revina berjalan mendahului.

Arill sudah tak memilkki Ayah. Sama seperti dia yang sudah tak punya ibu?

Oh ... itu pasti berat untuk Arilla. Tiba-tiba Aryan teringat semua perbuatan buruknya pada gadis itu. Ada penyesalan yang ia rasakan. Terlebih, dia sudah punya perasaan istimewa pada Arilla saat ini.

ARYAN (tamat) Lengkap ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang