"Jo! Bangun!" Arilla membangunkan Joshua yang lelap di atas deretan kursi tunggu. Wajahnya ditutup oleh jaketnya.
Gadis itu geleng-geleng kepala. Sudah jam enam pagi tapi Joshua tak kunjung bangun dari tidurnya.
Dari arah pintu masuk, muncul Indri dengan sebuah plastik di tangannya. Gadis itu segera menghampiri Arilla.
"Ini sarapan buat lo. Nyokap gue yang nyiapin lho!" sapa gadis itu. Menyodorkan plastik bawaannya pada Arilla.
"Makasih Ndri. Gue jadi repotin lo terus." Arilla menerima sarapan pemberian Indri.
"Eh?" Indri baru menyadari seorang lelaki yang tertidur melipat tangan di deretan kursi.
"Siapa nih?" tanya gadis itu."Temen gue," jawab Arilla.
"Temen apa pacar?"
"Temen Ndri. Cowok gue enggak di sini!" sergah Arilla cepat.
"Ya kali, ini selingkuhan lo."
"Huss!" Arilla langsung menghardik.
"Pules amat? Tidur di rumah sakit aja pake ngorok segala. Betah ni orang," komentar Indri mendengar dengkuran halus Joshua.
Arilla kembali membangunkan Joshua. Kali ini seraya menggoncangkan tangannya yang terlipat di dada.
"Bangun Jo! Udah siang. Lo enggak pulang?"
Tampak Joshua menggeliat pelan.
"Jam berapa Rill?" tanya lelaki itu malas. Tanpa membuka jaket yang menutupi wajahnya."Jam enam. Lo enggak ada kegiatan emang? Ntar kesiangan, lho!" jawab Arilla.
"Enggak ... enggak ada," sahut Joshua singkat. Masih terdengar serak.
Indri menelengkan kepalanya. Menatap aneh pada Joshua yang tampak akrab dengan Arilla.
"Rill ... gimana Nyokap lo? Ada kemajuan?" tanya Indri kemudian.
"Belum Ndri. Masih sama," jawab Arilla lesu.
Indri tampak prihatin. Mengusap lengan Arilla. "Sabar yah?"
Arilla mengangguk. "Kayaknya gue harus balik kerja lagi."
"Kenapa?" Indri tak mengerti.
"Ya gue butuh uang lah, buat makan. Biaya rumah sakit emang ditanggung asuransi, tapi kalo kebutuhan gue? Kontrakan rumah? Siapa yang bayar?"
Indri terdiam. Benar juga. Arilla harus memikirkan itu, sekarang dia harus menanggung hidupnya sendiri. Karna entah kapan ibunya akan kembali pulih. Mengingat kondisinya saja masih koma sekarang.
Mendengar suara obrolan kedua gadis itu, Joshua terbangun. Ia membuka jaket yang menutupi wajahnya. Merasa asing dengan suara lain selain Arilla.
Arilla dan Indri memutus obrolan mereka.
Joshua menatap siapa orang yang mengobrol dengan Arilla. Pemuda itu mengernyit, merasa tak mengenali Indri. Hingga gadis itu tampak canggung ditatap seperti itu.
"Ini temen kerja gue. Namanya Indri." Arilla menjawab mata penasaran Joshua.
"Ndri, ini Joshua," lanjut Arilla.
Joshua bangkit dari rebahannya. Lalu duduk dan menyalami Indri.
"Sorry. Ganggu lo tidur," ujar Indri.
Joshua tersenyum. Masih mengusap-usap wajah kantuknya.
"Gue ke toilet dulu Rill." Pemuda itu meregangkan badannya seraya meninggalkan tempat itu.Indri menatap kepergian Joshua tanpa sadar.
"Naksir?" tanya Arilla.
Indri terkesiap. "Dih? Apaan?" tangkisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARYAN (tamat) Lengkap ✅
Teen Fiction18+ Mengandung adegan kekerasan, hotkiss, vulgar. Yang di bawah umur tidak dianjurkan untuk membaca. Cerita pasaran tentang benci jadi cinta. Ini cerita pertama gue di wattpad. Aryan. Cowok dingin dan arogan yang bertemu gadis judes bernama Arilla...