Kirani baru saja menginjakkan kaki di parkiran kantor tempatnya bekerja, saat kemudian ia melihat Ray keluar dari mobilnya dan melangkah menghampiri.
Wanita itu tertegun. Menatap kedatangan Raynold dengan was-was. Tapi ia sudah bisa menduga, kalau setelah pertemuan mereka beberapa malam lalu, Ray pasti akan datang mencarinya.
"Selamat malam Ran ...," sapa lelaki yang mengenakan kemeja biru itu.
Kirani masih diam di tempatnya. Menatap lelaki itu dingin.
"Bisa makan malam denganku sekarang? Aku mohon," lanjut Ray sungguh-sungguh. Menatap Kirani lekat-lekat.
Wanita itu berfikir sejenak. Kemudian menganggukkan kepala tanda setuju.
Ray memintanya berjalan lebih dulu menuju mobilnya. Kemudian membukakan pintu mobil untuk wanita itu.
"Maaf ... jika aku meminta bertemu denganmu tanpa janji lebih dulu." Ray buka suara saat mobil sudah melaju.
Kirani hanya tersenyum samar.
Tak berapa lama, mereka telah tiba di sebuah Resto. Ray mempersilahkan Kirani duduk di tempat yang sudah ia pesan.
"Apa kabar kamu Ran?" Lelaki itu memulai pembicaraan.
"Aku baik," sahut Kirani tanpa berani menatap Ray.
"Aku tidak tau tentang Yudha. Maaf ... aku turut berduka."
Kirani tersenyum pahit.
"Terimakasih ...."Ray menarik nafas. Menatap wanita itu dalam. Wanita yang masih nampak canggung di hadapannya. "Sejak pertama bertemu Arill, aku sudah merasa dia mengingatkan aku sama kamu. Aku pikir hanya kebetulan saja kalian mirip. Aku tak menyangka, kalau dia adalah putri kamu dan Yudha."
Kirani tersenyum kecil. "Aku juga tak menyangka, anak lelaki tampan yang sering datang kerumah itu adalah putramu. Jujur saja, aku menyukainya. Dia pintar mengambil hatiku."
Ray tersenyum simpul. Mengedarkan pandangannya ke segala arah. "Dia kebanggaanku."
"Maaf sebelumnya. Awalnya aku tak faham, bagaimana mungkin kamu bisa memiliki putra seusia Aryan. Aku menanyakannya pada Arill dan dia memberitahuku soal Aryan. Aku minta maaf jika lancang menanyakan ini. Tapi ... siapa orang tua Aryan?"
Ray terdiam sejenak. "Kamu ingat Ardi?"
Kirani terdiam sejenak. "Ardi? Teman kuliah kamu itu?"
Ray mengiyakan.
"Iya. Tentu aku ingat. Dia salah satu mahasiswa paling tampan di angkatanmu," jawab Kirani diselingi canda.
Ray tersenyum mendengarnya. "Saat aku merantau ke Australia, aku sempat menumpang di rumahnya selama beberapa bulan. Saat itu dia sudah menikah dengan wanita turunan Korea-Indonesia. Namanya Jasmine. Bahkan mereka telah memiliki bayi laki-laki dan bayi itu adalah Aryan."
Kirani mendengarkan dengan seksama.
"Ardi sudah lebih dari saudara bagiku. Di saat aku datang padanya tanpa memiliki apa-apa, dia dengan sukarela menampungku, membantuku mendapatkan pekerjaan di sana. Hingga beberapa bulan setelah aku bisa memiliki apartemen sendiri, dia dan istrinya mengalamai kecelakaan mobil. Di saat terakhirnya di rumah sakit, dia sempat menitipkan Aryan padaku. Tentu aku menerimanya. Karna jasmine sudah tak memiliki keluarga lagi di Australia."
Ray melanjutkan ceritanya. "Aku sempat mencari tau keberadaan keluarga Ardi di Jakarta. Dan ternyata, Ardi hanya memiliki seorang ayah dan ibu tiri yang sudah tak peduli lagi padanya. Jadi aku putuskan, aku tak memberi tahu mereka tentang Aryan. Aku hanya mengabarkan kalau Ardi dan istrinya meninggal di Australia. Bahkan mendengar musibah itupun mereka tampak tak peduli. Aku juga sempat mencari keberadaanmu saat itu. Dan aku terkejut, saat tau kamu sudah menikah dengan Yudha. Bahkan aku tau kalian sudah mempunyai anak. Aku sedikit merasa kecewa padamu Ran. Karna begitu cepat melupakan aku. Tapi aku juga lega, karna ada pria sebaik Yudha di samping kamu yang bisa menjaga kamu. Aku tau dia sahabat baik kamu. Jadi aku putuskan kembali ke Australia waktu itu," papar Ray panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARYAN (tamat) Lengkap ✅
Teen Fiction18+ Mengandung adegan kekerasan, hotkiss, vulgar. Yang di bawah umur tidak dianjurkan untuk membaca. Cerita pasaran tentang benci jadi cinta. Ini cerita pertama gue di wattpad. Aryan. Cowok dingin dan arogan yang bertemu gadis judes bernama Arilla...